Part Nine

265 33 0
                                    

Namjoon tersekap di kamarnya. Entah bagaimana,ayahnya bisa tahu hubungannya dengan Seokjin. Namjoon menghempaskan lampu tidurnya ke pintu kamarnya. Mengakibatkan bunyi pecahan kaca yang nyaring. Kaca-kaca dari lampu tidur itu berserakan di sekitar kamar. Salah pijak maka kaca-kaca itu akan menancap di kaki Namjoon. Merusak barang merupakan keahlian Namjoon. Dia melirik ponselnya. Tiada satu pun panggilan atau pesanannya di balas oleh Seokjin. Namjoon menjambak kasar rambutnya.

"ARGHH!!!"

Tuan Kim hanya menatap datar pintu kamar anaknya. Puan Kim gusar mendengar suara pecahan kaca dan teriakan Namjoon.

"Yeobo kesian Namjoon"
"Ini pelajaran buatnya"
"Apa salahnya Namjoon punya kekasih? Kau tidak memikirkan kebahagiaan anakmu?"
"Masalahnya di sini dia memacari jalang"
"Darimana kau tahu Seokjin jalang?"
"Dia mendekati anakku"
"Lebih tepatnya anakmu yang mendekatinya"
"Kau tahu dari mana?"
"Kau pikir aku cuek soal Namjoon? Aku menghantar stalker untuk mengawasinya supaya dia baik-baik saja,kalau kau? Kau hanya tahu menghukumnya bila melakukan kesalahan,hanya tahu menghadkan pergerakan Namjoon kau seakan memborgol kaki dan tangannya dan tidak peduli kalau Namjoon sedang depresi"

Tuan Kim terdiam. Puan Kim meninggalkan suaminya sendiri di ruang tamu. Dia lebih memilih menjenguk Namjoon.

"Namjoonie,sayang apa kau baik-baik saja"
"Aku baik-baik saja omma"
"Maafkan omma ne"
"Gwaenchana omma"

Suara Namjoon terdengar lirih.

Seokjin menangis di pangkuan Ken,sahabatnya.

"Sudahlah Jinnie"
"Hiks aku salah Ken hiks gara-gara aku Namjoon disekap oleh ayahnya sendiri hiks aku teruk"
"Tidak kok yang teruk itu ayahnya Namjoon kenapa dia sampai menyekap anaknya sendiri"

Seokjin meraung dan menangis semaunya di pangkuan Ken dan sahabatnya itu hanya mampu mengusap lembut surai Seokjin.

"Sabarlah Jinnie"

Namjoon membongkar laci nakasnya. Dia mencari painkiller yang dapat membantunya mengurangkan sakit di kepalanya.

"Arghh!!"

Namjoon meremas helaian brunettenya. Kepalanya serasa akan pecah. Dengan tergesa-gesa Namjoon menelan pil tersebut dan seketika kemudian kepalanya terasa ringan. Dia membaringkan tubuhnya di atas ranjangnya. Melelapkan matanya dan tertidur. Menuju alam mimpi. Padahal masih siang untuk tidur tapi Namjoon peduli apa. Toh yang tidur dia.
.
.
TBC

Nggak sanggup mengetik lagi. Kitati bacanya. 😭🐰 btw makasih reader and vomenter 🐰❤🐰❤🐰❤🐰

SnowdropTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang