Pelukan.

26 3 0
                                    

Selama di Mobil kami membicarankan banyak hal, kontras dengan kali pertama aku menaikinya. Tidak bisa kupercaya bahwa Dirga si mantan cowok belagu bisa membuatku merasa nyaman.

Karena sama-sama belum makan siang, kami memutuskan untuk mencari restaurant terlebih dahulu. Lagi pula filmnya baru dimulai setelah satu jam.

"Lo pesen apa?" Tanya Dirga sambil membolak-balikkan menu ditangannya.

Aku sudah menentukan pilihan karena sering kemari, "Gue Chicken mushroom, lo?"

Setelah berpikir sesaat, Dirga akhirnya memutuskan untuk memilih menu yang sama. Wajar saja ia tampak asing dengan restaurant ini, baru pindah selama kurang dari sebulan tentu belum sempat mencoba banyak tempat makan.

Sambil menunggu makanan, kami kembali berceloteh tentang banyak hal. Mulai dari olimpiade, kegiatan disekolah, guru, bahkan Dirga menanyakan kabar orang tuaku dan Kak Yoga.

"Jadi Kak Yoga udah balik ke London?" Tanya Dirga sebelum menyedot milkshake nya.

Aku mengangguk, "Dia cuma singgah empat hari, itupun datengnya sebulan sekali."

Kalau membicarakan Kak Yoga aku jadi merindukannya, bagaimana pun sebenarnya aku gadis yang manja dan sejak dulu penuh dengan kasih sayang. Sosok Kakak selalu kurindukan.

Kini giliran Dirga yang mengangguk, "Pasti kangen.."

Ekspresinya berubah sendu, entah apa yang ada didalam pikirannya sekarang, tapi apakah dia juga pernah merasakan hal yang sama? atau dia punya saudara?

Ternyata masih banyak yang belum gue tau..

"Kalau lo? anak tunggal?" Keinginanku untuk mengenal Dirga lebih dalam sangat menggebu-gebu.

Bagaimana selama ini aku mengakui diri sendiri bahwa menyukainya? Sedangkan masih banyak hal yang tidak ku ketahui.

Dirga tersenyum, "Gue dua bersaudara."

"Jadi lo punya adik? atau kakak?" Tanyaku memastikan.

"Adik.. cewek."

Aku mengerti sekarang kenapa Dirga bisa menjadi sangat perhatian, tentu karena adiknya adalah seorang perempuan. Kakak laki-laki pasti sangat perhatian kepada adik perempuannya.

Baru ingin menanyakan lebih banyak, menu makanan perlahan mengisi kekosongan meja kami. Pikiranku seketika teralih dan tanpa basa basi langsung melahap semua yang ada di hadapanku. Entah Dirga melihatku rakus aku tidak peduli, toh inilah diriku yang sebenarnya.

"UHUK UHUKK"

Kayaknya gue kena azab.

Aku tersedak, sungguh rasanya seperti kehabisan nafas. Sambil terkekeh Dirga menyodorkan minuman, wajahnya terlihat sangat senang. Wah, dia sungguh laknat tertawa disaat situasi seperti ini.

Glukgh....

"Ah.. leganya.." Gumamku sambil menghela nafas.

Eh..


Kayaknya ada tangan orang deh di kepala gue..


Dirga mengacak-acak rambutku, membuat tatannya jadi berantakn. Jantungku kembali bereaksi, sepertinya Dirga rutin memberiku senam jantung..

"Makan itu pelan-pelan.."

DEMI TUHAN DIA MENGATAKAN ITU SANGAT LEMBUT BESERTA EKSPRESI YANG HANGAT!! JIKA TERUS SEPERTI INI AKU BISA MATI SERANGAN JANTUNG!!

Mengenal SeseorangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang