□02. Tonggg..

4K 221 4
                                    

Bagian dua

A-arga?

-
-
-
-
-
-

Livia bukan orang yang ingin menyesal seumur hidup. Lagipun, siapa yang mau hidupnya terus dihantui rasa bersalah.

Saat pertama kali menyukai Arga, Livia tidak langsung menerima itu. Berhari-hari memikirkan, Livia masih tidak mengerti, kenapa bisa?

Lalu, pada akhirnya, Livia menyerah. Membiarkan perasaan itu makin ada, nyata, dan besar. Livia tidak mencegahnya. Biarlah semua itu mengalir, harapnya rasa itu juga makin menghilang saat melihat Arga makin membencinya.

Sialnya, makin dijauhi, semakin kuat perasaan itu. Livia tidak mengerti arah perasaannya. Sampai saat ini, Livia masih menyukai Arga. Walaupun, selama sekolah, Livia tidak pernah bertemu Arga. Entah sibuk, atau memang pria itu sengaja menghindarinya.

Namun, untuk pertama kalinya, Livia bisa bertemu Arga. Pria itu berhadapan dengannya setelah keluar dari toilet. Terkejut hingga tak bisa berkata-kata. Harusnya, Livia kembali kedalam toilet. Diri dan hati tidak siap. "A-arga?"

Arga terkejut. Selain karena sosoknya yang tiba-tiba, Arga pun terkejut setelah apa yang dia temui. Livia? Kenapa? "Lo ... bisa minggir? Lo ha--"

"Iya-iya. Nih-nih." Livia tersenyum kikuk pun tak bisa berbuat banyak. Menggeser tubuhnya dan membiarkan Arga pergi. Lagi, meninggalkan dirinya tanpa sapaan sedikitpun.

Belajar sabar sama lo, bukan bikin jago malah bikin mewek.

-
-
-
-

💦💦💦

"Liviaaaaa..."

Livia mengernyit. Tangannya menutup kedua telinga. Tidak kuat mendengar teriakan yang menggema menyambutnya saat masuk kelas. "Kenapa sih? Rame banget."

"Besok libur, Liv."

"HAH? APA?"

"LIBUR, LIV. LIBUR!!!"

"O-oh. Oke."

Widya menggeleng pelan. "Liat grup deh. Rame."

Livia mengangguk paham. Mengambil ponsel di saku, lalu membuka pesan grup.

[AnakAlayAnakMama]

Rafa.
Ini kenapa nama grupnya begini? Woy, Yudha. Ganti nggak?!

Yudha.
Lo kan alay, lo juga anak Mama. Kenapa harus diganti?

Naura.
Ih, berisik banget sih.

Yudha.
Kalo nggak berisik bukan grup namanya. Pergi aja sana, hush, hush.

Rafa.
Coba scroll ke atas, Na. Kita lagi bahas sesuatu tadi.

Yudha.
Alus bener kalo udah sama Naura. Dedek mah apa atuh.

Rafa.
Bacot.

Naura.
Gue tergantung anak cewek ya.

IMPOSSIBLE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang