Aditya Banyu Samudra- Milliana Keumala Lynn
Sosok masa lalu yang menembus ruang dan waktu hanya untuk bisa bertemu. Janji Banyu untuk Milli di kehidupan dulu. Rasa sakit Milli yang memberontak menjadi rasa lain bernama rindu. Seandainya Milli tak me...
Milli berlari-lari menuruni tangga di samping kelas X-A. Wajahnya menyiratkan kepanikan, sapaan dari beberapa teman kelas lain tak ia pedulikan. Baru saja ia mendapat kabar dari Aras bahwa Banyu didatangi siswa SMK tetangga. Mereka menginginkan pedang samurai yang diwarisi Banyu dari ayahnya itu.
"Kak Latif, Banyu di mana?" tanya Milli yang berpapasan dengan Latif di pintu gerbang. Mati-matian ia coba mengatur nafasnya yang tak beraturan.
"Di warung Bang Jeki. Lagi rokok-an tuh," kata Latif.
"Katanya Kak Aras, dia didatengin anak SMK?"
"Oh, iya. Itu mereka di sana,"
"Kok Kak Latif malah pergi?" tanya Milli bingung.
"PR gue belom beres Mill. Bisa dikasih tengkorak gue sama Pak Herman kalo nggak ngerjain!"
Milli tersenyum mencibir sepeninggal Latif. Dia lebih takut mendapat tengkorak di nilainya daripada membantu Banyu menghadapi anak SMK itu.
"Banyu!!" teriak Milli dari luar warung. Otomatis seisi warung menatap ke arahnya, mengamati penuh rasa heran. "Bang Jeki, Banyu ke--" Milli tak melanjutkan pertanyaannya setelah melihat arah tunjukan Bang Jeki yang mengarah ke belakang warung. Tempat itu memang dibuat bertingkat, dengan tangga semen di bagian belakang, memungkinkan beberapa siswa untuk bisa naik ke lantai dua dan menikmati rokoknya.
"Milli!!" Banyu terbelalak kaget melihat kedatangan Milli dari tangga. Di sampingnya seorang lelaki tak kalah tampan tengah duduk bersila sambil menghisap rokoknya.
"Kalian berdua?" Milli menggigit bibir bawahnya kesal bukan main. Ia merasa dibodohi oleh berita dari Aras, "Damar!! Ngapain lo ke sini?" tegurnya muak.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Maen aja. Masih mau nyoba nawar pedangnya Banyu!" jawab lelaki bernama Damar yang sebenarnya adalah teman Banyu dari SMP dan sangat dikenal Milli.
"Kalian bikin jantung gue hampir copot!!" geram Milli bersungut-sungut seraya berjalan ke arah Banyu dan menyomot begitu saja teh kotak di tangan lelakinya.
"Lha emang kenapa?" tanya Damar tanpa rasa bersalah. "Lo khawatir Banyu gue apa-apain?"
Mendengar pertanyaan Damar, justru Banyu yang tertawa. Ia sampai menutup mulutnya geli, antara tersipu atau bahkan tersanjung mengetahui Milli khawatir padanya.
"Gue khawatir kalian bunuh-bunuhan," sahut Milli ketus. "Nyu! Abis!!!" rengeknya mengulurkan bungkus minuman hasil rampasannya pada Banyu.
"Ambil lagi di bawah, nanti gue yang bayar," ucap Banyu.
"Kalo suruh ambil sendiri sih gue juga nggak perlu ngomong sama lo!"
Banyu yang paham maksud Milli segera berdiri. Ia turun dari tangga tanpa berbicara apa-apa bahkan menolak permintaan Milli. Damar saja yang melihatnya sampai geleng-geleng kepala.