Part 8. Dilema

356 39 5
                                    

Author POV.

Bel istirahat berbunyi.

Umji bermaksud mengajak Yuju dan Eunha untuk makan bersama, karna lagi-lagi SinB tidak masuk karena masih sakit. Namun Umji tidak menemukan satu pun dari mereka di kelas. Umji pun memutuskan untuk pergi sendiri ke kantin, tapi setiba di kantin, langkahnya terhenti seketika kala melihat dokyeom dan eunha yang kembali makan bersama dan melihat dokyeom yang memberikan sebuah kado kepada eunha.

"Aku tidak salah lihat kan? Mereka berdua lagi? Apakah mereka benar-benar sudah jadian?" Pikir umji dalam hati. "Tapi, dimana yuju unnie sekarang?" lanjutnya sambil melihat sekeliling dengan berjinjit-jinjit ria tetapi ia tidak menemukan keberadaan yuju sama sekali di kantin tersebut.

Umji pun bergegas meninggalkan kantin segera untuk mencari Yuju. Akhir-akhir ini dia benar-benar mengkhawatirkan keadaan Yuju lebih daripada sebelumnya.

Yuju yang sedang berada sendirian di ruang musik tampak termenung dengan wajah sedih sambil memetik sebuah gitar milik sekolah. Lamunan yuju sontak buyar ketika mendengar suara pintu yang terbuka lebar dan kepala umji muncul dari baliknya.

"Yuju Eonni, kemana saja sih? Aku sudah mencarimu sampai ke pelosok sekolah tahu! Untung saja aku belum melaporkan Eon sebagai orang hilang ke polisi." Gerutu Umji yang terlihat imut sambil bersedekap.

Lalu mendadak dia tergelak melihat Yuju yang serius dengan mata terbelalak ke arahnya. "Ah tidak, tidak kok. Hehehe aku hanya bercanda, bercandaa~~. Syukurlah Eonni punya aku yang pendengarannya tajam begini, jadi aku bisa mendengar walau samar-samar terdengar bunyi khas melodi gitar milik Eon. Kalau tidak, Eonni pasti benar-benar harus datang ke kantor polisi hari ini untuk mencabut pengaduan" Canda umji sekaligus lega karena telah menemukan Yuju yang baik-baik saja. "Eiii~ sendirian saja, membuat cemas orang setengah mati"

"Kau ini mengagetkanku. Wae? Wae? Kenapa kau mencariku, eoh? Apa terjadi sesuatu?" tanya Yuju memalingkan mukanya sedangkan jarinya sibuk memetik gitar lagi.

Sesaat Umji terpesona oleh keahlian gadis yang ada di hadapannya lalu buru-buru ia sadar. Akhirnya sembari tertawa, ia menempatkan dirinya dengan nyaman di depan Yuju. "Oh aniyo, tidak terjadi apa-apa kok. Aku tadi hanya mau mengajak makan bersama, tapi aku tidak melihatmu di kelas, makanya aku mencari kesini" jawabnya "Tapi, apa yang Eonni lakukan disini seorang diri? Kenapa tidak ke kantin?" Tanya Umji.

"Tidak, Aku sedang tidak ingin makan apa-apa sekarang. Aku... aku sedang berdiet. Jadi lebih baik aku berada disini sambil mengasah kemampuan" jawab Yuju tanpa menoleh lagi ke Umji.

"Eiii~~ sudah kurus begini masih juga memikirkan berdiet? Baiklah, tapi... benarkah? Bukan karena ada hal yang lain kan?" Selidik Umji.

Karena pertanyan itu, petikan Yuju mendadak berhenti. Dia pun menoleh menatap wajah Umji lama. "Umji-ya, yang kulakukan sudah benar, kan?" Lirih Yuju. "Dengan tetap bersikap cuek pada dokyeom dan membiarkan eunha tetap bersamanya?" Lanjutnya.

"Yuju Eonnie..." panggil Umji prihatin.

Yuju terus berbicara, matanya terlihat mengkilat oleh air mata yang mengapung di pelupuk "Mereka sangat cocok, Eunha pun juga tampak sangat bahagia. Tapi, kenapa hatiku sangat sakit sekali, Umji-ya. Aku membayangkan saat mereka bersama serta aku yang harus melupakan perasaanku pada dokyeom secepatnya agar persahabatanku dengan Eunha baik-baik saja. Namun, itu terasa sakit. Bahkan jika aku membiarkan waktu terus berlalu, apakah aku bisa cepat melupakannya? Benarkan?" Air mata Yuju kini sudah jatuh membasahi pipinya yang mulus.

Melihat hal itu Umji semakin tidak bisa berkata apa-apa. "Yuju Eonnie" panggilnya sekali lagi sangat prihatin dengan kondisi Eonni yang dia sayangi. Dia pun akhirnya memilih untuk memeluk erat yuju saja sambil mengusap punggungnya yang bergetar karna tangis.

"Aku menyesal telah memperlakukan dokyeom seperti itu. Andai saja aku tidak bersikap cuek padanya. Andai saja selama ini aku jujur pada Eunha kalau aku menyukai Dokyeom juga. Andai saja... Dokyeom lebih dulu tahu perasaan tulusku ini padanya. Pasti tidak akan terjadi begini, kan? Pasti aku kini bersama dokyeom kan, Umji ya? Iya kan?"

"Eonnie, tenanglah. Jangan berpikiran aneh begitu terus. Ini tidak salah Eonni kok, Gwaenchanayo gwenchanayo, tidak apa-apa. Semua pasti akan baik-baik saja, aku janji. Jadi, kumohon jangan menangis lagi ya, oke? Kumohon... Aku tidak suka melihat eonnie ku menangis seperti ini, seolah dunia berakhir karenanya." Bisik Umji yang tak kalah sedih.

Di tempat lain...

Setelah Eunha menerima kado dokyeom yang dia titip untuk Yuju. Eunha tampak tersenyum miring melihat kotak kecil tersebut. "Apa ya yang bagusnya aku lakukan dengan kado ini? Tidak mungkin kan aku berikan kepada yuju? Bisa sia-sia perjuanganku selama ini."

Lalu perlahan sambil melirik ke kanan dan ke kiri, dia berkata "Hmm, baiklah... lebih baik aku buang saja kotak jelek ini, lagipula Yuju pasti akan menolaknya juga lalu aku tinggal bilang pada dokyeom bahwa aku telah memberikannya" Lirih Eunha sambil membuang hadiah tersebut ke tempat sampah dan menyeringai licik.

Tidak berapa lama setelah eunha pergi meninggalkan tempat sampah tersebut. Ada seseorang yang mengambil kembali kado itu lalu menyimpannya ke dalam tas.

Fanfiction - Neo gerigeo na (Kau dan aku)  (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang