Rahasia

290 51 3
                                    

"Anak-anak, hari ini adalah pengumuman ranking kelas.."

Pak Jaya mengumkan dengan suara lantang.

"Ranking satu. Jatuh kepada..."

Pasti gue.



"DIRGA!!!"


What???!!??!!!


"GAKK!!! GAK BOLEH!!!"

Aku bangun dengan posisi terduduk dan berteriak seperti orang gila. Nafasku menderu kencang. Ini mimpi terburuk yang pernah kualami.

Itu.. itu tadi.. mimpi kan?

"Awwwch!" Aku mengucek mata, menampar wajahku, bahkan mencubit seluruh tubuhku.

Cuma mimpi Din.. mimpi..

Mataku mencari-cari letak jam wekerku yang sekarang menunjukan..

"JAM EMPAT PAGI? SERIOUSLY?" Aku berseru pelan. Suara mobil melaju menjauhi rumah. Itu pasti mama.

Tiba-tiba teringat akan sesuatu.. "Raka.."

Dengan cepat kuambil ponsel dan segera menghubungi Raka lewat line.

Line message:
Audien: "Have a save flight Raka."

Raka: "Lo udah bangun? Jam segini? Makasih Din.."

Audien: "Hehe, iya gue kebangun gara-gara mimpi sialan."

Raka: "Mimpi apa emang?"

Audien: "Ga penting hehe. Lo belom take off?"

Raka: "15 menit lagi gue off. Bye Audien😙"

Audien: "Byee😙"

Misi pertama terselesaikan. Sekarang apa yang akan kulakukan?

Gue harus ngapain?
Mandi aja lah..

Aku memberanikan diri untuk mandi. Walaupun penghangat airnya berfungsi dengan baik, tapi udara dingin tetap bisa menusuk tubuhku, membuatku menggigil.

Ini pertama kalinya setelah sekian lama gue mandi layaknya orang normal. Rekor Din.

Seragam SMA sudah kukenakan dengan rapi. Sekarang menunjukan jam setengah lima.

Gue ga mungkin sarapan jam segini.. Apa gue belajar aja dulu kali ya?

Kuputuskan mempelajari mata pelajaran hari ini. Sialnya, jam pertama adalah matematika (lagi) dan ada satu soal yang belum berhasil kupecahkan.

F*ck u math!

Aku mengorat-oret sampai menghabiskan dua lembar kertas, jawabannya tetap tidak kutemukan.

Jawabannya apaan sih???

Kuurungkan niatku untuk melanjutkannya, dan memasukan semua buku kembali kedalam tas. Mataku melirik jam weker..

"Jam 5? Gue ngorat-ngoret satu soal dalam waktu 30 menit? Lama banget.." gerutuku.

Aku berfikir Bi Inah sudah masak dijam segini. Jadi kuputuskan untuk turun dan mengecek dapur.

"Pagi Bi.." Sapaku disertai sengiran manis.

Benar, ternyata Bi Inah sudah memasak jam segini. Ia berbalik badan dan terkejut melihatku.

Mengenal SeseorangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang