Aditya Banyu Samudra- Milliana Keumala Lynn
Sosok masa lalu yang menembus ruang dan waktu hanya untuk bisa bertemu. Janji Banyu untuk Milli di kehidupan dulu. Rasa sakit Milli yang memberontak menjadi rasa lain bernama rindu. Seandainya Milli tak me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kala itu musim semi di Jepang, daun-daun momiji berwarna damai menebar seisi jalan. Angin semilir berhembus, menambah rasa rindu di hati pada nyamannya bumi.
"Banyu!!"
Banyu hanya menggeliat kecil, ia masih enggan membuka mata meski kecupan Milli terus mendarat di pipinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kalo nggak buka mata gue cipok bibir lo!!" ancam Milli serius.
Bukannya membuka mata, Banyu justru menggerakkan kepalanya, menghadap Milli. Bibirnya membuat lengkung senyum, namun matanya tetap tertutup. Hidungnya yang mancung kembang-kempis tak sabar.
"Gue serius Nyu!" sentak Milli.
"Buruan!" desis Banyu lirih, menantang.
Kesal, Milli mengunci kepala Banyu dengan dua telapak tangannya agar tidak bergerak ke mana-mana. Ditindihnya tubuh Banyu yang setengah terlentang itu. Lalu kilat, Milli menggigit hidung mancung Banyu kuat-kuat, tanpa ampun.
"IBUUUUU!!! AWW! AWW! SAKIT! AMPUN MILL! AMPUNN!!" teriak Banyu histeris namun Milli tak juga melepas gigitannya.
Teriakan Banyu mewarnai pagi di Jepang nan cerah itu. Warna-warna bunga ikut menari menyemarakkan rasa bahagia di hatinya. Keberhasilannya membawa Milli kabur dari Febri adalah pencapaian tertinggi. Ia puas, Milli bisa ia bawa bersamanya untuk merayakan ulang tahun ke-16nya di Jepang.
"Milli!! Cium aja cium! Jangan digigit! Nanti kalo idung gue putus nggak ganteng lagi gue!!" rengek Banyu hampir menyerah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.