7

704 20 0
                                    

Tiba-tiba , hand phone-ku berdering dan membuatku terjaga dari mimpiku sambil terengah-engah. Ternyata itu hanya mimpi. Kejadian itu tidak pernah ada. Masih dalam keadaan setengah sadar, aku meraba-aba dimana letak hand- phone-ku.

1 New Text Messegge

From. : Nyta_cimut
Cay, lagi dimana? Kok gak ada di kos? Gue sama anak2 mau hajar ke Embas, lo ikut gak?

Options. Replay. Replay with text message.

To : Nyta_cimut
Gue lagi sama teman gue. Gue gak ikut, ln kaki gue pasti ikut seh. Have fun ya.

Options.send.
.........message delivered......

Kulihat sekeliling. Sepi, tidak ada siapa-siapa. Ke mana Ardo? Pikirku. Tetapi kemudian, aku sadar. Aku terbangun dengan tubuh berkeringat di bakut selimut dan napas yang masih terengah-engah. Aku yakin Ardo yang menyelimuti sewaktu tidur tadi. Aku yakin Ardo yang menyelimutiku sewaktu tidur tadi. Kembali kulihat jam di LCD hand phone-ku. 11.47 pm. Ternyata aku benar-benar ketiduran saking capeknya.
Jadi setelah kami makan jagung bakar di warung depan tadi, dan Ardo langsung pulang ke hotel dan aku pun ketiduran sambil cerita-cerita tentang dinginnya daerah ini di malam hari.
Huahhhhhh......! Badanku capek sekali rasanya. Jadi makes mau ngapa-ngapain. Tapi akhirnya, kuturunkan juga satu demi satu kakiku ke lantai yang dingin ini. Tapi sebelumnya aku berdiri dengan sempurna, tiba-tiba, tuuttt....! Sesuatu keluar dari lubgnya... Wuaaaa..., lumayan lega rasanya!
Lalu, kulangkahkan kakiku ke arah kamar mandi. Tetapi Ardo tidak ada di saja, lalu, kulangkahkan kakiku ke arah balkon. Ternyata, ia sedang duduk sambil membaca sebuah buku di tangan kiri, rokok di tangan kanan, dan secangkir kopi di hadapan ya. Sambil aku melangkahkah ke arah balkon, aku mendengar musik campur sari dari loudapeakers hand phone Ardo. Semakin dekat, semakin jelas.
"Kamu di sana? Kenapa nggak tidur?"
"Eh, kaku... Iya, aku lagi nggak bisa tidur. Ku kenapa bangun lagi? Banyak nyamuk? Padahal aku sudah nyalain obat nyamuk, lho..."
"Mimpi buruk." kataku sambil mengambil posisi bersandar di pagar pembatas di balkon, lalu mendekap kedua tanganku di dada" kok, nggak bangunin Aku?"
"Ngapain orang tidur pulas di bangunan? Kamu kecapean , ya?
"Dikit...."
"By the way, kamu lagi baca buku apa?"
"....."
"........"
Ada jeda. Ardo menegakkan habis kopinya, lalu menghisap rokok. Terakhirnya.
"Paulo Coelho. The zahir."
"Cerita tentang apa bukunya?"
"Tentang....., perjalanan seorang lelaki untuk menemukan istrinya yang tiba-tiba meninggalkannya tanpa pesan. Terus dia flashback gitu, lah....."
"Wow..! Novel berat, ya?"
"Novelnya sih ringan. Nih, ringan. Cuma ceritanya saja yang agak berat," Ardo berkelakar.
"Hahaha...! Garing, tauk!"
"Yaa..., sama kayak kerupuk. Nggak garing nggak enak!"
"Lhi, kok malah nyambungnya ke kerupuk , sih?"
"Coba seh kamu bayangin. Bagaimana sepinya hidup tanpa kerupuk? Tanpa kerupuk, mengunyah jadi kurang musikal. Hahah..!"
"Hahah! Makin lama makin nggak nyambung, deh..."
"...."
"....."
Aku diam. Ardo diam. Ada jeda.
Aku mengambil sebatang rokok, menyalakan lighter, dan mulai membakarnya. "Dingin-dingin gini, jadi ingat waktu di ciamis, kampungku. Enaknya sambil makan sake pisang, nih..."
"Oh ya, kamu mau ngopi, nggak? Aku bikini, ya? Tanya Ardo.
Aku cuma menggeleng. 'Nggak. Nggak usah. Hmmm...., cerita,dong, Do apa, kek....?" aku meniupkan kepulan asap rokok dari mulutku.
"Cerita? Tentang apa, ya....? Ardo melihat halaman terakhir buku yang dibacanya. "Hhh..." Ardo membuang napas. "Baru-baru ini, temenku banyak amin NDE...."
"NDE? Apa itu?"
"NDE. Near-Death Experience atau yang lebih dikenal pengalaman kematian."
"Terus?" aku mulai memperhatikan cerita Ardo .
"Ya, dia kecelakaan motor bulan lalu. Sempat koma dan di rawat di rumah sakit. Setelah sadar, dia cerita kalau dia seperti di jemput oleh cahaya putih, terbang ke angkasa, dan menjadi salah satu bintang di atas sana ."
"....."
"Dan sekarang, dia juga suka banget ngeliat bintang. Katanya, mungkin saja kelak kita akan menjadi salah satu bintang yang menerangi bumi dari atas sana."
"Ya, mungkin. Tapi mati suri itu keadaan dimana seseorang setelah mati. Dimana organ tubuh tidak berfungsi. Sedangkan mati. Dimana organ tubuh tidak berfungsi. Sedangkan NDE sepertinya belum sampai pada tahap kematian."
"Yaelah, kamu mah ngomongin kematian tengah malan begini. Mana lagumu lagu gending lagi! Seren."
"Oh, iya....iya.... Hahaha! Ya, anggaplah soundtracknya."
"...."
"....."

Reino Regha Prawiro  [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang