Hari Senin, seperti biasanya kita semua melakukan upacara bendera.
Tapi ini Senin yang berbeda. Ini Senin yang menyenangkan sekaligus menyebalkan.
Bagi Riana begitu, sedangkan Reza tampak biasa saja.
Upacara pun selesai Riana memasuki kelasnya. Dan langsung dihujan pertanyaan oleh teman temannya.
"Rin lo jadian ya sama Reza".
"Iya Rin".
"Ceritain dong, please."
"Iya bentar satu satu". Kata Riana.
"Iya bener gue jadian sama Reza, di pantai dan disaksikan oleh sun set. Puas lo".
"Belum ceritain gimana kejadiannya dari awal ketemu Reza sampe sekarang".
"Oke gue bakalan ceritain, tapi kalian harus cermatin ya, dan nggak ada siaran ulang.
"Pertama gue ketemu sama dia itu kerjaannya gitu gitu mulu setiap ketemu, terus dia yang bikin gue jadi ada itu sama dia, terus dia juga ada itu sama gue, dan gue jadi begini karena dia, jujur dia itu orangnya gitu banget, tapi gue itu, dan dia yang bikin hidup gue jadi begini, dan itu karena sikap dia yang begitu ke gue, karena dia begitu terus sama gue, gue jadi begini, terus gue jadi begini karena dia begitu, dan jadinya seperti ini, jujur gue kaget dia nginep dirumah gue sebulan, dari situ perasaan gue mulai gitu, dan gue nggak tau kenapa dia bisa tidur dikamar bang Dava, dan gue kaget karena dia begitu di balkonnya Bang Dava, dan itu ngebuat gue begitu, dan ekspresinya begitu banget. Dan saat gue ditembak sama Reza rasanya itu.. ya gitu deh pokoknya, sampe dia nyatain perasaannya yang gitu ke gue akhirnya kita jadian. Udah bersambung".
"Lo ngomong pake bahasa apaan sih Rin". Kata Anetha.
"Tau ngomong pake bahasa gitu, gini, begitu, begini". Kata Aldy yang sejak tadi duduk di samping Riana tanpa Riana ketahui.
"Kok otak gue jadi lola gini ya ngedenger penjelasan lo Rin".
"Nggak jelas Rin".
"Ulang Rin".
"Kan gue bilang nggak ada siaran ulang, salah sendiri nggak cermatin kata kata nya".
"Udah mendingan sekarang lo ceritain gimana cara Reza nembak lo".
"Nembaknya nggak lazim banget".
Dan setelah itu terjadi keheningan sesaat dan Rey memecah keheningan tersebut.
"Eh guys lihat nih, bang Dava upload sesuatu".
"Apaan". Kita semua bergerombol.
Dan disitu terlihat video ketika Reza menembak Riana dan disebarkan oleh Dava di akun sosmed nya. Serta Video kemarin malam yang awalnya berantem dan ujung ujungnya Reza nyanyiin Riana. Malah lagunya gitu lagi.
Riana sudah tak tahan dengan semuanya. Dan memutuskan untuk ke kelasnya Dava.
Di perjalanan banyak yang membicarakan Riana.
Tapi tak dihiraukan Riana. Dan Riana tetap berjalan setengah berlari ke kelasnya Dava.
Sampai dikelasnya Dava. Riana melihat Dava sedang bercengkrama dengan yeman temannya.
"BANG DAVA". Yang merasa dipanggil pun menoleh dan menjawab dengan teriakan
"APA ADEK!!".
"IKUT GUE SEKARANG".
Dengan cepat Riana menarik kasar tangan Dava menuju ke rooftoop.
Riana menghembuskan nafasnya kasar.
"Lo ngapain sih bang, pake uplod video itu segala, apalagi di sosmed lo yang pasti banyak yang ngerespon". Tanya Riana dengan nada seperti ingin menangis.
"Ya nggak papa". Kata Dava dengan wajah watadosnya.
"Enak lo ya bilang ngak papa, lo yang nggak papa, tapi gue yang kenapa napa". Ucap Riana yang tak kuasa menahan tangis.
"Emangnya kenapa". Kata Dava sok polos.
"Nggak usah pura pura bego deh lo, gue malu bang, gue malu. Gue juga punya harga diri. Dan maksud lo apa upload video video itu. Lo kira gue nggak malu apa. Gue tau gue Riana yang nggak tau malu dan cerewet, tapi gue punya malu sama batas kesabaran bang. Seenaknya lo upload video video itu tanpa mikirin perasaan hati adek lo. Oke emang ini kelihatan alay dan lebay tapi gue malu bang gue malu. Gue benci sama lo, emang usaha lo bagus untuk ngedeketin gue sama Reza. Tapi nggak gini juga kali bang caranya. Udah gue capek ngomong sama kakak kayak lo, mendingan gue pergi aja".
Riana pun meninggalkan Dava di rooftop sendiri. Dan Dava pun menyesali perbuatanya. Ingin rasanya Dava meminta maaf tapi lidah nya kelu.
Riana pun berlari menuju tempat favoritnya yaitu taman belakang sekolah dan melihat Reza yang sedang ngelamun disana.
Tanpa pikir panjang Riana langsung duduk di samping Reza.
"Lo udah tau tentang video itu".
"Iya, bahkan gue sempat marah sama abang gue".
"Rin gue janji kapan pun lo butuh gue, dimana pun gue berada, gue akan selalu ngejaga lo, dan ngelindungin lo, jadi lo nggak usah sedih. Karena keberanian sejati itu seperti layang layang, jika angin yang kencang menerjangnya maka dia akan terbang lebih tinggi, jadi jangan sedih lagi ya". Ucap Reza sambil berusaha menenangkan Riana.
"Iya, gue juga bakalan ngelakuin hal yang sama ke elo".
"Promise".
"Promise".
"Eh tunggu tunggu, sejak kapan lo jadi kaya gini".
"Sejak gue pacaran sama yang nanya, udah gue mau ke kelas dulu. Bye".
"Otak gue kok masih loading ya".
Gumam Riana."Dan kenapa dia jadi bijak kaya gitu".
Sorry ya, author kehabisan kata kata. Serta butuh pencerahan.
Dan saya selaku author disini berpesan.
"Hargailah perasaan seseorang. Selagi masih sempat".
Hehehe, tumben gue bijak. Sebenernya gue nggak kepikiran sih, tapi gara gara lihat film yang bikin baper. Jadi gue tulis aja deh.
#sudahlahabaikan.
Vienna Eka.
Minggu minggu ke depan aku bakalan slow update.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship -Completed-
Teen Fiction//CERITA INI MASIH ABSURD DAN GA JELAS KARENA CERITA PERTAMA DAN DIMOHON PENGERTIANNYA// *capsjebol.wkwkwkkw (Aku saranin kalo baca cerita ini jangan pada bingung soalnya ada 2 part yang aku edit jadinya partnya dibawah deh.. jadi kalo kalan baca ni...