dan, cerita itu pun Dimulai.....
.........larghissimo con molta passione
(Sangat luas dengan segenap hasrat)"Jangan, Dad..... Jangan pergi.....!"
"Mas....., jangan Mas...... Rei masih terlalu kecil......
Kasihan Rei, Mas....."
"ALAH!!!!! Tau apa kamu? Sudah! Jangan larang aku pergi dari rumah ini! Aku sudah bosan tinggal di rumah ini!!!!"
"Daddy...., Rei sayang Daddy. Jangan tinggalkan Rei, Dad....." aku masih memeluk kaki Daddy. Tiba-tiba, sebuah tendangan kaki mendarat di punggungku.
"Mas!!! Apa-apaan kamu?!!!!" Moesye langsung mendekapku dalam pelukannya. "Sudah sejauh itukah ku, Mas? Betapa setan sudah membuatkan mata hati kamu!!!!"
"Diam!!!! Nggak usah berceramah di depanku!!! Keputusanku sudah bulat. Nggak akan ada yang bisa ngelarang aku!!!!"
"Aku lalu menangis di pelukan Moesye. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Sosok Daddy yang selama ini menjadi panutanku tiba-tiba berubah seratus delapan puluh derajat. Dimana Daddy-ku yang dulu? Apa salahku? Apa aku terlalu nakal sehingga Daddy pergi meninggalkan aku dan Moesye? Cuma itu yang ada di pikiran anak sekecil aku waktu itu.
"Rei, janji,Dad, Rei nggak akan nakalnlagi, Rei akan....."
Sekali lagi, tidak hanya tendangan yang u dapatkan , tetapi tamparan yang begitu keras dan sakit juga aku dapatkan.
"Moesye....., Rei tidak akan nakal lagi,Moesye ......."
"Ssssstt....! Iya,sayang. Anaknya Mosye nggak nakal, kok..... Moesye sayang Rei...."
"Kata-kata Moesye saat itu seperti di tengah sahara, seperti embun di pagi hari. Begitu damai dan begitu menyejukkan.
"Baiklah kalau itu yang Mas mau!!! Silakan pergi dari rumah ini dengan pelacur itu!""Dan, hal itu pun terjadi. Akhirnya Daddy melangkahkan kakinya keluar rumah kami. Dengan air mata yang tersisa, Moesye tetap mendekap tubuhku dalam pelukannya.
"Moesye, bisakah kita melupakan seseorang ?" yang aku sambil memeluk Moesye.
Moesye tersenyum. "Tidak, nak, kita hanya bisa mencoba untuk tdak memikirkannya lagi." Lalu, Moesye menggenggam jari telunjuk, jari tengah, jari manisku, kemudian mengecup ujungnya, lalu menempelkannya di dadaku sambil membalas pelukanku dan mencium kepalaku. Damai pum menyeruak seketika.
Moesye....., engkaulah perempuan maha sempurna di muka bumi ini."Dan satu lagi, surat cerai akan menyusul dan Rei akan menjadi tanggung jawabmu sepenuhnya. Oh ya, segera bereskan barang-barang kalian setelah surat cerai kamu terima!!!!
Lalu, Daddy benar-benar pergi, dan tak pernah kembali.📑
ITU adalah awal yang sangat menyakitkan bagi anak seusiaku saat itu. Bagaimana tidak? Di saat aku benar-benar butuh figur seorang Ayah, di saat itu pula aku harus menerima kenyataan bahwa ayah yg kucintai meninggalkanku demi perempuan lain. Apa yang aku mengerti saat itu? Aku hanya berpikir bahwa aku terlalu nakal sehingga Daddy marah dan pergi meninggalkanku.
Sejak kejadian itu, hidupku dan mosye mulai berubah. Tidak ada lagi kebahagiaan yang kurasakan bersama kedua orangtuaku. Puncaknya yaitu ketika Moesye menerima surat cerai dan kami harus angkat kaki dari rumah itu. Akhirnya, kami pindah ke sebuah rumah yang tentunya mengorbankan tabungan Moesye yang berhasil di kumpulkan nya sejak masih bersama Daddy. Sebuah rumah yang lebih sederhana. Lebih kecil. Tapi, lebih bahagia tentunya.📑
AKHIRNYA, untuk melanjutkan hidup, Moesye memutuskan membuka warung makan di depan rumah kami. Setiap hari, Mosye dan Mbok Darmi bangun pagi-pagi ke pasar, memasak, dan menjajakan makanan di etalase warung. Terhitung tiga minggu setelah warung di buka, pelanggan mulai banyak berdatangan. Tidak hanya dari lingkungan tetangga sekitar, tetapi juga dari luar wilayah kami. Dan yg paling utama adalah karyawan sebuah perusahaan konveksi yang lokasinya tidak jauh dari warung kami. Jadi, tidak perlu waktu lama untuk menggaet pelanggan di warung kami.
Seiring berjalannya waktu, keanehan mulai ku alami. Moesye yang sekarang sangat berbeda dengan Moesye yang dulu. Ia mulai menjadi sosok wanita pekerja keras. Ia giat mempromosikan warung kami kepada perusahaan-perusahan sebagai catering bagi karyawan mereka, menerima pesanan hidangan pesta, sampai membuat kue dan di jual di warung terdekat. Jelas saja aku semakin terabaikan. Moeaye juga berubah menjadi wanita yang teguh pendirian,kuat, dan tidak mudah menyerah. Sebuah perubahan positif yang tidak mungkin tidak aku harapkan.
Tetapi, aku tetap bangga mempunyai sesosok ibu seperti Moesye. Wanita tangguh.📑
MEMASUKI usia remaja. Kelas satu SMP aku merasa ada hal "aneh" aku seakan tidak mengenal diriku sendiri. Mengapa tiba-tiba suaraku berubah? Mengapa muncul benjolan kecil di tenggorokanku? Mengapa sekujur tubuhku di tumbuhi bulu-bulu? Mengapa burungku selalu tegang dan kasurku sering basah dan lengket di pagi hari? Apakah aku ngompol? Sebuah kebiasaan buruk yang sudah lama kutinggalkan sejak aku memasuki SD. Aku bingung. Aku tidak tahu harus bertanya pada siapa.
Mengapa? Mengapa?Mengapa? Itulah pertanyaan terbesar bagi anak seusiaku. Aku tidak tahu apakah hal itu aneh atau normal? Yang jelas, aku merasa kehilangan jati diri sebagai Reino Regha Prawiro kecil yang selalu berteriak dengan suara lantang dan cempreng. Kenapa sekarang suara ku berubah jadi besar? Semua pertanyaan itu hanya bisa kusimpan dalam hati tanpa berani bertanya kepada siapapun. Termasuk Moesye.(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reino Regha Prawiro [END]
Romance[Selesai +18 Privasi]✓ Follow Me Ketika sang surya pagi menembus sela-sela jendela, aku tersadar, ternyata aku tidur dalam dekapannya. Aku pun merapat sama eratnya. Di sini, di balik dadanya, aku dapat melihat sinar matahari pagi membelai wajahnya...