Kringgg...kringg....
Bel istirahat berbunyi. Dara, Nadia dan Vina beristirahat di kantin sambil memakan bakso yang mereka pesan sebelumnya.
"Gile parah dah tu anak baru, baru masuk aja nilainya udah 90. Dimas aja kalah." ucap Nadia
"Tapi Azka ganteng banget." Ucap Vina
"Tapi kalo diinget kejadian tadi ajaib gak sih? Dia baru aja masuk hari ini gitu loh dan yang gue tau kelas - kelas yang diajar sama Pak Susanto nilai fisika-nya gak pernah ada yang 90 mentok paling tinggi 85. Kayaknya dia pake jimat deh!" ucap Dara
"Ya gak mungkin lah. Masa cowok se-ganteng Azka pake jimat." bela Vina
"Vina, plis deh!" gerutu Dara
"Atau dia nyontek?" tebak Nadia
"Nyontek sama siapa? Sama Adit? Gak mungkin lah. Lo tau kan Adit itu gimana, pelitnya kebangetan." ucap Vina
"Atau dia nyontek pake HP?" tebak Dara
"Dar, itu tambah gak mungkin. Lo tau kan Pak Susanto itu gimana? Lo gak inget pas jaman awal diajar sama dia? 1 kelas dapet nol pas ulangan harian dulu, padahal kita semua nyontek dari HP trus saling berbagi di grup chat kelas dan kita sangat amat yakin bahwa kita bakal dapet seratus. Tapi apa? Di kertas ulangan kita semua isi tulisan gini," Vina berdehem, manirukan suara Pak Susanto "Kalo mau nyontek itu yang bener, cara kalian kuno, saya bisa tau kalau kalian menyontek."
"Dan akibatnya 1 kelas remidi besoknya." jelas Nadia
"Ah udah, gausah diperpanjang!" ucap Dara.
Dara, Vina, dan Nadia, banyak siswa yang iri melihat kekompakan mereka. Nadia dan Vina adalah sahabat Dara selain Dimas, Nadia adalah sahabat Dara dari TK sedangkan Vina adalah sahabat Dara dari awal masuk SMA.
"Hai." sebuah suara menghentikan pembicaraan mereka.
Mereka pun spontan menoleh ke asal suara. Tebak siapa yang datang.
"Azka." ucap Vina
"Boleh gabung?" tanya Azka
"Gabung aja, bolehkan?" tanya Vina kepada kedua sahabatnya
Nadia mengangguk saja mengiyakan, sedangkan Dara dia memilih untuk meminum es jeruknya dan mengabaikan Azka.
"Oh iya, kita belum kenalan ya? Gue Azka." ucap Azka sambil menjulurkan tangannya kearah Vina.
"Gue Vina." balas Vina ramah.
"Azka." Azka kini mengulurkan tangannya ke arah Nadia
"Nadia." balas Nadia sama ramahnya.
"Azka." Azka kini menjulurkan tangannya ke Dara.
"Dara." Dara sama sekali tidak melirik Azka dan tidak membalas tangan Azka. Malah selanjutnya ia malah mengunyah es batu dari es tehnya. Jutek. Dara memang jutek kepada orang yang baru ia kenal.
Setelah itu mereka berbincang bersama. Bertanya tentang satu sama lain. Lebih tepatnya hanya Azka, Nadia, dan Vina. Dara hanya mengiyakan apabila ia ditanya.
"Daraa.." dari ujung kantin bisa terdengar suara berat yang tiap hari didengar Dara sedari SD menemani masa pubernya. Dimas.
"Woi Dara, gue panggilin juga. Minta bentar!" Dimas merebut es teh milik Dara lalu meminumnya hingga habis.
"Dimas, kok lo habisin sih?! Ganti pokoknya!" Dara hampir saja menjambak rambut Dimas kalau saja tangannya tidak dicekal oleh Dimas.
"Ya nanti gue ganti. Oh iya, nanti lo pulang sendiri ya. Gue ada latihan pulang sekolah." ucap Dimas. Dara baru saja ingin kembali menjambak rambut Dimas tapi tangannya kembali dicekalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara |new version|✔
Teen FictionPernah dengar kata orang kalau persahabatan antar lawan jenis itu nyaris mustahil ada karena salah satu atau (kalau beruntung) bahkan keduanya saling menyimpan rasa? Sepertinya hal itu berlaku untuk persahabatan Dara dan Dimas. Dimas menyukai Dara...