Part 5

1.1K 99 0
                                    


WWF 5

"Ngemil, ngemil apa yang enak?"

"Ngemil gratis!"

"Salah!"

"Gue.. Gue.."

"Apa?"

"Ngemilikin kamu seutuhnya,"

Shilla tertawa lebar saat teman-teman sekelasnya bercanda ria dengan bermain tebak-tebakan.

Ia melirik meja Cakka dan tampak lelaki itu tidak peduli dengan kericuhan kelas.

Dasar!

"Rere.. Rere.."

"Hah? Giliran gue?"

"IYA!"

"Daun, daun apa yang nggak mau dipegang?"

"DAUN MUDA!"

"Salah!"

"Apaan dong?"

"Daun touch me,"

"-_-&%!?#"

"Next. Shilla.."

Shilla mengerjap, "Umm, naik turun dibawah pusar?"

...

Hening.

"Anjirr," ucap Aldo si ketua kelas sambil cekikikan tidak jelas.

"Shilla omess!"

"Nyerah gue,"

"Apaan Shill?"

Shilla mendesis, "Eiy, retsleting WOI!"

Teman-teman sekelasnya tertawa dan tiba-tiba terhenti ketika Pak Tono masuk ke kelas.

"Hari ini kita di lapangan. Bapak beri waktu 5 menit untuk ganti pakaian," ucap Pak Tono guru Olahraga.

Shilla hanya mengangguk-anggukkan¬ kepalanya. Pelajaran olahraga adalah pelajaran yang paling dibencinya, itulah sebab beberapa kali Mamanya menyebut dirinya hidup tak sehat. See, olahraga saja ia malas sekali.

Tapi, berhubung mulai sekarang ada Cakka, ia tidak akan melewatkan waktu pelajaran olahraga untuk pura-pura datang bulan seperti biasa. Shilla ingin membuktikan pendapat para gadis-gadis yang mengatakan kalau, cowok akan tampak 7 kali lebih mempesona ketika olahraga dan keringatan gemes.

Setelah berganti pakaian, Shilla pun bergegas ke lapangan dan ikut membentuk barisan bersama teman-teman sekelasnya. Diantara mereka, Cakka memang tampak mencolok karena ia tidak memakai training olahraga yang sama seperti yang lainnya, pemuda itu mengenakan celana training lain berwarna biru tua dan kaus oblong berwarna hitam.

Shilla dapat menebak sendiri apa yang terjadi, mungkin Cakka belum diberi training olahraga sebagai murid baru, tapi apa yang ia kenakan itu jauh lebih baik dari pada training olahraga berwarna kuning cerah yang Shilla pakai.

Dari segala warna yang ada, kenapa harus kuning cerah?

Benar-benar menyilaukan mata.

"Sebelum kita mempelajari tentang lompat jauh. Semuanya lari keliling lapangan sebanyak dua putaran untuk pemanasan," ucap Pak Tono.

Pak Tono meniup peluitnya dan semua murid mulai berlari-lari kecil mengelilingi lapangan. Shilla yang berada dibarisan yang sama dengan Cakka mencuri-curi kesempatan untuk berbicara pada pemuda itu, beberapa kali ia berdehem namun sama sekali tidak ada respon dari Cakka.

"Cakka!" panggil Shilla.

"Kalau lo masih pura-pura nggak dengar, gue sumpahin nggak bisa dengar beneran!"

Where We FellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang