Sembilan : Ribut

592 27 2
                                    

Di sekolah, Azka terus mengikutinya kemana pun ia pergi bahkan sampai ke kamar mandi. Dara tidak habis pikir, lama kelamaan Azka menjadi stalker.

Akhirnya Dara dapat berdua saja dengan Dimas. Mereka sedang berada di minimarket dekat rumahnya. Dara meminta Dimas datang kesana dengan iming iming susu coklat kesukaan Dimas dan tak sangka Dimas mau datang.

"Jadi gini," Dara menengguk ludah.

"Lo mau jelasin apa sih, Dar? Bukannya udah jelas?" ujar Dimas tanpa menoleh ke Dara.

"Tapi kan,"

"Lo dijodohin sama Azka trus lo terima, jadinya sekarang lo berdua udah terikat kan?" omongan Dara terpotong oleh Dimas.

Dara berdecak, Dimas nyebelin. "Kasih gue ngomong." ucap Dara

"Itu udah ngomong." sahut Dimas

"Maksudnya ngejelasin gitu." Dara mulai gemas pengen jambak Dimas.

"Kan udah jelas. Lo suka juga kan dijodohin sama orang kaya dia?"

"Ish, gue tuh gak suka sama dia."

"Terus sukanya sama siapa?"

"Sama lo." ceplos Dara asal. Dimas nyebelin gak mau dengerin Dara.

"Jangan ngomong gitu." Dimas menunduk. Dimas kenapa sih?

"Kenapa?" Dara mendekatkan wajahnya kewajah Dimas yang menunduk.

"Gue bisa sakit jantung."

"Hah? Lo punya riwayat sakit jantung, Dim?" Dara meraup wajah Dimas agar melihat kearahnya.

Dimas melotot kaget, "Dar, apaan sih?"

"Seriusan?" Dara mendekatkan telinganya ke dada kiri Dimas. Dia jelas bisa mendengar jantung Dimas berdetak sangat cepat, berdebar.

Dimas membeku ditempatnya. Tangan Dara yang tadinya meraup wajahnya kini turun kepundaknya dan kepala orang itu berada di dadanya.

"Lo seriusan punya penyakit jantung atau—" Dara menoleh kearah Dimas. "—lo deg degan deket sama gue?"

Untuk sejenak mereka hanya saling tatap. Dara dapat merasakan dadanya berdebar ketika ditatap Dimas.

"Jangan tatap gue kaya gitu!" ucap Dimas

"Kenapa?"

"Nanti gue suka sama lo."

***

Dara mendesah pelan menatap langit langit kamarnya. Dia kepikiran ucapan Dimas. Kenapa belakangan ini Dimas suka main di pikirannya sih?

Bimo yang sedari tadi bermain game diponselnya menoleh kearah Dara. "Lo tadi ngechat ngajak main tapi sampe sini gue dianggurin, dasar mie burung"

"Ngapain sih lo? Galau? Gundah?" tanya Bimo

"Iya galau gue. Kasih saran dong, Bim." ucap Dara

"Saran apa?" tanya Bimo

"Masa Dimas bilang dia suka sama gue." ucap Dara

"Oh gitu."

"Kok gitu reaksi lo?"

"Ya emang gue kudu begimana? Kayang? Katrol?"

"Gak kaget lo?"

"Enggak, gue udah tau."

Dara menaikkan alisnya dan menatap Bimo penuh selidik. Bimo mengangguk, ia tau apa isi pikiran Dara saat ini.

"Enggak mungkin ah." ucap Dara

Dara |new version|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang