23 (END)

871 28 5
                                    

Satu tahun bersama........

   Rasanya aneh jika aku mengingat-ingat kata-kata terakhir yang kuucapkan sebelum benar-benar berpisah dari. Aku tersenyum, menutup kaca helm ku, dari segera berlalu tanpa menoleh ke belakang. Di sepanjang perjalanan,dalam hati aku berdoa, Ardo aku hanya mau kamu tahu bahwa aku tidak akan pernah rela melihatmu hidup menderita nanti, suatu saat nanti.......Aku akan terus berharap yang terbaik untuk hidupku. Percayalah..... Itu hanyalah satu dari sekian doaku.

   Dan esok paginya, Ardo benar-benar berangkat ke jakarta. Ardo memintaku untuk menunggunya di bandara dan aku menepati janjiku untuk menunggunya di bandara. Hanya saja. Aku menunggu di jalan yang terletak di ujung landasan bandara Adisutjipto. Beberapa kali Ardo menelepon dan mengirim pesan singkat. Tetapi, tidak satu pun kubalas. Tidak. Aku tidak sanggup untuk bertemu kembali dengannya karena aku tahu siapa diriku. Jika aku tetap bertemu dengannya, selamanya aku tidak akan pernah bisa lepas darinya.

     Selamat jalan, Ardo, aku akan selalu mengenang mu di hatiku...... Doa terbaikku selalu untukmu...

Aku menghabiskan isapan terakhir rokokku, membuang puntungnya,dan mulai menyalakan motor sambil berkata, "Ardo , aku pamit..."

Tidak malam itu, tidak keesokan harinya, tidak dua hari, tidak seminggu, tidak sebulan, dan hingga saat ini, Ardo tidak pernah bisa menghubungiku lagi. Setelah melepas kepergian Ardo di bandara hari itu, aku memutuskan untuk mengganti nomor handphone-ku agar aku benar-benar bisa lepas dari Ardo, bukan, bukan karena aku membencinya. Aku sama sekali tidak berpikir untuk membencinya. Justru yang kurasakan mungkin jauh lebih buruk daripada sebuah kebencian, yaitu aku tidak ingin memikirkannya, bagiku. Ada perasaan antara mencintai dan membenci, yaitu sama-sama menaruh posisi besar dalam pikiran kita. Sedangkan tidaaak memikirkan adalah benar-benar tidak menaruh namanya sedikit pun dalam pikiran kita. Bagiku, itu lebih menakutkan.
  
   Untuk kasus ku, ini bukan hanya tentang melepaskan seseorang, tetapi juga tentang mencoba untuk memaafkan dan berdamai. Memaafkan orang yang awalnya kucintai dengan tanda tanya dan akhirnya melepaskan dengan tanda titik. Ya. Melepaskan Ardo dengan tanda titik. Artinya, benar-benar melepaskannya, tanpa berhubungan, tanpa kontak sama sekali. Dan menyerahkan sepenuhnya pada tuhan. Terhitung sejak sore itu, sore terakhir aku bersama Ardo, segala yang di rasakan ya, yang dilakukannya, dan yang dialaminya bukanlah tanggung jawabku lagi. Dengan begitu, artinya aku mulai berdamai dengan keadaan.
  Dan jika kuingat-ingat lagi bagaimana awalnya aku dan Ardo memutuskan untuk menjadi pasangan. Rasanya gunung di hadapanku ini adalah saksinya.





Aku memacu motorku ke daerah Wirobrajan, ke salah
Satu restoran khas Thailand. Baru saja aku sampai, Maia dan Mulan langsung mencium kedua pipiku bertubi-tubi. Aku tahu itu artinya apa.

   "Selamat ya buat yang udah wisuda duluaaaaan....... Doakan kami menyusul secepatnya, yaa..... Emmuachhhhh....!"
Maia memulai dan dilanjutkan oleh Nyta.

"Artinya, makan kali ini kita di traktiiirrrr oleh cumlauder.... Hahahahahahahaahahahahahahahah....!"

"Oh...., Gue dijebak ya ternyata? Hahahaha...!"
"Selamat ya, sob....., Atas gelar sarjana tekniknya. . Bangga gue Ama Lo, sob! Asli!" Lanjut Aby sambil memelukku.

"Thanks, sob...."
Tandanya, mereka memberikan pesta kejutan sebagai ucapan selamat atas wisuda ku Minggu lalu. Ya hari Sabtu Minggu lalu, aku wisuda. Tetapi, aku belum sempat memenuhi janjiku untuk mentraktir mereka makan-makan karena keburu harus mengantarkan Moesye pulang ke Ciamis.
   Berkat usaha dan dukungan dari semuanya. Akhirnya aku lulus ujian skripsi dengan nilai A sehingga IPK-ku yang diatasnya 3,5 ditambah jangka waktu study yang tidak sampai lima tahun.
   Sebenarnya, kebahagiaanku tidak hanya berhenti sampai di situ. Baru dua hari yang lalu aku kembali mendapat satu kabar gembira lagi bahwa permohonan beasiswaku ke Belanda dikabulkan oleh Technische universitas Delft atau universitas teknik Delft yang merupakan salah satu universitas teknik tertua, terbesar, dan terlengkap yang terletak di kota Delft, Belanda. Itu artinya, awal tahun 2018 aku benar-benar berangkat ke Belanda untuk melanjutkan studi magister ku.



























"Hari pernikahan Ardo"

"Akhirnya terjawab sudah siapa calon suami Rezta Ardelia Kaselena pada hari ini," suara seorang host dalam sebuah acara infotaintment akhirnya menyita perhatian kami semua, terutama aku. Lalu, aku melihat ke arah televisi yang ada di sudut ruangan. Saat itulah aku benar-benar merasa duniaku jungkir balik tak menentu. Satu lagi kejadian yang membuatku seperti tertampar-tampar.
Sosok yang paling beruntung menjadi pelabuhan terakhir sang permaisuri. Dan, pria yang beruntung itu adalah Ardo Praditya, seorang news anchor di sebuah stasiun televisi ternama di Jakarta.

"......". Aku hanya terdiam

"Tetali, resepsi nan mewah harus terselimuti kabut duka karena ayahanda dari pihak mempelai laki-laki mendapat serangan jantung mendadak
Dan akhirnya meninggal di rumah sakit jantung harapan kita tadi malam sehingga ijab kabul terpaksa dilakukan di hadapan jenazah ayahanda tercinta yang terlebih dahulu menghadap yang maha kuasa. "Host tersebut melanjutkan.

Acara pernikahan pun berjalan lancar. Ardo dan Rezta telah. Mengikrarkan cinta suci mereka dihadapan Tuhan. Mereka resmi berstatus suami-istri. Beberapa saat kemudian. Aku melihat Ardo dan Rezta menghampiri jenazah ayahnya yang terbungkus kain kafan. Menciumnya dan menangis dihadapannya. Air di mataku benar-benar jatuh tak tertahankan melihat pemandangan itu.
"......."

Lalu, aku,Aby,Nyta, dan Maia melangkah keluar kafe ini dengan sebuah harapan dan keyakinan masing-masing bahwa hari esok akan lebih baik dari hari ini.

"Setelah semua yang Lo hadapi, menurut Lo, pelajaran apa yang pengen Lo kasih ke kita-kita? Tanya Aby sambil berjalan ke arah parkiran kendaraan.
"Menurut gue, pelajaran yang sesungguhnya adalah,pria mencintai pria dengan cara pria, pria mencintai wanita dengan cara wanita, dan wanita mencintai pria dengan cara wanita. Tee tidak bisa pria mencintai pria dengan cara wanita. Karena pria dan wanita itu benar-benar berbeda. Jawabku.
That's it! Setuju,sob!" Aby menjentikkan jarinya.
Dan menurut lo, apa inti dari semua ini?"
Tentang cinta dan cerita. Satu-satunya cinta itu cerita. Banyak cinta itu statistika. Setuju?"
"Setuju!!!"

Dan, kita pun pulang dengan keyakinan yang sama di dalam kepala bahwa matahari yang bersinar setelah hujan biasanya lebih cerah dari sebelumnya. Kita hanya mempunyai keyakinan dan kita berhak menjalaninya. Karena hanya itu tugas kita.

Sebelum menekan starter motor, aku melihat ke arah pergelangan tanganku. Aku baru sadar kenapa hari ini yang ada di otakku hanyalah nama Ardo Praditya dan aku merasa hari ini aku benar-benar bersama dengan Ardo dan melewatkan waktu yang dulu tidak pernah kami lewatkan tanpa bersama-sama. Selain karena Ardo memang pernah berjanji tidak akan meninggalkanku. Satu lagi alasan kenapa semuanya tampak begitu nyata. Yaitu jam di pergelangan tanganku menunjukan bahwa hari ini adalah tanggal 5 September 2017

(Selesai)

Terimakasih yang udah membaca cerita nonop
Jangan lupa kasih bintang yeeeee.......
UN berakhir
Pisah kenang udah
Tinggal lihat Nomor lagi

Reino Regha Prawiro  [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang