Part Fifteen

251 29 0
                                    

Seokjin berada di dalam pelukan hangat Puan Kim, setelah Tiffany keluar tadi, Namjoon menggerakkan jarinya, mereka tentunya terkejut tapi Lim uisa bilang Namjoon hanya terkejut. Seokjin terpaksa menelan kekecewaannya.

"Sabarlah nak"
"Apa yang kau lakukan di sini?"

Puan Kim dan Seokjin menoleh ke pintu. Di sana Tuan Kim berdiri dengan angkuh bersama Tiffany di sebelahnya.

"Kim Jiwon! Apa yang dia lakukan di sini?! Jawab aku!"
"Hanya dia yang Namjoon perlukan untuk terus bertahan makanya aku membawanya ke mari"
"Usir dia sekarang! Yang dibutuhkan Namjoon untuk Tiffany bukan jalang ini"

Seokjin meremas hujung kaos yang dipakainya. Tiffany menyeringai seram.

"Nyonya, aku pamit ya"
"Tidak Seokjin, berdiri di sini jangan beranjak, nyonya harus membuat pak tua ini sepenuhnya sadar anaknya bukan robot"

Puan Kim menggenggam tangan Seokjin erat.

"Jiwon, apa yang aku bilang? Usir dia keluar"
"Tidak akan, dia yang Namjoon butuhkan bukan dia! Aku heran, Seokjin berpakaian sopan begini, ya dia pelayan di bar, tapi bukan untuk disewa,pandai menjaga adabnya kau bilang jalang, terus wanita ini? Pakaiannya saja kurang kainnya, kurang ajar pada Seokjin pula"
"Jaga bicaramu Jiwon"
"Kenapa? kau tercabar? Almarhum istrimu pasti kecewa melihat kau membesarkan Namjoon seperti ini"

Tuan Kim menunduk. Tiffany memutar bola matanya.

"Kau lupa? Haejin memberikanmu tanggungjawab untuk membesarkan Namjoon dengan penuh kasih sayang, bukan menekannya, liat hasil perbuatanmu"

Tuan Kim melihat Namjoon terbaring koma di atas ranjang. Sedikit-sedikit Tuan Kim sadar kesilapannya.

"Saat Namjoon sudah menemukan orang yang dicintainya,kau memisahkan mereka dan menjodohkan Namjoon dengan mantannya,sama saja kau mengoyak paksa luka lamanya,kau saja tidak tahu kenapa sampai Namjoon memutuskannya"

Seokjin diam menatap Tuan Kim yang berkaca-kaca. Seokjin tidak berani menginterupsi dua orang yang sedang berbicara serius itu. Tiffany hanya diam berdiri.

"Kau tau kenapa Namjoon memutuskannya?"
"Kenapa?"
"Karna dia menemui jalang ini tidur dengan lelaki lain"

Tiffany buru-buru keluar dari ruangan itu. Berlari keluar lebih tepatnya. Seokjin juga kaget. Tuan Kim? Jangan tanya reaksinya.

"Sekarang kau tau silapmu Tuan Kim"

Dengan air mata membasahi pipinya,Tuan Kim mendekati ranjang Namjoon.

"Maafkan appa, Namjoonie"

Tuan Kim memeluk anak semata wayangnya yang terbaring kaku di atas ranjang. Selepas puas menangis dalam pelukan anaknya yang koma, Tuan Kim melepas pelukannya dan membersihkan noda air mata di pipi tirusnya.

"Sudah?"
"Hm"
"Kau belum habis meminta maaf, kau tau itu kan?"

Tuan Kim menghampiri Seokjin dan berlutut. Seokjin tentunya kaget dan memaksa Tuan Kim bangkit.

"Maafkan aku Seokjin-ssi, aku menghancurkan hubungan kalian, aku salah faham melihatmu keluar dari bar tempoh hari"
"Tuan, bangun! Saya sudah memaafkan tuan"
"Jangan panggil tuan, panggil appa,seperti cara Namjoon memanggilku, karna kau adalah bakal mantuku"

Seokjin terkejut tentunya. Puan Kim memeluk suaminya dan merapalkan ucapan terima kasih berkali-kali. Seokjin bersyukur di dalam hati.

"Jin...Jinseok hyung? Omma? Appa?"
"Namjoonie?!"

Seokjin sedikit berlari menghampiri ranjang Namjoon. Dipeluknya Namjoon sampai lelaki itu sesak nafas dibuatnya.

"Kau sadar Joonie? Hyung di sini"
"Aku merinduimu hyung"
"Aku lagi merindukanmu"

Seokjin melap cairan bening yang berbekas di pipi kekasihnya.

"Terima Kasih karna bertahan Joonie"
"Ke mari hyung"

Seokjin mendekatkan wajahnya dan

Cup!
Siapa yang tidak kaget kalau dicium tiba-tiba seperti itu. Pipi Seokjin yang awalnya putih langsung berubah merah.

"Ehem masih ada kami di sini"
"Ya, kalau mau mesraan sana nikah dulu"

Puan Kim terkekeh mendengar penuturan suaminya. Namjoon kaget? Sangat.

"Appa minta maaf mengekang dan memaksakan kemauan appa padamu, Namjoon"
"Aku sudah memaafkan appa"

Pasangan ayah dan anak itu berpelukan erat. Lim uisa kembali untuk mengecek keadaan Namjoon dan untunglah, tubuhnya kembali stabil.

"Istirahatlah di sini untuk beberapa hari, setelah itu kau bisa pulang"
"Terima kasih uisa"
"Sama-sama sudah memang tanggungjawab saya, saya pamit dulu"
"Ya uisa"

Namjoon duduk bersandar di bedcover ranjang. Tuan Kim sudah kembali ke kantor karna ada rapat penting. Puan Kim sedang turun ke kantin untuk membelikan makanan untuk Namjoon.

"Omma datang, kalian tidak macam-macam kan tadi?"
"Tidak kok omma"

Puan Kim menyerahkan kimbap pesanan anaknya pada Namjoon.

"Nah Seokjinnie, makan dulu"
"Terima Kasih nyonya"
"Jangan nyonya, omma"
"Ne nyo eh omma"

Baru saja ingin duduk,

"Jinseok hyung, suapin"
"Manjanya kumat lagi"
"Bisa yaa"
"Ya ya"

Seokjin menghampiri dan meraih sumpit untuk menyuapi Namjoon.

"Enakk apalagi kalau Jinseok hyung yang suap"
"Makan jangan bicara"

Puan Kim tertawa melihat gelagat mereka.

"Jangan jadikan omma laler di sini"
"Mian omma"

Puan Kim tertawa sekali lagi.

'Cepetan nikah kasi omma cucu-cucu yang lucu'
.
.
TBC

FINALLY! Semua pair sudah dekat end! Kurang udah tugasan bunny, btw maafkan typonya ya, sila follow akun kedua bunny untuk crack pair okay! jeonsapphire20 voment juseyo~

SnowdropTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang