Dinner kampret

264 32 9
                                    

"Din,, bangun udah sore. Siap-siap buat dinner perusahaan.." Kak Yoga mengguncang-guncangkan tubuhku yang telentang diatas ranjang.

Tadi sepulang sekolah badanku terasa amat lelah, niat merebahkan tubuh eh malah jadi ketiduran.

"Dinner apaan sih kak??" Aku mengerjap-ngerjapkan mata seolah tidak tahu, rasanya ingin sekali melanjutkan tidur nyenyak ini.

Kak Yoga geleng-geleng kepala sambil mendengus, "DINNER PERUSAHAAN BESAR! SEKARANG MANDI DAN LANGSUNG PAKE DRESS YANG PAPA BELIIN!" Ia berteriak tepat ditelingaku, membuatku tersentak dan mendadak duduk tegak diatas ranjang.

Dasar Kak Yoga.

Ngantukku jadi hilang, semua ketenangganku lenyap gara-gara suara memekakan telinganya kak Yoga.

Dengan pasrah aku melangkah menuju kamar mandi, bergegas memakai kostum yang sejujurnya tidak kusukai, memakai sedikit makeup, disertai hairdo yang tidak berlebihan. I hate dinner.

Didalam mobil, Mama, Papa, dan Kak Yoga asik berceloteh soal kuliah, membuatku merasa terkucilkan. Kuliah lagi, kuliah lagi..

"Din? Kok diem aja dari tadi?" Akhirnya Papa menanyakan keberadaanku yang senyap di jok belakang.

"Gapapa kok Pah.." Ucapku pelan, malas menanggapi Papa.

Kak Yoga yang duduk disampingku tertawa terbahak-bahak melihat responku yang seadanya.

"Paahh,, dia lagi galau gara-gara dikalahin sama cowok.. Hahaha!"

Aku memukul Kak Yoga sekuat tenaga, "APAAN SIH KAK YOGA!" umpatku padanya disertai kerutan alis yang menyeramkan.

Mama ikut tertawa melihat reaksiku, "Wahh Audien dikalahin ni ye?? Hihihi"

Aku membelalak melihat semua orang didalam mobil menertawakanku, "AUDIEN DIKALAHIN MAAA!! PAAA!! JADI RANKING DUA!! COWOK BELAGU ITUU EMANG NYEBELIN!" aku berseru marah.

Semua mendadak berhenti tertawa suasana menjadi hening beberapa saat sampai Papa angkat bicara, "Udah dong Din.. ini kan Dinner kita setelah lama.. jangan mikirin masalah rank dulu. Lagian mau kamu kalah, menang, kami tetep dukung kamu kok."

Aku menghela nafas panjang, Papa benar. Aku terlalu egois, ini bukanlah masalah besar bukan? Aku tetap ikut olimpiade, semua akan berjalan lancar.

Setelah satu jam perjalanan, akhirnya kami menginjakan kaki di restaurant besar dipinggir pantai dengan suasana angin malam yang menyejukan.

Ada tiga bagian restaurant, bagian utama dilantai dasar, kedua dilantai atas, dan yang terakhir ada diluar ruangan atau outdorr dipinggir pantai.

Restaurant ini sangatlah besar, yang kulihat hanya tamu-tamu undangan dengan dress dan jas hitam mempesona, tidak ada satupun gadis modis dengan celana jeans disini. Padahal kostum itu jauh lebih nyaman.

"Wahh Pak Wijaya!! Lama gak ketemu..." Terdengarlah sapa seorang laki-laki seumudan papa dari arah belakang kami.

Sontak kami semua menoleh kebelakang, Papa menyapanya dengan akrab. "Wahh Pak Kusuma!! Long time no see.." mereka berjabat 'alay'. Sungguh, benar-benar seperti anak-anak.

Disebelah laki-laki yang bernama Kusuma itu berdiri seorang wanita yang cantik seperti mama, wajah mereka sedikit mirip. Mama dan wanita itu bercakap-cakap riang, aku dan kak Yoga hanya menonton percakapan mereka.

Mengenal SeseorangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang