Mannequin Series

37 8 0
                                    

Hari yang cerah untuk sekolah. Hari ini hari Rabu gue seneng banget. Karena kelas 10-12 freeclass.

"Guys kita freeclass nih". Kata Vian berteriak.

"Beneran". Kata Dimas meyakinkan .

Sementara itu ada rombongan kakak kelas yang masuk ke kelasku siapa lagi kalo bukan.

Reza.

Rio.

Alfan.

Dava.

Yang membuat para kaum hawa kelasku berteriak histeris. Tapi harapan mereka telah sirna seperti telur yang pecah karena nasi sudah menjadi bubur udah mainstream.

Dan ternyata mereka menuju ke.

Riana.

Anetha.

Ara.

Raina.

Harapan mereka telah sirna.

"Hancur sudah harapanku bagai debu yang berterba-". Suara Aldy yang menyindir teman teman perempuannya.

"Diem deh".

Setelah Reza dkk menghampiri bangku Riana dkk. Mereka mulai bosan.

"Hufft, bosen banget gue". Kata Reza sambik menyandarkan kepalanya ke pundak Riana.

"Ciee".

"Ciee".

"Apaan sih, ni lagi tau juga kepalanya berat". Dengus Riana.

"Biarin gue bosen".

"Eh guys gimana kalo kita bikin mannequin, kan itu lagi hits , kita bikin yuk sekelas biar dibilang anak gaul gitu". Kata Anetha.

"Otak lo tumben pinter sih". Kata Rio yang mencubit pipi Anetha sehingga membuat dirinya blushing.

"Apaan sih, sakit tau".

"Iya iya maaf".

"Eh buruan kasih tau temen temen". Ana mulai berbicara.

"Benar gue toa in".

"TEMEN TEMEN MAU NGGAK BIKIN MANNEQUIN BARENG BARENG". Teriak Reza yang toa.

"MAU". Jawab semua murid Deja vu.

(Deja Vu itu sebutan kelas mereka ya, nggak tau dapet singkatan dari mana itu idenya si konyol Rey dan Aldy katanya kelas ini kalo cenayang itu pinter banget. Contoh kaya hari ini freeclass, Rey udah cenayang duluan dan itu bener adanya).

"Ayo buruan atur posisi". Kata Reza.

"Rin lo sama gue". Kata Reza.

"Iya posisinya gimana". Kata Riana.

"Gimana kalo.. peluk dari belakang". Usul Reza.

Friendship -Completed-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang