Ungkapan Perasaan

2.6K 99 3
                                    

Jangan lupa LIKE...!

***

Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh Randy dan Dinda. Jane datang lebih awal karena ingin mengikuti prosesi akad. Dengan balutan kebaya putih tulang pas di badan, Dinda terlihat anggun ditambah setelan jas yang membalut tubuh Randy terlihat semakin gagah. Perasaan Jane sangat tidak karuan. Tentu saja, melihat pria yang dicintai berdampingan dengan dengan orang lain. Namun dia akan mencoba untuk melupakannya.

Selesai akad, pesta resepsi pun digelar dengan meriah. Pesta yang tampak elegan tentu saja semua berkat kerja keras Jane. Tak ingin berlama-lama di pesta, Jane segera menemui pengantin dan berpamitan pulang.

"Selamat ya Randy dan Dinda semoga langgeng dan samara." Ucap Jane sambil mencium pipi kanan dan kiri Dinda.

"Kenapa buru-buru, pesta juga baru dimulai. Oh ya kenapa tidak bersama David?" Tanya Randy.

"Iya ada pernikahan yang harus kupersiapkan juga. Kalau David sepertinya dia ada keperluan. Aku pamit dulu." Balas Jane dengan tak lupa menyempatkan foto bersama kedua mempelai.

"Terima kasih Jane kau luar biasa telah menyiapkan pesta se istimewa ini." Ucap Dinda.

"Yah...anggap saja sebagai kado pernikahan." Balas Jane.

Jane malangkahkan kaki keluar gedung, hilir mudik tamu undangan berdatangan dan semakin ramai, sesekali ia mendengar pujian beberapa tamu akan desain dan konsep acara, membuatnya melontarkan sesungging senyuman. Meski ia selalu berhasil memuaskan para customernya, namun impiannya untuk bisa mengkonsep pernikahannya sendiri harus ia pendam.

Tenggorokannya terasa sakit ingin menangis, namun rasanya air mata jane sudah kering dan enggan untuk mengalir. Di depan gedung Jane menantikan taksi, hingga David datang menghampirinya.

"Jane...!" Sapa David.

"David...hhh...ada apa lagi, kau mau mengasihaniku? Aku tidak ingin dikasihani atau pun dihibur." Jelas Jane ketus.

"Tidak Jane. Aku tau hal ini terasa berat bagimu dan kau pantas mendapatkan semua atas apa yang kau usahakan untuk membahagiakan orang lain, bahkan lebih dari yang orang lain dapatkan. Kau ingin tau alasanku kemari?" Jelas David sejenak berhenti berucap.

"Setelah sekian lama, aku hanya ingin ada untuk seseorang." Sahut David lagi.

Jane kaget mendengar ucapan David dan menoleh menatap David.

"Ternyata apa yang dikatakan Yasmin benar"

Air mata Jane sempat menetes. Mereka saling terdiam mematung. Melihat gadisnya menangis, ingin sekali David membelai pipi Jane dan menyeka air mata nya.

"Oya, ini ada kado kecil untukmu, aku janji setelah hari ini aku tidak akan mengganggumu lagi dan berjanjilah padaku untuk bahagia dengan tidak meneteskan air mata lagi." Jelas David.

Jane masih terdiam. Kemudian David mendekatinya dan meraih tangan jane.

"Kau lihat, banyak tamu di sini. Terimalah, supaya aku tak terlihat seperti orang bodoh." Ucap David sambil memberikan sebuah kotak kecil berwarna kuning dengan dihiasi pita merah.

David berlalu pergi meninggalkan Jane yang masih berdiri mematung. Ditatapnya kotak kuning kecil tersebut dengan sesungging senyuman.

"Maafkan aku David. Andai aku bisa mencintaimu saat ini juga. Aku berharap kau akan mendapatkan kebahagianmu. Begitu juga aku, aku akan berusaha meraih kebahagianku seperti apa katamu." Gumam Jane sambil berjalan masuk ke sebuah taksi yang datang.

Di dalam taksi, Jane masih merenungi semua hal yang telah terjadi. Kebersamaannya bersama David hingga perasaannya akan Randy. Dia mencoba untuk melupakan semua dan berharap bisa memulai lembaran baru.

Forever LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang