Delapan Belas : Pagi, Dokter

622 26 0
                                    

2026

Bandara, salah satu tempat tersibuk didunia. Tempat bagi orang datang maupun pergi atau sekedar persinggahan sebelum menuju tujuan sebenarnya. Langit siang ini di Bandara I Gusti Ngurah Rai sangat cerah.

"Dokter..."

Pria yang sedari tadi menunggu di dekat pintu kedatangan tersenyum lebar saat melihat orang yang sedari tadi ia tunggu. Seorang wanita dengan kemeja putih dan celana jeans tengan mengeret koper menujunya.

"Bli Putu, sudah lama nunggu?" tanya wanita itu.

Pria asli Bali itu menggeleng dan mengambil alih koper di tangan Wanita tersebut. "Dokter sudah makan belum? Sebelum ke rumah mau makan dulu?" tanya nya dengan logat Bali yang kental.

Wanita tersenyum, kebetulan memang dia lapar. "Boleh, Bli." Mereka pun berjalan menuju tempat mobil Bli Putu terparkir.

"Dokter mau makan apa?" tanya Bli Putu ketika mereka berdua sudah berada di dalam mobil.

"Jangan panggil dokter! Formal sekali kesannya. Panggil Dara aja, Bli. Lagian juga kita udah kenal lama." ucap wanita itu, Dara.

"Iya, Dara." Bli Putu membawa mobil mereka keluar dari area bandara. "Jadi mau makan apa?" tanya nya.

"Ayam betutu. Aku kangen makan itu, di Jakarta ada yang jual tapi rasanya beda aja sama yang disini." ucap Dara.

Bli putu mengangguk, "Siap Ibu Dokter."

"Bli apa kabar? Keluarga juga gimana kabarnya?" tanya Dara.

"Baik saya, keluarga juga sama."

Mobil mereka berhenti di salah satu rumah makan yang terkenal dengan ayam betutunya. Dara rindu sekali dengan Bali terutama dengan makanannya.

Salah satu kesukaanya yaitu ayam betutu yang sudah tak terhitung berapa kali ia makan. Jujur, selama di pesawat ia memikirkan banyak makanan yang ingin ia makan ketika sampai di Bali. Makanan dan Dara itu tidak bisa dipisahkan, mereka itu soulmate.

"Kamu banyak berubah, ya?"

Bli Putu bersuara ketika mereka sudah memesan makanan. Dara tersenyum, terakhir ia bertemu dengan Pria didepannya ini adalah 2 tahun lalu.

"Aku masih sama kaya 2 tahun yang lalu." ucap Dara.

Dara mengikat rambut hitam sebahunya saat makanan mereka datang. Ia tak suka rambutnya mengganggu saat makan.

"Bli kali yang banyak berubah. Aura bapak bapaknya keluar." Dara meminum es teh tawarnya, "Della gimana dia, Bli? Aku belum ada chat sama dia belakangan ini, sama sama sibuk." ucapnya.

"Della belakangan sering nangis, gara gara mau nganten. Mau pisah sama ibu bapak ya gitu." ucap Bli Putu.

Dara menyuapkan nasi dan ayam betutu ke mulutnya. Rasa yang sudah lama ia rindukan. Keduanya makan dalam diam.

Bli Putu sudah selesai dengan makanannya menunggu Dara menyelesaikan makannya. Dara terlihat sangat menikmati makanannya itu, sekangen itu dia sama ayam betutu.

"Kamu mau eskrim?" tawar Bli Putu dan dijawab anggukan oleh Dara. "Nangka?" tanyanya dan lagi dijawab anggukan Dara.

Bli Putu menghilang dari hadapannya, mengambilkan es krim untuk Dara. Bli Putu adalah kakak dari Della yang umurnya 2 tahun diatasnya. Bli Putu salah satu orang yang selalu membantunya selama di Bali. Dia ramah dan dewasa. Tak jarang Dara banyak berdiskusi dengannya, orangnya sangat open minded dan realistis. Pria Bali dengan kulit sawo matang dan senyum yang menawan yang mampu menakhlukan hati kaum hawa.

Dara |new version|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang