Grievous Heart [CheolSoo]

Chapter 04

Grievous Heart © Nisha_bacon627

.

Main pairing :

Choi Seungcheol & Hong Jisoo

(slight MinShua & Meanie)

.

Romance/Family/Friendship

.

Multichapter

.

Disclaimer :

SVT is Pledis's & This story owned Nisha_bacon627.

Thanks to :

Guixiancho3424,Jie713,JoshuaHongJisoo9,RenaCheolSooBaby,RestianaSari,cjooya3__,@Nana__kim,@YoonMei26(yang udah komen di Chapter 03)

.

Chapter 04

.

Jisoo ingin membalas sesuatu tentang apa semua yang dikatakan oleh Wonwoo, tapi ia tak bisa mendengar apa-apa lagi.

Udara perlahan terasa meninggalkannya, dadanya naik turun tak beraturan -sesak. Jisoo mencoba meraup udara sebanyak mungkin, tapi tetap saja sesak itu membakar dadanya. Ia ingin berteriak memanggil Wonwoo, tapi suaranya tak bisa keluar -lehernya tercekik dan seluruh tubuhnya perlahan seolah mati dari fungsinya.

"Bisa kah kau meresp-,"

Jisoo terbatuk keras bersamaan dengan jatuhnya ice cream dalam genggamannya. Saat itu juga Wonwoo berbalik dan menyadari jika ada yang aneh dengan Jisoo.

"Hey! Ada apa denganmu?" Wonwoo kalang kabut. Jisoo terlihat begitu tersiksa.

Ia segera berdiri dan mengambil inisiatif untuk menidurkan Jisoo pada kursi taman di atas pangkuannya, sementara lelaki itu semakin terlihat tak berdaya.

Wonwoo mengedarkan pandangannya. Hampir saja ia mengumpat ketika melihat tak ada siapa-siapa disana, selain dirinya dan Jisoo.

"Seungcheol!" Tiba-tiba satu nama itu terlintas dipikirannya. Ya, ia harus menghubungi Seungcheol. Bukan tanpa alasan, Wonwoo memang selalu menjadikan Seungcheol sebagai orang pertama yang mengetahui keadaannya disaat genting.

Secepat mungkin Wonwoo meraih ponsel dari saku blazernya dan segera menghubungi Seungcheol. Wonwoo begitu bersyukur tak lagi mendengar nada sambung karena sahutan Seungcheol dari seberang sana langsung terdengar. Hatinya terasa lega bukan main.

Sekarang satu yang menjadi do'a Wonwoo, ia hanya berharap Seungcheol cepat mengesampingkan ego tingginya terlebih dahulu dan membantunya, mengingat bagaimana sahabatnya membenci anak lelaki yang semakin terlihat melemah di pangkuannya.