□01. Kapan lagi, Arga?

5.2K 224 1
                                    

Bagian satu

Arga, Livia kangen.

-
-
-
-
-
-

Ratna itu jika diibaratkan tukang gosip tentang Livia, Ratna akan menjadi tukang gosip tingkat satu. Semua tentang Livia, Ratna tau. Sampai cara bokernya pun, rasanya Ratna tau.

Saat masuk SMP, Livia sudah menjadi anak kesayangan guru. Ratna rasa tidak ada guru yang memaraharinya. Maka dari itu, Livia banyak memiliki teman. Termasuk dirinya dan Arga yang memang sudah mengenalnya sedari kecil.

Untuk soal cinta, Livia ini bukan orang yang mengumbar cinta kemana-mana. Suka sini, caper sana, lalu sakit hati sendiri. Livia tidak seperti itu.

Hingga saat mereka naik tingkat ke kelas delapan, Livia menyukai seseorang.

Namanya, Afkar. Laki-laki tampan dengan kepintaran diatas rata-rata. Tapi, jika Afkar bukanlah orang pintar, sudah pasti banyak yang menghujat sana-sini. Masalahnya, Afkar ini playboy-nya bukan cap badak lagi, cap macan mungkin iya. Mantan tersebar luas di seluruh pulau. Pacar satu, tapi gebetan bejibun. Tidak tau deh, tabiatnya darimana.

Namun, tiba-tiba desas-desus mengatakan, Afkar baru putus dengan pacarnya bernama Bella. Dua bulan pacaran, putus hanya karena tidak bisa dihubungi selama dua jam. Ratna cuma ketawa selebar-lebarnya sih saat itu. Beneran deh, lebay banget tau nggak? Najis! Cuih.

Tapi yang bikin kepala Ratna ini berputar-putar, pusing tujuh keliling, sakitnya kayak mau lahiran, adalah saat Livia mengatakan bahwa gadis itu menyukai Afkar. Muke gile! Ketinggalan dimana otak Livia pada saat itu? Ratna tidak habis pikir dibuatnya.

Berbulan-bulan jadi secret admirer, Livia pada akhirnya mendapatkan Afkar. Ratna tidak tau pasti bagaimana prosesnya, yang dia tau Livia pernah pulang bersama Afkar karena saat itu tidak ada angkutan umum yang bisa gadis itu tumpangi. Mungkin dari tumpangan, bisa jadi cinta-cintaan.

Tapi nih ya, Ratna akan beritahu kalian bagaimana playboy-nya seorang Afkar Baritansyah. Mari kita analisis, kawan-kawan.

Pertama, Afkar menjadikan Livia sebagai seorang pacar pada tanggal 25 April, lalu putus pada tanggal 27 April.

Iya, sodara-sodara. Anda tidak salah lihat. Hahaha, asli, Ratna ingin sekali jambak rambut Afkar saat itu. Dua hari, pacaran cuma dua hari dapat apa? Ampas dosa mah iya.

Yang membuat Ratna makin murka, Livia tidak berhenti menangis setelah itu. Meraung-raung seperti serigala pada malam hari, lalu datang ke sekolah dengan mata sembab dan menghitam. Iya, Livia memang seperti itu. Bahkan, terus berulang hingga dua minggu. Tak habis-habis menangisi Afkar. Ratna juga bingung sih, apa yang ditangisi? Kenangan tidak ada? Bahkan Afkar tidak pernah memberi Livia satu barang kenangan. Tidak ada sama sekali. Jadi, Livia itu menangisi apa sebenarnya?

Saat ditanya, Livia hanya terdiam sambil menyahut sebentar, "gue malu, babik!"

Ratna seketika mengerti. Livia kan memang goblok dari asalnya, jadi ya tidak heran Livia akan memusingkan hal itu berminggu-minggu. Menangis karena malu? Ya, Livia-nya tidak pernah berubah.

Setelah sebulan, Livia kembali ceria. Senyum diumbar dimanapun, kapanpun, pada siapapun. Livia banget, deh.

Tapi, saat kelas delapan semester terakhir, Livia disukai seseorang. Teman kakaknya plus teman masa kecilnya sendiri. Arga Prasetyo Arsana.

IMPOSSIBLE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang