Kak Yoga

340 43 7
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring, aku dijemput Kak Yoga tepat saat kaki ini menginjak batas pagar sekolah.

Banyak murid yang memperhatikan saat aku melangkah masuk kedalam mobil. Kuturunkan kaca dan melambai pada Via yang sedang menunggu jemputan.

Siswi lain berkasak-kusuk ribut melihat sosok supir Ganteng yang tidak lain adalah Kakakku. Sementara itu, Kak Yoga tersenyum sopan pada mereka, membuat gadis SMA Bintang Jaya Klepek-klepek tak karuan.

Mobil kami melaju pelan, arus kendaraan tidak begitu lancar. Dalam otakk saat itu hanya ada Olimpiade dan Olimpiade, sampai lupa kalau Kakak mengatakan besok Ayah akan pulang.

"Besok Papa pulang jam berapa kak?" Tanyaku selagi ingat.

Kak Yoga mengingat sesuatu, "Hmm.. kalo gak salah sih jam 4 sore Din.."

Sebenarnya aku tidak sabar menunggu sampai besok, tapi kucoba tuk bersabar. Memfokuskan pikiran pada Olimpiade.

"Oh iya kak, besok disekolah Audien ada seleksi Olimpiade MIPA. Ajarin yaah? Ya? Ya? Ya??" Wajahku kubuat sememelas mungkin, aku merengek pada Kakak

Kak Yoga tertawa melihat ekspresi menggemaskan adiknya ini, tangannya mencubit pipiku sangat kencang sampai aku berteriak, "Aw!"

"Ih Kakak. Aku minta diajarin, bukan di cubit!" Seruku kesal sambil menggosok-gosok pipiku yang merah karena dicubit.

"Habisnya kamu imut gitu sih. Kapan lagi coba, kakak bisa nyubit pipi adik kesayangan kakak?" Ia menatapku tersenyum sambil mengacak-acak rambutku dengan satu tangan, sementara tangan yang satunya berpegang penuh pada kemudi.

Kakak Benar. Ini moment langka, bisa bercanda tawa dengan kakak kesayanganku. Entah kenapa hatiku merasa pedih, menyadari kebersamaan ini tidak bisa menemaniku selamanya..

Aku melamun, memikirkan saat Kak Yoga akan kembali lagi ke London, dan aku akan kembali sendiri tanpa teman bicara dirumah. Hanya Mama.. itupun saat gelap menyongsong..

Kak Yoga seolah tau isi pikiranku berkata lembut, "Aduh.. gak ada gunanya mikirin hal yang terlalu jauh Din. Nikmati dan Jalani saat ini, biarkan waktu mengalir seperti air.." senyumnya persis seperti Ayah, penuh kharisma dan kasih sayang tiada tara.

Tanganku melingkar dilengan kiri Kakak kesayanganku sambil meletakan kepalaku di pundaknya "Aku sayang Kakak.." kataku pelan.

Hubunganku dan Kakak sangat erat, sama seperti aku dengan Ayah. Kami jarang sekali bertengkar serius, kakak selalu mengalah dan memanjakanku sampai sekarang.

Bibir Kak Yoga mengecup singkat dahiku, "Kamu adik tersayangku.."

                            ***

Kurebahkan tubuh lunglaiku diatas kasur, nafasku tidak beraturan. Dibenaku berputar-putar soal Seleksi Olimpiade dan Geng Karate, aku harus menuntaskannya sesegera mungkin.

Gue harus belajar sekarang.

Setelah mengganti baju, dengan semangat aku mengambil buku Matematika dan Ipa yang harus kupelajari. Halaman demi halaman kubuka, soal-soal kukerjakan dengan teliti, semua sudah melekat di memoriku. Tidak terasa langit menggelap, suasana petang yang damai.

Mataku melirik jam weker, "Jam setengah 7.." gumamku.

Aku melangkah menuju korden, kutepiskan kainnya dan menatap sunset yang begitu indah. Tiba-tiba teringat akan sesuatu.. "rooftop"

Mengenal SeseorangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang