Melelahkan

326 60 5
                                    

Aku melotot padanya, "Gak. Makasih."

Gila aja dia nganterin gue pulang? Tiba-tiba aja ngomong gitu.

"Pokoknya gue anter lo pulang." Ucapnya FLAT.

"Lo gabisa maksa gue!" Aku berseru kesal. Otakku berfikir berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi. Bisa saja dia berniat menculikku, atau jangan-jangan..dia psikopat??

"Jangan GR. Gue ga macem-macem." Ia memutar bola matanya. Setidaknya, wajahnya tidak menjunjukan ciri-ciri psikopat kejam. Tapi gue tetep ogah.

"Gue bilang GAK." Aku berteriak kesal.

"Lo gatau tentang Geng itu."

Tiba-tiba pikiranku melintas pada Raka. Dia kan Anak Karate? Kenapa ga pernah cerita?

"Kenapa gue harus percaya sama lo?"

"Karena gue ngeliat sendiri gimana mereka nindas salah satu cowo anak TIK."

Aku menatap jengkel pada cowo belagu ini. Ya kali gue nebeng sama dia? Ogah.

"Makasih ajakannya, tapi gue nunggu angkot aja." Paksaku.

"Lo tau sendiri angkot ga ada di sore gini." Untuk pertama kalinya sejak kita berbincang dia menatapku.

"Jangan ngebantah gue lagi. Sekarang, gue anterin lo pulang." Hal yang tidak pernah kuduga. Dia menarik tanganku, menggeng-
gamnya

"Lepasin gue sekarang." Perintahku ketus.

"Lo bisa kenapa-napa disini Audien." Ia menatapku. Tatapannya dingin, dan ada sedikit campuran jengkel didalamnya.

"Peduli amat lo sama gue?" Tanyaku kesal.

Dia menatapku tajam, "Jangan banyak tanya. Gue anter lo sekarang." Tangannya menarikku berdiri

Aku segera melayangkan pukulan dengan tanganku yang satunya. Shit. Dia menangkis dengan gampang.

"Gue dulu belajar Silat"

Aku melotot padanya, "Ini kriminal tau!"

"Mending lo ikut gue daripada lo kenapa-napa gara-gara anak Karate itu." Cowo belagu itu masih keras kepala.

Aku menghela nafas panjang dan mengendurkan kepalan tanganku.

Its Ok Din. Cuma nganter pulang.

"Iya." Jawabku pendek.

"Tunggu didepan gerbang, gue ngambil mobil." Ia berjalan santai menuju parkiran tanpa ekspresi.

Aku yang masih bersungut-sungut kesal berdiri depan gerbang.

Belagu

Seenaknya aja

Huh.

Aku merutukinya dalam hati. Kenapa hari ini gue apes!?

Tak lama kemudian mobilnya datang, ia menurunkan kaca dan menyuruhku naik. Dengan jengkel aku menurutinya dan membanting pintu mobil dengan sekuat tenaga.

Dimobil sama sekali tidak ada percakapan. Hanya suara mobil yang melaju.

"Gue laper. Kita turun di KFC." Dirga memecah keheningan.

What? Enak aja dia main turun di KFC!

Sejujurnya, perutku sudah lapar, jadi aku tidak membantahnya, "Terserah lo."

Dia membanting stir ke KCF. Membuka pintu mobil dan bergegas menuju pintu kfc. Aku masih mendengus dan duduk menenangkan diri didalam mobil. Ia berbalik kearah mobil dan membukakanku pintu tanpa diminta.

Mengenal SeseorangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang