Berteman

3.9K 122 6
                                    

David memarkirkan mobilnya lalu segera masuk menuju ruangan kerjanya. Mempelajari beberapa proposal yang masuk. Tak lama dering aiphone berbunyi dan terdengar suara Mia, CS kantor memberitahukan bahwa ada tamu yang ingin menemui David.

"Suruh langsung masuk saja Mia." Sahut David.

"Baik pak."

Tak lama tamu itu masuk yang tak lain adalah Dio, relasi kantor David.

"Wah sepertinya penting sekali, sampai menyempatkan kemari." Ucap David sambil mengulurkan tangan dan memeluk Dio.

"Tentu saja, karena aku akan menyampaikan kabar gembira, jadi harus bertemu langsung denganmu. Gimana kabarmu, lama kita tidak kopi darat, kau ini punya banyak kelebihan dan kau bisa mendapatkan gadis, berapapun yang kau mau." Celetuk Dio.

"Enak saja, aku bukan tipe pria seperti itu. Memangnya kau." Sahut David dan disusul tawa Dio.

"Memangnya kau membawa kabar baik apa?" Tanya David.

Dio memberikan sebuah undangan pernikahan pada David.

"Hah...jadi kau akan menikah juga? Dengan gadis itu?" Tanya David.

"Ya...sejak itu, kami intens komunikasi hingga kami merasa cocok satu sama lain dan aku melamarnya." Jelas Dio.

David mengenang kejadian beberapa bulan yang lalu, saat Dio mengajaknya bertemu dengan gadis kenalannya yang kebetulan mengajak teman. Waktu itu Dio berharap bisa memperkenalkan David pada seorang gadis, namun kenyataan berkata lain, Dio berhasil membangun hubungan itu, sedangkan David tetap saja masih menutup hatinya.

"Ah iya, aku ingat. Kau berusaha mengenalkanku dengan teman calon istrimu itu kan?"

"Iya...tapi kenapa kau mundur?" Tanya Dio.

"Entahlah...aku merasa tidak cocok saja, rasanya sulit sekali menemukan gadis yang benar-benar tulus menerimaku." Jelas David.

"Menurutku kau memang harus mencoba untuk membangun sebuah hubungan, dari situlah kau akan bisa merasakan kembali mencintai dan dicintai." Ucap Dio.

"Hmm...teori mudah, tidak Julia, kau dan semua temanku bilang seperti itu, tapi bagiku sulit sekali karena aku tidak bisa menjalin sebuah hubungan tanpa ada saling rasa meski hanya berawal dari ketertarikan." Keluh David.

"Oke...yang penting jangan terlalu lama menjomblo ya. Oya aku tidak bisa lama karena ada meeting, kutunggu kehadiranmu, usahakan ajak gadis selain Julia adikmu." Pamit Dio sambil tertawa.

David hanyaa tersenyum mendengar candaan temannya itu.

"Huh...kondangan lagi." Keluh David dengan meletakkan undangan pernikahan Dio ke atas meja kemudian ia kembali berkutat dengan berkas-berkas kerjanya.
.
.

Selepas maghrib, David berpamitan pada Julia untuk pergi ke gym.

"Julia, kakak ke gym dulu." Pamit David pada adiknya yang baru sibuk menyelesaikan revisi skripsinya.

"Yaa... oh ya kak, kalau boleh aku nitip pinjamkan DVD film ya, pilihkan yang bagus, yang penting thriller dan komedi romantis."

"Ish... kenapa tidak pergi sendiri saja sih." Keluh David.

"PR ku belum selesai kak, rencana nanti malam mau refreshing nonton, pusing ngerjain skripsi terus."

"Tapi janji tidak boleh komplain dengan film yang kakak pinjam nanti."

"Siap bos."

"Oke...kakak pergi dulu." Sapa David.
.
.
.

" Sapa David

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Forever LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang