Rutinitas

1.1K 127 35
                                    

"Hoaaamm!!" Aku mengucek-ngucek mata seraya menguap.

Tangaku meraba-raba jam weker diatas meja samping tempat tidurku. Aku memicing.
Pukul 06.30

"Audien,lo terlambat lagi"

Aku bergegas masuk kamar mandi dan melancarkan gerakan 'mandi kilat', kemudian prepare berangkat kesekolah.

Sebelum meninggalkan kamar, kuatatap pantulan wajahku di cermin. Rambut ikalku dikuncir kuda, hanya meninggalkan ponny sehidung yang kuselipkan ketelinga. Baju putih dan rok abu-abu rapi, kaus kaki dibawah lutut, dan sepatu hitam.

Aku berlari meninggalkan kamar sambil berseru pelan.

"See u again my sweet castle!"

Kakiku bergerak gesit melewati anak tangga dan sampai diruang tamu. Bi Inah menyodorkan piring berisi roti bakar dan tangan yang satunya menggenggam susu kotak plain. Dengan sigap aku mengambil keduanya, setiap pagi aku terlatih melakukan ini.

Aku memberikan kerlingan mata pada Bi Inah dan berlari menuju garasi, sambil sesekali mengunyah roti bakar.

"Ayo berangkat pak!!" Kataku terburu-buru memasuki mobil.

"Siap Non!" Pak Bimo sudah afal betul dengan rutinitas pagiku yang selalu terlambat. Ia naik keatas mobil yang sudah dipanaskan dan langsung tancap gas.

Aku melirik jam ditanganku yang jelas menunjukan pukul 07.00. Upacara sudah dimulai! Tanganku membongkar tas, mencari-cari jadwat piket guru minggu ini.

Shit.

Hari ini Bu Sri? Seriously? Mampus gue.

Aku mengumpat dalam hati.

Kesialan pertama: Bu Sri itu guru paling kiler disekolah. Tatapannya setajam kapak, sebelum beliau berkata, tatapannya udah membunuh duluan. Gimana kiler coba? Dan masalahnya adalah hari ini jadwal piket Bu Sri. Setiap guru yang piket berhak menceramahi atau menghukum murid sesuai keinginan mereka. Bu Sri paling anti sama yang namanya 'terlambat' walau bagaimanapun alasannya. Jadi yang bisa kulakukan sekarang hanya.... PASRAH.

Aku mendengus kesal dan memasukan daftar piket guru itu kembali kedalam tas. Mataku memandang sekeliling, dan kesialan keduapun dimulai..

Kesialan kedua: Pagi ini arus kendaraan entah kenapa sangat tidak teratur. Alias 'macet'. Jadi otomatis, sampai sekolah semakin lama..

Please dong.. Jangan macet..

Akhirnya doaku dijamah tuhan, hehe. Arus sudah mulai lancar, aku kembali mengecek jam dan sudah pukul 07.15. Artinya upacara selesai 15 menit lagi, dan saat eksekusi tinggal 15 menit.

Hatiku berdebar-debar...

Inikah namanya cinta??

Plak.

Serius, jantungku berdegup kencang. AKU PANIK!

Pak Bimo meyalip mobil-mobil dengan profesional seolah memang ahli melakukan itu.

Sampai!

Eh?

Aku menginjakan kaki digerbang tepat saat upacara dibubarkan. Yang membuatku heran adalah.. sepi.

Sepi????

Memang gak upacara ya?

Mengenal SeseorangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang