Title: After Earth
Author: ChoKanna
Cast: Xu Minghao & Kim Mingyu (Seventeen)
Genre: Fantasy
Rating: General
Disclaimer: This fic is mine. Jika ada kesamaan tokoh, alur, latar, dll adalah sebuah ketidaksengajaan
.
.
.
Pernahkah kalian membayangkan apa yang terjadi dengan bumi di masa depan?
***
28 November 3016
Pagi yang indah. Matahari bersinar dengan cerah seakan ikut merasakan kebahagiaan yang aku rasakan. Kurebahkan tubuhku di atas rerumputan hijau. Mendongak, menatap langit biru yang membentang dengan agung. Aku memejamkan mata, merasakan angin semilir yang berhembus me-
"Ya! Xu Minghao!"
Aku terlonjak. Mengerjap-ngerjapkan mataku berulang kali dan mendapati seorang laki-laki berkulit tan sedang berdiri di hadapanku sambil berkacak pinggang.
"Mau sampai kapan kau tertidur seperti itu?" tanya-nya.
Aku tak menggubris pertanyaan Mingyu. Mataku sibuk menatap ke sekeliling. Semua masih tampak sama. Tanah yang gersang, terik matahari yang menembus bumi tanpa adanya lapisan ozon, dan suara gaduh pabrik-pabrik penghasil oksigen terus bergema di seluruh penjuru kota.
Aku menghela napas, "Ternyata cuma mimpi,"
"Apanya yang cuma mimpi?! cepat pakai gel-mu sebelum kulitmu rusak!" ucap Mingyu seraya menyodorkan sebuah botol kecil berisi gel.
Dengan cepat aku meraih botol tersebut dan membalurkan isinya ke sekujur kulitku. Lapisan ozon yang berfungsi melindungi bumi dari sinar ultra-violet itu memang sudah lama rusak karena banyaknya polusi dan berkurangnya pohon di bumi. Itu membuat kami—kaum manusia yang masih bertahan di bumi, harus memakai gel khusus agar kulit kami tidak rusak.
"Cepatlah Minghao-ya, pabrik oksigen sebentar lagi akan ditutup,"
"Baiklah, tunggu sebentar." sahutku
Setelah terik matahari tak lagi terasa menyengat di kulitku aku pun bangkit berdiri, mengekori Mingyu yang sudah berjalan lebih dulu di depanku.
Setiap hari aku selalu mengalami mimpi yang sama disaat tertidur. Mimpi yang sama, ketika bumi kembali berubah menjadi hijau, masih banyak pepohonan yang dapat aku gunakan untuk berteduh, serta hewan dan buah-buahan tak sulit untuk dijumpai. Namun kenyataan menamparku dengan keras, bahwa hal itu tak mungkin terjadi lagi.
27 tahun yang lalu, bumi telah berada di ambang kepunahan. Lapisan ozon rusak seutuhnya, membuat es di kutub utara dan kutub selatan mencair, dan rontoknya pepohonan menyebabkan tak ada lagi paru-paru untuk dunia ini. Hewan-hewan mulai punah, makanan pokok sangat sulit untuk ditemukan, dan manusia sudah berada di ambang kepunahan.
Siapa yang menyebabkan itu semua? Tentu saja manusia. Aku juga seorang manusia, namun aku tidak munafik. Kehancuran bumi ini sebagian besar disebabkan oleh manusia yang tidak peduli akan lingkungan sekitar. Mereka merusak ekosistem alam demi kepentingan pribadi tanpa peduli bahwa masih ada makhluk hidup lain yang ingin tinggal di bumi.
Aku menghentikan langkahku ketika menyadari bahwa aku bukan berada di depan pabrik oksigen.
"Mingyu, bukankah kita akan ke pabrik?" tanyaku pada Mingyu.
Mingyu menggeleng, "tidak Minghao kita akan kembali ke Venus."
Aku mengerjapkan mataku bingung. Namun kemudian tersadar, lalu menyeringai saat Mingyu menebang satu-satunya pohon yang ada di bumi dan menarikku terbang ke luar angkasa dengan baju robotnya.
Yah, walaupun manusia-manusia tamak di bumi ini akan punah, aku tak peduli. Kehidupan di Venus masih jauh lebih baik.
-END-
KAMU SEDANG MEMBACA
[NOVEMBER] Regular Menu
FanfictionSelamat datang di Flow de Mémoire, Tuan dan Nona! Selamat menikmati kisah-kisah kecil yang kami sediakan untuk menyambut hari-hari penuh kejutan kalian di bulan yang kesebelas--di bulan November, ini. Dengan mengangkat tema pohon dan ayah, kami berh...