Dara akhirnya sampai di rumahnya setelah diantar Dimas. Dia terpaksa ikut. Ia membaringkan tubuhnya di kasur miliknya kemudian memejamkan matanya. Tidak, ia tidak tidur.
Ingatan Dara kembali ke beberapa menit yang lalu saat ia dan Dimas berada di parkiran sekolah. Dara yang pasrah saja di tarik Dimas sejak dari ruang ujian akhirnya memberontak saat sampai di parkiran.
"Gue pulang sendiri aja." ucap Dara
"Gue yang anter sekalian mau ngomong." ucap Dimas
"Gak, jangan ngomong apapun sama gue sekarang." Dara menghela nafasnya, "Gue mau fokus sama ujian. Gue gak mau mikir yang gak penting selama gue ujian." ucapnya.
Dimas diam. Ditatapnya Dara, Dara serius. "Oke, tapi begitu selesai ujian lo harus pulang sama gue. Kita omongin semuanya." ucapnya.
Dara mengangguk. Sebenarnya ia malas harus berhubungan dengan Dimas lagi, tapi biar cepat ia iyakan saja. Ia ingin segera pulang, badannya sudah lelah.
Pintu kamarnya diketuk dan terbuka, Bimo ada disana. Dara yang masih memejamkan matanya tak terusik sedikit pun dengan kedatangan Bimo yang tiba tiba.
"Lo pulang sama Dimas ya?" tanya Bimo yang kini duduk di kursi meja belajar.
Dara membuka matanya kemudian duduk diatas kasur menghadap Bimo. Dara mengangguk mengiyakan pertanyaan Bimo.
"Nih," Bimo mengeluarkan sebuah coklat dari kantong jaketnya, memberikan coklatnya ke Dara.
"Maaci Bimo." Dara menerima coklatnya dengan senang hati.
"Sebenernya gue kesini tuh mau ngasi tau sesuatu, tapi kayanya nunggu lo selesai ujian aja deh. Lo harus fokus." ucap Bimo
"Iya," Dara berdiri dari duduknya. "Gue mau ganti baju, keluar." ujarnya.
"Gue disini aja deh."
"Eh, gue mau ganti baju. Keluar atau gue aduin Mama."
"Iyaiya," Bimo beranjak dari kursinya. "Gue pulang aja deh."
"Iya sono pulang lo."
***
Hari terakhir ujian sekolah. Seluruh siswa dan siswi berhamburan keluar ruang ujian. 8 hari terlewati dengan lancar dan kini tinggal UN menanti mereka. Dara keluar secepat kilat dari ruangannya menuju gerbang sekolah dimana Bimo telah menantinya disana.
Sebenarnya ia menghindari berbicara dengan Dimas makanya dia menyuruh Bimo menjemputnya. Bimo menjemputnya dengan mobil yang kini terparkir di dekat pos satpam. Bimo berjalan mendekat namun....
"Dara,"
Langkah Bimo terhenti begitu juga Dara. Dimas berhasil mengejarnya.
"Ikut gue!" ucap Dimas kemudian menarik Dara entah kemana Dara tak tau.
Dara mengirim sinyal ke Bimo yang kini menatapnya dengan Dimas. Bimo mengerti dan mengikuti keduanya menuju belakang laboratorium.
"Ngomong apa?" tanya Dara to the point kepada Dimas.
"Bukan gue yang celakain lo. Bukan gue yang nyuruh orang orang itu." ucap Dimas.
Dara menghela nafasnya, "Waktu itu lo ngaku sekarang lo nyangkal."
"Itu karena–"
Ucapan Dimas dipotong oleh Bimo. "Lo ngelindungin Vina?" tanya Bimo. Beberapa hari yang lalu Bimo mencari tau mengenai masalah mereka dan mendapatkan bahwa Vina dan Dimas seperti memiliki sesuatu dan Dimas terlihat selalu melindungi Vina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara |new version|✔
Teen FictionPernah dengar kata orang kalau persahabatan antar lawan jenis itu nyaris mustahil ada karena salah satu atau (kalau beruntung) bahkan keduanya saling menyimpan rasa? Sepertinya hal itu berlaku untuk persahabatan Dara dan Dimas. Dimas menyukai Dara...