KEMARIN kamu gantung mereka sekarang kamu batalkan Harapan mereka. "
"Lho, kamu kok gitu? Harusnya kamu senang dong akunya nggak jadi nikah. "
"kamu tahu apa satu-satunya yang bisa membuat aku senang? Aku senang jika dari awal kamu mengatakan tidak. "
"Tapi..... "
"Tapi akhirnya kamu menerima permintaan itu dan sekarang kamu mau batalin gitu aja? Aku merasa kayak nggak kenal kamu. Ardo Praditya nggak plin-plan kayak gini. "
Kali ini, Aku benar-benar merasa dipermainkan. Kemarin ia sukses membuat aku down hingga akhirnya aku harus mengumpulkan tenaga untuk membangun dan menghadapi semua ini. Tetapi saat aku merasa yakin akan keputusanku, Ia malah membalikkan keadaan. Ibarat, Ia sedang mengangkat sendok yang sarat dengan air dalam gelas, Lalu mengumpulkannya perlahan-lahan hingga gemericik air itu kembali ke gelas. Tetes demi tetes, Satu persatu, Berangsur-angsur, Dan akhirnya habis. Tak tersisa. Aku merasa tidak mengenal Ardo kali ini.
Demi tuhan......., Air di mataku belum benar-benar kering, Do. "
"kamu.......,kamu sudah ada yang baru, ya? "
Kamu sudah ada yang baru, ya?????? Rasanya itu adalah pertanyaan yang sangat cerdas sekali yang keluar dari mulut seorang Ardo Praditya di tengah keadaan seperti ini. Aku hanya menatap heran ke arah Wajahnya. Bisa-bisanya ia berpikiran seperti itu!
"....... ""oh, Sorry..... Sorry..... Oke, Kasih tau aku apa yang harus aku lakukan? Apa yang harud aku lakukan dengan perasaanku yang masih mencintaimu? "
"apa kamu oernah memikirkan perasaanku? "
"aku tahu..... Aku tahu. Itulah alasan kenapa selama beberapa waktu belakangan ini aku selalu mencarimu. Rei, Permintaan kedua orang tuaku. Sekarang, Aku sadar. Aku menikah dengan Rezta tetapi di tengah jalan nanti aku selalu merasa menyesal dan merasa bersalah pada diriku sendiri? "
"....... "
"aku masih....., Sayang kamu. " kali ini, Ardo berbicara terbata. Bibirnya mulai bergetar "aku ingin yang semlurna di hidupku. Hanya denganmu aku merasa nyaman. Aku merasa dihargai dan di sayangi secara tulus. Dan satu lagi, Aku nggak tega jika nasib Rezta berakhir sama seperti pajangan Botol di kamarku. Hanya pajangan. Tidak pernah digunakan. "
"Tapi kasihan kedua orang tuamu, Do. bukannya aku nggak sayang ama kamu. Tapi justru karena aku sayang ama kamu. Aku Mau melihat kamu bahagia dan bisa membahagiakan kedua orangtuamu. Kamu masih punya kedua orang tua yang lengkap, Do. Jaga sesuatu selagi masih dalam genggamanmu."
"lalu kenapa kamu tidak menjaga aku dan malah menyuruh aku nikah gitu aja? Kamu sudah nggak sayang lagi ama aku?
"...... "
"....... ""sudah....... Aku sudah menjaga kamu. "aku merebahkan posisi dudukku sambil bersandar ke belakang. "Dua minggu ini aku belajar banyak, Do..... Aku belajar tentang caranya melepas.. Setelah kemarin-marin aku belajar tentang melepas. "aku berusaha untuk sesantai mungkin dalam menghadapi situasi seperti ini. Dua minggu yang lalu, Aku persiapkan untuk benar-benar menghadapi situasi ini.
"Tapi jujur....., Aku nggak bisa seperti ini. Aku nggak mau pisah dari kamu. Sayang, Aku masih sayang ama kamu. "
Aku juga, Bohong kalau aku bilang aku udah nggak sayang ama kamu."
"aku juga. Bohong kalau aku bikang aku udah nggak sayang ama kamu, "
"...... " Ardo terlihat mulai berkaca-kaca.
"sekarang kita nikmati saja waktu yang ada. Sebentar lagi, Genap satu tahun hubungan kita, "
"kamu benar-benar tidak mau memperjuangkan aku?? Ardo bertanya lirih.
"...... " jujur, Aku tidak tahu harus menjawab apa. "Ardo, Cinta itu memilih, bukan dipilih. Dan aku memilih untuk melepas cintaku kepada orang yang tepat. Rezta itu baik, Do. Aku yakin pilihan kedua orang tuamu tidak salah.
Bukan aku yang tidak mau aku perjuangkan. " Ardo kembali menutup mukannya dengan kedua tangannya.
"...... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Reino Regha Prawiro [END]
Romance[Selesai +18 Privasi]✓ Follow Me Ketika sang surya pagi menembus sela-sela jendela, aku tersadar, ternyata aku tidur dalam dekapannya. Aku pun merapat sama eratnya. Di sini, di balik dadanya, aku dapat melihat sinar matahari pagi membelai wajahnya...