KASET 14 : Sesuatu yang Lain

970 139 2
                                    

Tahukah kamu, walaupun aku suka warna abu-abu, aku tidak suka keabu-abuan? Aku hanya butuh penjelasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahukah kamu, walaupun aku suka warna abu-abu, aku tidak suka keabu-abuan? Aku hanya butuh penjelasan. Tentang pergi tanpa pamit, tanpa ucapan sepotong katapun.

Juga tentang kamu yang katanya menyukai D. Aku tidak pernah mendengar kata itu terucap di antara teman-temanmu. Jadi, jujur saja aku masih tidak percaya.

Mungkin karena aku yang tidak ingin percaya, juga karena aku yang masih berharap pada harapan kosong.

Jangan tanya padaku apa asyiknya berharap. Berharap adalah hal terakhir yang ingin aku lakukan. Karena, berharap itu capek.

Oke, aku ingin bercerita.

Waktu itu, aku sedang berjalan melewati koridor sekolah yang agak ramai dengan earphone yang menggantung di telingaku. Aku melihat beberapa temanmu sedang bergerombol entah sedang membicarakan apa. Akupun mengecilkan volume lagu yang sedang bermain di iPod-ku. Kemudian berjalan mendekat dengan lagak tidak peduli—wajah datar dan dua tangan yang masuk ke kantong hoodie hitam kesayanganku.

Samar-samar, mereka sedang membicarakanmu, dan D.

"...sebenernya, dia gak suka D,"

Aku hampir saja melepaskan earphone-ku untuk memastikan aku tidak salah dengar. Tapi, nanti malah ketahuan teman-temanmu.

"Gue juga gak percaya dia suka D," kata salah satu temanmu ikut menimpali. "Soalnya, tiap hari aja masih ngeliatin yang itu."

"Tuh kan. Jadi, yang bilang dia suka D itu siapa, sih?"

Semakin lama, aku semakin bingung dengan percakapan mereka. Jadi, lebih baik aku pergi saja.

Omong-omong, yang mereka maksud itu siapa, ya?

Keesokan harinya, kita berpapasan di koridor lantai dua. Kamu—dengan tangan yang dimasukkan ke kantong jaket dan tatapan datarmu—sedangkan aku—dengan segala usahaku untuk tidak menatapmu. Tahukah kamu, itu susah. Kamu memiliki semacam gaya tarik tersendiri. Seperti matahari yang memiliki gravitasi sehingga dapat membuat planet beredar tetap di orbitnya, itulah yang kamu lakukan kepadaku. Aku—yang sebenarnya ingin pergi dari orbit sewaktu-waktu seperti Pluto—malah tetap tertahan di orbitku.

Kamu menatapku. Seketika aku sadar, itulah sebab mengapa gravitasimu kuat sekali. Tatapanmu itu sejenak membuatku tidak ingin membuang pandanganku.

Kemudian, kamu agak menyingkir saat aku lewat tepat di sampingmu. Sepertinya, kamu juga ingin menghindar.

 Sepertinya, kamu juga ingin menghindar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
1 : AdiksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang