Ternyata

8 0 0
                                    

Keesokan harinya aku memutuskan untuk sekolah walau kepalaku masih sedikit pusing, tapi setidaknya sudah mendingan.

Saat berjalan dikoridor terlihat Dirga yang memasuki kelas lebih dulu, ia datang sedikit lebih cepat dariku.

Apa gue tanya aja ya?

Sesampainya dikelas aku menghampiri bangkunya, memberanikan diri untuk bertanya atas insiden Bi Inah dan menjengukku.

"Kemarin lo jenguk gue?"

Dirga hanya bermain ponsel tanpa menatapku, sikapnya ternyata masih sama. Aku mengira setelah menjenguk ia akan sedikit berubah, apa yang sebenarnya terjadi? Haruskah ia memperlakukanku seperti ini?

Aku yakin Dirga tidak berniat menjauhiku, selama ini kami baik-baik saja. Jika tidak dari keinginannya sendiri, pasti ada orang yang menyuruhnya melakukan ini, atau memaksanya menjauhiku. Tapi siapa?

"Siapa yang nyuruh lo ngejauhin gue kaya gini?" Aku masih menghujaninya dengan pertanyaan walaupun yang sebelumnya masih belum dijawab.

Beberapa detik tidak ada jawaban aku menyerah, "Ok, gue bakal cari tau sendiri." Aku menutup pembicaraan, kemudian melangkah duduk dibangkuku.

Jika Dirga tidak mau mengatakan penyebabnya, aku akan mencari biang masalah ini sendiri.

"Audienn!!!" Dari depan pintu Via berlari menghampiriku, memelukku yang bahkan belum sepenuhnya berdiri untuk menyambutnya.

Ia mengecek suhu badanku, meneliti tubuhku sebelum tersenyum puas. "Akhirnya lo sembuh!" Jeritnya, untung saja belum terlalu banyak orang yang datang.

"Audien,akhirnya lo berhenti bolos." Dion juga menghampiriku dengan masih menggendong tas.

Berhenti bolos? Jelas-jelas gue sakit

Aku memutar bola mata malas, "Gue gak sekolah karena sakit, bukan bolos pe-a!"

"Ok Fix, dari kata-kata lo dipastikan sembuh." Ujarnya diiringi senyuman jahil khas Dion, anak itu benar-benar konyol.

Dion kan temennya Dirga? Kenapa gue gak nanya dia aja?

"On, gue pengen ngomong bentar." Kataku sambil menarik tangannya keluar kelas, bahkab tanpa memberikannya waktu untuk menaruh ransel.

Dion mendengus, "Walaupun nama gue Dion, jangan panggil On juga kali. Jelek amat." protesnya.

Entah apa yang dia katakan aku tidak peduli, yang ada dipikiranku adalah Dirga beserta alasan kuat yang mendasari tindakannya terhadapku.

"Dion, gue minta lo jujur." Tegasku sebelum mulai bertanya.

Ia mengernyit, "Ih serem amat, santai kali."

Dion goblok, gue bener-bener serius.

"Kenapa Dirga ngejauhin gue?" Tanyaku sambil menatapnya lekat-lekat. Semoga anak ini tidak berbohong.

Dion menghela nafas, "Gue gak tau, udah pernah nanya dia juga dan nggak digubris."

Aku benar-benar tidak puas dengan jawabannya, penasaranku tidak terbalaskan. Apa sungguh Dion tidak tahu? Atau ia membantu Dirga untuk menyembunyikannya dariku?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mengenal SeseorangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang