21

287 11 0
                                    

Aku tidak memilih Rezta.  Aku memilih Rei.  Rei yang mencintai aku dengan penuh perjuangan. Dan...,  Rei adalah satu-satunya alasanku untuk bahagia. "
Aku harus menahan air di sudut mataku agar tidak sampai jatuh ke pipi. Aku harus kuat kali ini. Dua minggu adalah waktu yang cukup untuk membangun kekuatan. 
Kuat... Kuat.... Kuat!!!
"..... " aku cuma bisa menggigit bibirku,  Tidak tahu harus bicara apa lagi.
Tanpa mengeluarkan suara,  Air mata Ardo perlahan mulai membanjir dan akhirnya tumpah ke pipi.  Aku meraih tangannya yang masih tertutup,  Membukannya, dan mengelus-elud telapak tangannya.  Aku tidak mencoba menyeka air matanya, tetapi, aku mencoba menyeka luka di hatinya. Aku hafal benar bahwa cuma dengan cara seperti inilah yang dapat membuat Ardo sedikit lebih tenang.
"please....., fight for me, " lanjut Ardo terbata sambil melepaskan belaian tanganku dan menghapus air di matanya.
Saat-saat paling indah bagiku dan ardo adalah saat kami liburan.  Walaupun tidak setiap minggu,  Tetapi kami selalu mempunyai waktu yang berkualitas ketika liburan.  Mencari rute sendiri, tersesat, bahkan kadang-kadang salah arah adalah hal-hal yang selalu menjadi bahan tertawaan kami selama di perjalanan.  Menjelajahi tempat baru,  Menikmati suasana yang ada,  Dan berucap syukur terhadap apa yang telah kami lihat.  Bagiku,  Itu adalah sebuah keindahan.
Saat-saat paling berarti bagiku dan Ardo adalah saat kita mencari inti dari sebuah kisah yang aku ataupun ia kisahkan. Saat itu adalah saatnya bagiku dan Ardo untuk belajar. Ya. Belajar trntang kehidupan,  Dan yang lebih penting adalah belajar tentang makna dari sebuah pesan kehidupan.
Saat-saat paling seksi bagiku dan Ardo adalah saat malam hari.  Setelah selesai makan malam,  Biasanya aku manja-manjaan di dada Ardo,  Memasukkan tanganku ke dalam bajunya, memeluknya, cerita-cerita, hingga akhirnya benar-benar tertidur hinnga paginya aku menemukan tangannya sudah bersarang didalam celanKu.
Saat-saat oaling romantis bagiku dan Ardo adalah. Saat aku memijat tubuhnya yang sedang kecapaian sepulang dari kantor dan saat Ardo merawat ku ketika aku sakit.  Baiku,  Itu lebih dari segalanya.  Perawatan adalah bentuk dasar dari rasa sayang.
Aku kembali mengingat-ingat hal-hal yang pernah kami lakukan bedua. Betapa lengkapnya aku dan Ardo.  Hamlir semuanya sudah pernah kami alami. Baik rasa senangnya, sukanya, dukanya, bahkan mungkin tangis air mata. Semuanya adalah saksi dari cerita kami. Seseorang oernah berkata bahwa akan lebih menyesal jika engkau mempunyai sesuatu tetapi engkau kehilangan.  Kalimat itu terus menari-nari didalam ingatanku.
"jujur.  Jujur aku belum sanggup, "kata Ardo sambil memalingkan wajahnya dari wajahku. Aku tahu jika ia menatap wajahku. Air di matanya akan turun lebih deras.
"untukku,  Aku tidak mau kehilangan sia-sia sesuatu yang pernah aku miliki.  Jika kamu membatalkan semuanya,  Kamu tidak hanya menyakiti Rezta,  Tetapi juga orang tuanya,  Orang tuamu,  Dan yang oaling urama adalah aku"
"??? "

"iya.  Aku yang kecewa.  Kecewa karena orang yang selama ini aku bangga-banggakan di hadapan teman-temanku ternyata begitu mudahnya menarik apa yang telah dia ucapkan.  Terlalu banyak kekecewaan jika kamu membatalkan perjodohan itu. "
"...... "
"jika kamu merasa sekarang kamu belum sanggup,  Ya mungkin sekarang memang belum sanggup.  Tapi kan masih ada hari esok.  Hari untuk mengumpul dan membangun kekuatan. Lagian, belum sanggup tidak bersinonim dengam kata tidak sanggup, kan? "
".... "
"Ragu itu cuma satu langkah, tetapi menjalani adalah beribu-ribu langkah di atas keragu-raguan. "
Kamu bisa ngomong gitu karena tidak berada di posisi aku. "
"kalau aku ada di posisi kamu,  AKu akan menikah dengan Rezta. Percayalah.  Banyak orang yang menjadi seperti kita cuma karena mereka belum menikmati tubuh wanita saja."
"Trus, kenapa kamu mau pacaran ama aku?"
"bosen," jawabku singkat sambil menyunggingkan senyum di bibirku.
"..... "Lalu,  Ardo mengambil tisu yang berada di sudut meja,  Meremasnya, dan melemparkannya ke hadapanku sambil mengulum tawa di mulutnya.
"hahaha.....!
"ah,  Kamu......  Orang lagi serius-seriusan juga...... "
Dan,  Air mata yang harusnya jatuh lebih banyak ternyata dapat dengan mudah digantikan oleh tawa. Lihat!  Wajah Ardo jadi aneh setelah menangis dan tertawa dalam jeda waktu yang amat. Singkat.

Reino Regha Prawiro  [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang