Puan Kim panik. Tadi saat dia masuk ke kamar Namjoon untuk menghantar sarapan,dia menemui Namjoon terkapar pingsan di atas lantai kamarnya. Dengan panik dia menelepon ambulans.
"Hiks Namjoonie bertahan"
Puan Kim mengotak-atik ponsel Namjoon,mencari kontak Seokjin.
"Yeoboseyo,nak Seokjin?"
"........"
"Datang ke Seoul Hospital nak"
"........"
"Iya terima kasih nak"Puan Kim duduk gusar di hadapan pintu ruang operasi Namjoon. Dia sedang diperiksa di dalam. Tidak berapa lama kemudian,terdengar langkah kaki yang riuh mendekati Puan Kim.
"Nak Seokjin?"
"Iya saya Kim Seokjin,nyonya"
"Namjoon,nak"
"Iya saya mohon nyonya sabar"Seokjin mendekap Puan Kim. Puan Kim menangis di bahu Seokjin. Seokjin juga meneteskan air matanya mengetahui kalau kekasihnya itu masuk rumah sakit. Tidak lama kemudian,dokter yang mengecek Namjoon keluar dari ruangan operasi.
"Siapa di sini keluarga Tuan Kim Namjoon?"
"Saya uisa,saya ibunya"
"Baiklah sila ikut saya nyonya"Puan Kim mengikuti langkah dokter bernametag Lim Hyunsik itu ke dalam ruangannya. Seokjin terduduk di bangku rumah sakit. Hatinya hancur berkeping melihat orang yang sudah tiga bulan ini menjadi pacarnya.
"Maafkan aku tidak ada di sisimu saat kau memerlukanku,Joonie"
Pintu ruangan dokter Lim tadi terbuka dan Puan Kim keluar dengan wajahnya yang tertunduk lesu. Seokjin segera menghampirinya.
"Kenapa nyonya?"
"Uisa itu bilang,Namjoon mengkonsumsi terlalu banyak painkiller hingga membuatnya pingsan"
"Syukurlah Namjoon tidak apa-apa nyonya"
"Iya, dia depresi nak, ayahnya terlalu mengekang pergerakannya"
"Iya nyonya, Namjoon selalu bercerita padaku"
"Apalagi sekarang ayahnya menjodohkannya dengan mantannya, itu yang membuatkan Namjoon semakin depresi, nyonya khawatir kalau dibiarkan, Namjoon bisa-bisa melukai dirinya"
"Nyonya sabar ya,ayo kita masuk ke dalam dulu,saya akan bantu nyonya merawat Namjoon sampai sembuh"
"Hanya kau satu-satunya harapan nyonya nak Seokjin,terima kasih banyak"
"Tidak masalah kok nyonya"Mereka berdua memasuki ruang rawat Namjoon, hati Seokjin teriris melihat orang yang dcintainya terbaring tidak sadarkan diri di atas ranjang rumah sakit.
"Cepatlah sadar Joonie, aku merindukanmu"
Puan Kim tersenyum hangat melihat Seokjin mengelus helaian brunette Namjoon dengan hati-hati.
'Kau pasangan yang tepat buatnya, biarpun aku bukan ibunya, aku sudah mengasuhnya sejak dia berusia tujuh tahun'
Puan Kim keluar dari ruangan rawat Namjoon untuk menelepon suaminya. Seokjin mengelus helaian rambut Namjoon dengan telatan. Menyisipkan setiap helaiannya di antara jari-jari kurusnya.
"Bukankah kau merindukanku Namjoonie? Aku sudah di sini, sadarlah, kumohon"
Setetes kristal bening jatuh dari pelupuk mata Seokjin, mengenai tangan Namjoon.
"Kapan kau sadar? Biarpun baru beberapa jam lalu, kumohon sadar, aku rindu melihat iris kelammu menatapku dengan cinta, cepatlah sadar"
Seokjin menghapus jejak air mata di pipinya, dia mengambil sebelah tangan Namjoon dan menempelkanya ke pipinya.
"Aku rindu saat kau mengusap pipiku seperti ini"
Brak!
"Apa yang kau lakukan di sini jalang?"Seokjin menoleh ke arah pintu, dia melihat seorang wanita yang seksi dan bajunya, sepertinya dia tidak punya uang yang cukup buat membeli kain, karna baju yang dipakainya kekurangan kain. Seokjin hairan sendiri, siapa yang jalang di sini.
"Anda siapa?"
"Tiffany Hwang, istrinya Namjoon"
"Hmm setauku, Namjoon belum punya istri dan namamu sepertinya sama dengan nama mantan Namjoon, oh apa kau memang mantannya tapi sok mengaku istrinya? Woah siapa yang jalang sekarang?"
"Jangan kurang ajar"Tiffany maju untuk menampar Seokjin. Puan Kim datang dan menghalang tangan Tiffany daripada mendarat di pipi Seokjin.
"Apa yang kau lakukan? Untuk apa kau berada di sini?"
Tiffany membeku melihat tatapan tajam Puan Kim yang menusuk jantungnya.
"Keluar sekarang"
.
.
TBCMaaf yaa bunny lama nggak update ff ini, soalnya bunny busy dengan fic lagi satu, yang sudah dekat end makanya bunny habisin. Maaf yaaa jeongmal jeosenghabnida 😭😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Snowdrop
RomanceJimin terpuruk. Ahli keluarganya mati terbunuh. Tiada yang boleh dilakukan olehnya selain daripada menangisi mereka. Taehyung dilema. Tidak tahu sama ada dia mahu memilih ayahnya atau ibunya. Dia menyayangi keduanya. Namjoon sengsara. Kekejaman ayah...