Mulai mengenal

37 3 2
                                    

Hari ini Dirga kerumah gue...

Batinku tak henti-henti mengingatkan. Tadi malam aku tidak bisa tidur akibat tragedi nonton bersama kemarin. Tubuhku hanya beristirahat tiga jam. Melihatku dan mata pandaku, Kak Yoga membuatkan kompresan timun. Katanya sih bisa meredakan mata panda.

Karena Dirga datang jam 5 sore, aku memutuskan untuk belajar sebelum ia datang. Sesudah pengompresan selesai, aku mengambil buku dan mulai mengorat-oret. Untungnya pikiranku bisa fokus menjawab soal, walaupun kadang wajah Dirga masih suka muncul secara tiba-tiba.

Drrtt.

Drrtt.

Aku membuka layar ponsel. Diatasnya tertera nama penelpon. Raka.

"Haii Ka? Apa kabar?" Aku menyapa terlebih dahulu sambil meletakan pensil dan merebahkan diri kekasur.

"Gue Ok kok. Lo gimana?" Suaranya terdengar sama seperti biasanya.

"Gue juga fine kok, hehe." Aku memutuskan tidak cerita soal Dirga yang selalu mengganggu pikiranku.

"Lo gak lagi ada kegiatan?"

"Gue barusan habis pengarahan. Maaf ya Din, Baru sempet hubungin lo." Suaranya melunak, terdapat campuran rasa bersalah di nadanya.

Aku berusaha mencairkan suasana, "Elah,,, Santai aja kali!"

"Gue juga sebulan kedepan bakal sibuk Olimpiade." Sambungku.

"Oh, sama si Dirga itu ya?" Nada Raka sedikit berubah, menjadi lebih dingin. Sangat jarang kudengar nada seperti ini keluar dari mulutnya.

"Iya, yang di KfC waktu itu." Aku mengingatkan.

"Katanya kalian sempet dihukum bersihin gudang ya?"

Kenapa Raka bisa tau?

"Eh, kok tau?" Tanyaku penasaran.

"Iya temen gue kebetulan liat." Jelasnya. Nadanya masih sama dinginnya.

"Raka? lo gak kenapa-napa kan? Suara lo gitu banget." Aku mencoba untuk membuat situasi lebih jelas. Tidak biasanya Raka berlama-lama dengan nada seperi itu.

"Dion kan Trouble maker, Dirga juga kayaknya cuek orangnya. Jadi jangan deket-deket mereka ya?"

Entah apa yang ada dipikiran Raka, tapi kali ini aku tidak bisa menuruti sarannya. Walau kenyataannya mereka memang tidak se normal Raka, tapi apa salahnya menjalin hubungan baik? Lagi pula kami akan selalu terkait karena mengetahui soal Geng Karate.

"Dirga sama Dion baik kok. Gak usah khawatir. Malah mereka sering bantuin gue." Jawabku meyakinkan.

"Iya yang penting lo gak kenapa-napa." Nada suaranya masih sama.

Raka beneran gak suka sama mereka ya?

"Yaudah deh Din, gue tutup ya. Byee!!" Kali ini Raka menutup telponnya dengan suara yang kembali normal seperti biasanya. Mungkin tadi hanya perasaanku saja.

Waktu terasa sangat cepat berlalu, tanpa sadar menunjukan pukul 5 sore. Aku berderap kebawah dengan buku dan kotak pensil di kedua tanganku. Ruang tamu adalah satu-satunya tempat yang cocok untuk belajar. Yakali kan gue ngajak dia belajar di kamar?

"Ting nong.."

Anak itu tepat waktu banget. Batinku.

Aku membuka pintu dan mendapati sosok Dirga yang mengenakan hoodie putih, celana pendek, dan masih dengan style rambut yang sama.

"Siapa Din?" Dari atas terdengar suara Kak Yoga, menuruni tangga berderap menuju kearahku.

"Eh? yang di dinner ya? Siapa namanya.." Kakakku mencoba mengingat nama orang yang diceritakan adiknya sebagai si cowok belagu.

Mengenal SeseorangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang