Hari itu, tepat tiga hari setelah pengumuman ujian kelulusan kelas XII. Tepat seperti dugaan, Banyu lulus dengan nilai memuaskan, tertinggi sekelas paralel untuk jurusan IPA. Milli ikut bangga mendengar kabar bahagia itu. Terhanyut dalam euphoria kebanggaan, Banyu seakan berada di dunia paling membahagiakan.
"Lo daripada pelihara Enzo, mending pelihara Milli Nyu, galaknya galakan Milli, serius gue," celetuk Aras yang langsung mendapat hadiah lemparan sandal dari Milli.
Di halaman belakang rumah Banyu, pesta perpisahan kecil diadakan. Tidak banyak yang datang, namun Damar dan Ajeng ikut datang memeriahkan. Sejak awal, Milli sudah gerah dengan gerakan Ajeng yang terus menempel kepada Banyu, ke manapun Banyu pergi. Dia terus mengekor, seolah takut Banyu tercelup ke bak mandi dan terhisap ke dalam lubang pembuangannya.
"Mereka udah putus lama," tiba-tiba Damar mendekati Milli, ikut membantu Milli mengipas ayam yang tengah dipanggangnya.
"Eh?" jelas Milli kaget. Banyu tak pernah bercerita tentang kandasnya hubungan mereka. Selama ini Milli pikir Banyu diam karena memang hubungan keduanya baik-baik saja.
"Setelah kalian study tour tiga bulan yang lalu itu, mereka putus."
"Terus dia ngapain di sini?" Milli mengedikkan dagunya ke arah Ajeng.
"Banyu yang ngundang. Katanya perpisahan harus dirayakan," jawab Damar.
"Banyu konslet!" sungut Milli tak habis pikir. "Kenapa putus?" tanyanya.
"Lo tanya sendiri ke Banyu lah. Gue kan cuma dapet dari versi Ajeng."
"Emang apa kata Ajeng?"
"Katanya Banyu nggak bisa berkomitmen. Dia jatuh cinta sama perempuan laen."
"Banyu bilang gitu?" sentak Milli tak menyangka. Ia jujur terkejut. Selama ini, Banyu yang ia kenal adalah lelaki yang sangat pandai menjaga perasaan seorang perempuan. Bagi Banyu, menyakiti hati perempuan adalah sama saja dengan menyakiti hati ibunya.
"Iya. Awalnya gue juga kaget sih. Cuma katanya Banyu punya alasan buat nglakuin itu," ucap Damar lirih, ia takut Banyu mendengar jika dirinya tengah dibicarakan.
"Alasan?"
"Ajeng membenci lo. Makanya Banyu memilih ninggalin Ajeng buat lo."
Mata Milli terbelalak, "Gue? Dia benci gue?"
"Lo selalu merebut perhatian Banyu. Makanya setiap Banyu ngasih penjelasan ke Ajeng mengenai lo, Ajeng marah."
"Dan akhirnya mereka putus?"
"Iya."
"Banyu nggak pernah cerita ke gue soal itu. Bahkan kalo lo nggak ngomong aja gue taunya mereka masih baik-baik aja."
Damar mengusap lembut kepala Milli, sengaja mengelap bekas kecap di tangannya tanpa Milli sadari, "Banyu nggak mau bikin lo ngerasa nggak enak atau bersalah karena kegagalan hubungannya. Gue yakin, Banyu ngundang Ajeng ke sini juga dalam rangka pencitraan biar lo taunya mereka masih pacaran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Banyu Untuk Milli
RomanceAditya Banyu Samudra- Milliana Keumala Lynn Sosok masa lalu yang menembus ruang dan waktu hanya untuk bisa bertemu. Janji Banyu untuk Milli di kehidupan dulu. Rasa sakit Milli yang memberontak menjadi rasa lain bernama rindu. Seandainya Milli tak me...