5

1.1K 32 1
                                    

Moderato con espressivo (menglir dengan penuh ekspresi)

TERNYATA, foto itu masih ku dekap di dada sewaktu aku tidur. Entah berapa lama aku tertidur malam itu dan entah berapa kali cerita pahit itu masih kembali mengisi mimpiku. Suatu cerita yang tidak boleh ku kenang lagi. Terlalu menyakitkan. Tetapi apa boleh buat? Foto itu terlanjur menghadirkan kembali cerita lama antara aku, yang telah usg kena air mataku. Dan, entah berapa ratus kali aku menangis setiap melihat foto itu. Aku hya bisa bertanya dalam hati tanpa berani berharap jawab.
Aku rindu Daddy. demi tuhan, aku masih sayang pada Daddy. Aku menganggap kesalahan Daddy adalah pelajaran termahal bagiku agar aku tidak melakukan kesalahan yang sama pada keluargaku nantinya. Dari sebuah pengkhianatan, aku belajar tentang kesetiaan.

📑

JARUM pendek di angka delapan dan jarum panjang ke angka enam. Begitulah petunjuk jam di tanganku. Tapi suasana kok masih sepi? Apa semua orang sudah masuk? Lalu, aku bergegas mempercepat langkahku dari parkiran motor Ke Ruang 365 yang terletak Di lantai tiga. Ternyata memang sudah masuk dan lorong terlihat. Tanpa babibu lagi, langsung kubuka pintu ruangan 365 itu. Ternyata, pak syaito sudah mulai mengajar, dosen predikat killer mampus kampusku.
"......."
".........."
"..........."

Tiba-tiba, seluruh yang ada di ruangan itu mendadak diam dan seluruh mata tertuju padaku. Dengan percaya diri yang tersisa, aku berjalan ke belakang yang masih menyisakan satu bangku indonesia.
"Maaf, Mas. Ini jam berapa. Tiba-tiba, pak syaiton bertanya kepadaku dengan nada menghakimi.
Jam setengah sembilan dengan nada mengkimi.
Ini hari apa?"tanyanya lagi
Hari kamis
Ohhhh......, SHIITT!!!
"Nah hari kamis kelas anda di mulai jam sembilan. Berarti, anda salah masuk kelas. Silakan keluar dan masuk jam sembilan nanti!!! Katanya sambil mempersilakan aku keluar dengan tangannya.
Baru kali ini aku mengalami kejadian memalukan seperti ini!!!!!. DASAR SYAITONIROJIM!!!! Kalau ada kaca, aku pasti bisa melihat mukaku merah seperti kepiting rebus. Iya, kepiting rebus di campur sambal yang merahnya setengah mampus!!!! Seandainya aku bisa menghilangkan atau ada pintu kemana saja nya Doraemon! Belum lagi habis rasa maluku, tiba-tiba seluruh ruangan ini mendadak riuh. Koor"wooo" pun terdengar. Wuaaaaa....! Tiada yang lebih memalukan dari pada salah masuk ruangan saking rajinnya.

📑


Lesehan di seputaran kampus

"KOK bisa salah masuk, sih.? Lo ngelamun, ya? Tanya Nyta ketika kuceritakan insiden tadi pagi di kampus. "Ngelamunin apa, ni?. Hayooo......"
Jadi ceritanya, kelas udah berakhir setengah jam yang lalu. Dan sekarang. Kami melakukan "ritual wajib" sehabis kuliah : nongkrong.
"Bukan.... Tadi gue lupa meriksa jadwal. Gue pikir hari ini kita masuk seperti biasa. Dan tololnya lagi. Gue juga lupa bahwa gue udah merevisi jadwal. Wahhhhh........., nggak lagi-lagi, seh.... Pertama dan terakhir kalinya"

"Trus piye?"
"Ya, gue di sorakin..... Mana yang ngajar si syaitonirajim yang killer mampus itu.!
"Emang enak!"
"......."
"Oh ya, kemana aja lo beberapa hari ini?" Nyta mulai menyalakan lighter dan mengeluarkan gaya merokok andalanya. "Gue hubungi ke HP lo, tapi gak pernah aktif. Gue ke kos lo ama Aby, tapi lo gak pernah ada. Ke mana aja, sih."
"......"
Ada jeda beberapa saat. tiba-tiba, aku kembali mengingatnya Ardo. Ya, Ardo Praditya. Apa kabar ya Ardo? Sejak dia mengantar aku ke kos sore itu, aku tidak pernah lagi mendengar kabar tentang dia. Dan bodohnya lagi. Aku lupa menanyakan nomor HP-nya!!!
"Yellow.....! wah! Kayaknya, ni hari ininlo aneh, deh..... Ayolah. There something ama lo..... Ada apa sih?
"Nggak... Nggak ada."
"Nggak biasanya lo begini. Tadi salah masuk kelas. Trus sekarang ngelamun entah mikirin apa!"
"Gue nggak papa.... Super, deh...!
"Yakin?"
"Yap....! Oh ya, gimana hubungan lo ama aby?"
"Baik...... Napa emng???"
"Nggak ....... Pengen tau aja"
"?????"
Oh ya , gue cabs dulu, ya. Mau photocopy bahan ujian. Gue duluan, by........," kataku langsung menyambar tas dan segera berlalu dari hadapan Nyta yang masih bingung dengan sikapku.
"Rei......, tunggu!!!"

Reino Regha Prawiro  [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang