OM TELOLET OM
BTW, HAPPY NEW YEAR !!
gak kerasa udah ganti taun aja. Padahal baru sebulan gak update ginian.
Oke deh. Yuk dilanjut *yang 7dah lupa jalan ceritanya bisa diulang lagi dari buku pertama. Biar gregeet. Wkwk*
******
Langkah Jasmine terhenti setelah langkah para penjaga di depannya berhenti terlebih dahulu. Jasmine melirik ke arah Shawn. Dan dengan telepati, Shawn mengerti apa yang ingin di utarakan Jasmine kemudian mengangguk mengiyakan. Mereka sudah sampai di tempat tujuan mereka, ruang pribadi Sharon.
"Kau siap ?" Bisik Shawn.
"Aku tak punya jawaban lain" sahut Jasmine pelan.
Pintu ruangan itu lantas terbuka, suaranya menggelitik ngeri di telinga Jasmine. Jantung Jasmine berdegup kencang. Dia tau bahwa setelah masuk ke ruangan itu hanya akan ada satu orang yang bisa keluar dengan selamat. Dirinya atau Sharon. Dan dia tau pasti bahwa jawaban pertama sangat mustahil baginya. Ini adalah kesempatan terakhirnya.
Penjaga di depan Jasmine membuka jalan. Jasmine melangkah pelan. Kakinya terasa sangat berat harus melangkah ke tempat itu sendiri. Beberapa langkah kemudian dia berhenti, berbalik melihat kearah Shawn yang membeku di tempatnya tadi. Lantas Shawn mendekat ke arahnya kemudian.
"Aku tak akan membiarkanmu masuk sendirian" ucap Shawn pelan.
Jasmine menatap mata Shawn. Melihat jauh lebih dalam bolamata itu. Entah kenapa Jasmine bingung dengan dirinya sendiri. Dirinya bingung, harusnya dia merasa senang karena Shawn akan maju bersama dirinya. Namun jauh di dalam hati, Jasmine tau ini adalah pertarungannya sendiri melawan Sharon. Hidup ataupun mati.
"Aku tak berharap banyak untuk ini" gumam Jasmine kemudian.
Shawn melangkah maju terlebih dahulu, mninggalkan Jasmine di belakangnya. Jasmine mengekor pelan. Mereka masuk kedalam ruangan yang amat besar, penuh dengan dekorasi berwarna emas. Lalu seketika pintu ruangan itu tertutup keras. Dan Jasmine tau betul, mereka sudah di dalam ruang pribadi Sharon dan bukan hal mudah membuka pintu itu kembali.
*****
"Hello..!!"Suara perempuan menggema ke seluruh ruangan. Jasmine tau betul siapa orang yang menyapanya.
"Kerja bagus Shawn. Aku tau, tidak akan sulit membawanya, jika kau yang menjemputnya" lanjutnya.
"As your wish my Queen" ucap Shawn lantas berjalan mendekat ke arah Sharon lalu berdiri di belakangnya.
Mata Jasmine melihat ke arah Sharon yang berdiri lima meter di depannya lalu ke arah Shawn, bergantian.
"Apa yang kau inginkan" ucap Jasmine kemudian.
Sharon lantar mengangkat satu ujung bibirnya.
"Kau tau apa yang ku inginkan, Jasmine !"
"Jika kau menginginkan aku, maka usahamu akan sia sia ! Aku hanya electra biasa"
Lagi lagi Sharon tersenyum.
"Electra biasa ! Hahahaha, bagaimana mungkin electra biasa bisa sampai kesini? Kau tidak bisa membodohiku Jasmine!!" Ucap Sharon keras, menggema ke seluruh ruangan.
Sharon berjalan pelan, mendekat ke arah Jasmine. Detak jantung Jasmine semakin tak beraturan seiring bertambah dekat Sharon padanya.
Sharon kini tepat berada di depan Jasmine. Lantas Sharon mengulurkan tangannya ke arah kepala Jasmine. Jasmine bergidik ngeri, entah apa yang akan di lakukan Sharon padanya. Jasmine memilih memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FOS ACADEMY 3 : CHASING TRUTH
FantasíaBuku ketiga dari trilogi THE FOS ACADEMY. Baca buku pertama dan kedua dulu untuk mengikuti ceritanya. Kini retina mata mereka menangkap cahaya yang tak mereka dapatkan di hutan terlarang. Pedang cahaya yang diambil monster penghuni hutan pun telah...