Selamat pagi. Pagi ini sama seperti pagi sebelumnya bagi Dara, pagi sibuk. Sibuk sekolah. Namun tak biasa ia begini, terlambat. Pagi ini Dara bangun kesiangan, alarmnya tak berbunyi karena ponselnya mati. Dan dengan secepat kilat ia bersiap sekolah, mengenakan pakaian olahraga, memasukkan bukunya secara asal dan mencepol asal rambutnya karena tak sempat sisiran.
"Mama, Papa mana?" tanya Dara begitu ia sampai di lantai bawah.
"Udah berangkat dari tadi." ucap Mamanya, Devi.
"Lah aku berangkat sama siapa?" tanya Dara lagi sambil mengambil sebuah apel dimeja makan.
"Tuh tadi ada orang bengkel nganter motor kamu. Pake motor aja." jawab Mama Devi
"Yaudah aku berangkat ya Ma."
Dara menyalimi Mamanya kemudian keluar dan berangkat menuju sekolah dengan kecepatan tinggi bersama Bonbon, motor kesayangannya.
***
Bonbon adalah jenis motor Ninja berwarna hitam. Bonbon bukanlah sembarang motor bagi Dara karena menurutnya motor ini adalah saksi kehidupan SMAnya selama hampir 3 tahun. Ia tidak membelinya, tentu orangtuanya tak akan mengijinkan Dara membeli motor 'jenis' ini dan bukan dia juga yang memberi nama Bonbon melainkan pemilik sebelumnya, Yayat.
Yayat merupakan sepupunya yang saat ini sedang kuliah di luar negeri dan daripada didiamkan dirumah yang ada motornya rusak dan juga ia tak tega menjualnya jadi ia hibahkan Bonbon kepada Dara. Lagipula itu adalah motor yang Yayat idamkan sejak kecil dan beli dengan tabungannya sendiri jadi mana tega ia jual begitu saja.
Sesampainya Dara di sekolah, Dara menjadi pusat perhatian seluruh siswa. Bagi siswa siswi yang seangkatan dengan Dara pasti tau itu dia, namun untuk para adik kelas mereka mengira yang lewat adalah cowok keren, tampan nan gagah maka dari itu banyak dari mereka diam disekitar parkiran.
Penampilan Dara cukup tertutup dengan motor Ninja –Bonbon– hitam, helm fullface hitam, hoodie hitam, dan celana training hitam yang sepaket dengan baju olahraga milik sekolah ditambah tas sekolah hitamnya ia sangat tampak seperti laki – laki.
Ia memarkirkan motor dan kemudian membuka helmnya, terlihat beberapa siswi mendecak dan meninggalkan parkiran. Mengecewakan, bukan cogan seperti mereka pikirkan.
"Aduh mampus gue, udah telat pasti ini." Dara melirik jamnya dan bergegas menuju lapangan sekolah, hari ini kelasnya mendapat jadwal olahraga di jam pertama.
"Dara, tunggu!" seseorang mengikuti Dara dari belakang menuju lapangan sekolahnya.
"Dara, Azka jam berapa ini? Kalian kesiangan. Olahraga dimulai 30 menit yang lalu, kenapa baru datang?" ucap Pak Seno, guru olahraga mereka.
"Maaf saya kesiangan, Pak." jawab Azka
"Alarm saya gak bunyi, Pak." jawab Dara
"Tidak ada toleransi untuk kalian! Sekarang kalian lari keliling lapangan 10 kali tanpa berhenti!"
"5 kali aja Pak ya?" pinta Dara
"Kamu udah telat isi nawar lagi. 15 kali, lari sekarang!"
"Yah Pak?!"
Mau tak mau Dara dan Azka mengikuti perintah Pak Seno dengan lari keliling lapangan 15 kali. Sial bagi Dara kondisinya tidak terlalu baik dan ditambah ia belum sarapan. Mau bagaimanapun ia harus tahan hingga 15 putaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara |new version|✔
Teen FictionPernah dengar kata orang kalau persahabatan antar lawan jenis itu nyaris mustahil ada karena salah satu atau (kalau beruntung) bahkan keduanya saling menyimpan rasa? Sepertinya hal itu berlaku untuk persahabatan Dara dan Dimas. Dimas menyukai Dara...