Kepada Hati Itu

1.6K 293 58
                                        


"Milli, makan!!" ajak Nila, teman sekamar Milli yang juga teman sekelasnya.

Milli menggeleng sambil mengibaskan rambutnya yang basah. Tubuhnya masih terasa lelah setelah perjalanan hampir sehari semalam tanpa bisa merenggangkan kakinya. Ia justru merentangkan tubuhnya di atas ranjang.

"Nanti aja La. Gue masih lemes banget nih. Kita malem ini nggak ada agenda apa-apa 'kan?" tanya Milli.

"Enggak. Abis makan malam, kegiatan bebas aja kok. Yang mau jalan-jalan boleh tapi dibatasi sampe jam 10 harus udah balik lagi ke hotel," jelas Nila.

"Oh, iya oke. Nanti gue susul ke bawah kalo udah enakan. Masih kayak diacak-acak nih perut gue."

Nila mengangguk, ia melambai pada Milli dan menghilang di balik pintu. Sendirian, Milli memainkan ponselnya. Ada pesan dari Banyu tertera di layar ponselnya.

Nila turun sendiri, lo nggak makan?

Milli tersenyum. Jika Banyu bertanya seperti itu, berarti ia sudah ada di ruang makan bersama yang lain.

Gue masih mual. Baru selesai mandi. Lemes badan. Balas Milli tersenyum-senyum sendiri.

Banyu tak menjawab lagi. Mata Milli menatap nanar ke arah langit-langit. Bayangan Banyu ada dalam pandangannya. Mengetahui bahwa Banyu kini ada yang memiliki, sedikit banyak Milli tak rela. Banyu banyak kehilangan waktu bersamanya, apalagi kini perhatian Banyu terbagi antara dirinya dan Ajeng.

"Mill!!" sebuah panggilan dan ketukan di pintu mengagetkan Milli. Suara yang sangat familiar dan seksi.

"Gue udah bilang masih males makan," rengek Milli begitu wajah Banyu-lah yang muncul di balik pintu dengan sepiring nasi goreng dilengkapi teh hangat.

"Tadi sebelom nyebrang nggak makan, sekarang nggak makan, jangan jadi kurus deh!" sungut Banyu nyelonong masuk saja tanpa permisi.

"Jadi lo lebih takut gue jadi kurus ketimbang gue sakit?" Milli berkacak pinggang sambil melotot ke arah Banyu yang duduk di ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi lo lebih takut gue jadi kurus ketimbang gue sakit?" Milli berkacak pinggang sambil melotot ke arah Banyu yang duduk di ranjang.

Banyu nyengir, tangannya terampil memasukkan sepotong kerupuk ke mulut Milli yang menghindar, "Lo tau gue banget Mill. Soalnya kalo lo kurus, gue pasti jatuh cinta beneran sama lo!"

"Gue nggak gendut yaa!!" protes Milli spontan menggigit bahu Banyu tanpa peringatan.

"Aw! Iya nggak gendut! Lo itu bohai, semok tiada tara!!"

Milli terkikik mendengar ucapan Banyu yang sebenarnya menghinanya itu. Tubuh Milli yang pendek, dengan bentuk tubuh sintal seksi benar-benar menjadi bahan ledekan Banyu setiap saat. Padahal untuk ukuran perempuan, Milli termasuk ke dalam golongan kurus seksi.

"Pantes lo lebih milih macarin si Ajeng daripada gue ya," goda Milli.

"Mati!!! Gue belom ngasih kabar ke Ajeng sejak berangkat kemaren. Perang dunia nih!!" ucap Banyu panik.

Banyu Untuk MilliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang