Tabah

179 26 3
                                    

Gila gila gila! Gue gapernah sesenang ini!

Aku melangkahkan kaki setengah meloncat karena suasana hatiku yang sangat bergairah. Dirga tidak lolos adalah keberuntungan terbaikku, oh i love it.

Tok tok tok

Aku mengetuk pintu sedikit keras, tak lama kemudian terdengar suara Pak Kepala Sekolah memberikan ijin untuk masuk.

"Masuk."

Dengan semangat aku mendorong pintu terbuka, senyum pepsodent terlukis dibibirku, aku tidak pernah seceria ini.

Aku melenggang masuk kedalam Ruangan besar milik Kepala sekolah, beliau sedang duduk dikursinya sambil menyeruput secangkir minuman yang kuduga kopi.

Dua kursi didepannya kosong, mungkin Dion belum mendengar speaker tadi. Kuputuskan untuk duduk dikursi kanan, bersaliman dengan Pak Kepala sekolah.

"Wah kamu lagi, selamat nak." Beliau menatapku bangga.

"Waktu kelas sepuluh, kamu yang selalu mewakili sekolah kita dalam Olimpiade kan?"

Aku mengangguk, "Iya pak,,"

"Kali ini kamu harus berhasil lagi! Bapak yakin kamu bisa!" Pak Kepsek mengucapkannya sambil menepuk meja dengan tangannya, matanya melotot terlalu semangat.

Aku menyeringai, "Hehe, semoga pak."

Beberapa menit kedepan tidak ada perubahan, hanya aku dan Pak Kepsek dalam satu ruangan. Dimana si biang kerok? Jangan-jangan dia beneran ga denger speaker lagi?

"Pak, apa perlu saya panggilkan Dion?" Akhirnya aku angkat bicara.

"Dion? Maksud kamu?" Pak Kepsek menatapku bingung, apa beliau tidak mengenal Dion? Jelas-jelas ia sering bulak-balik ruang BK, bahkan pernah sampai ke Kepsek, atau Pak Kepsek masih tidak menerima kenyataan Dion lolos?

Tepat saat aku ingin menanyakan maksud pertanyaannya, seseorang dibalik pintu mengetuk pelan.

"Masuk." Pak Kepsek mengalihkan pandangannya kepintu.

Pasti Si Biang kerok..

Pintu berderit terbuka, memperlihatkan si pengetuk pintu.

Mataku membelalak melihat Dirga yang gontai memasuki Ruang Kepala sekolah. Wajahnya yang SUPER DUPER FLAT itu tidak melihatku sama sekali, ia hanya fokus berjalan dan sampai akhirnya duduk dikursi sebelahku.

Ih, ngapain lagi ni anak kesini?

Aku mendengus pelan dan berusaha membuang muka, walaupun penasaran dengan kedatangannya.

"Yak, jadi langsung saja bapak jelaskan tentang Olimpiade ini."

Hah?

Aku menoleh seketika, "Tapi Dion belum datang pak." selaku.

"Tadi ada sedikit kesalahan.." Pak Kepala sekolah mengambil kertas daftar ranking siswa.

Aku mengerutkan alis, feelingku tidak enak.

"Sebenarnya ranking satu adalah Dirga, dan kamu ranking duanya."

Aku tersentak kaget mendengar kalimat yang barusan beliau lontarkan.



GUE RANKING DUA?!?!


DIRGA NGALAHIN GUE!?!

GUE OLIMPIADE SAMA DIA!?!

WHAT THE FVCK?!?

"Ap.. apa?" Aku memandang Dirga dan Pak Kepsek bergiliran. Mataku melotot kaget.

Mengenal SeseorangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang