Part 1

1.1K 44 0
                                    

"Kepala sekolah menyuruh kita untuk segera ke aula? Kau ikut?" tanya Dylan, Kressa terlihat tidak bersemangat karena pelajaran matematika pagi tadi membuatnya harus dihukum karena melupakan tugas yang diberikan minggu kemarin. Kressa benar-benar lupa dengan hal yang satu itu.

"Tidak mau, kau saja," jawab Kressa dengan malas, dia melipat kedua tangannya dan menumpukan kepala diatasnya.

"Kau sakit?" Dylan sedikit menunduk untuk melihat wajah Kressa.

"Tidak Dylan sama sekali tidak! Aku hanya lelah. Kau tidak perlu bertanya lagi,"

"Okay,"

Ada apa kepala sekolah menyuruh mengumpulkan siswa di Aula?. Ahh semoga saja ada kabar penghapusan pelajaran matematika. Kressa mengangkat kedua bahunya tidak peduli.

Setiap minggu Kressa selalu merasakan yang namanya stress. Itu semua karena pelajaran matematika. Selain jam main yang berkurang, jam tidurnya pun melakukan hal yang sama, itulah alasan yang selama ini membuat matanya berkantung. Berulang kali ia mencoba mempelajari materi demi materi tetapi nihil. Ia tidak mendapatkan apapun.

Beberapa menit kemudian, Dylan kembali kedalam kelas dengan wajah bahagianya.

"Kressa tebak?! Apa info yang aku dapat?" tanya pria itu sambil menaik turunkan alisnya.

Kressa mengganti posisi kepalanya supaya bisa melihat Dylan. "hmm?" tanyanya enggan.

"Guru matematika kita akan segera diganti," ucap Dylan, tersenyum lebar pada Kressa.

"So?" tanya Kressa dengan malas.

"Ya, kau tahu?! Ternyata bukan hanya kita yang merasakan bahwa Mrs. Dora menyebalkan. Banyak sekali siswa dari kelas lain yang mengeluh bahwa cara mengajar Mrs. Dora sangat membosankan. Jadi kepala sekolah mengganti Mrs. Dora dengan guru baru"

"Lalu bagaimana dengan Mrs. Dora?"

"Dia dipindahkan ke sekolah lain."

"Hmm, baguslah."

"Kau tidak senang?" tanya Dylan menatap Kressa dengan sedikit mengerutkan dahinya.

"Aku senang," Kressa tersenyum dengan lebar, lalu kembali dengan wajah datar seperti semula.

Selagi jam istirahat tidak salahnya jika ia manfaat kan untuk tidur, dia tidak bisa mengharapkan waktu pelajaran. Ini adalah Amerika, tidak akan ada guru yang membolos mengajar.

Dylan menempelkan tangannya di dahi Kressa.

"Benarkan apa kataku?! Kau sakit Kressa, jangan membantah cepat ikut aku," Dylan memaksa Kressa untuk berdiri, diambilnya salah satu tangan Kressa dan disampirkan dibahunya. Kali ini Kressa tidak menolak, tubuhnya sudah terlalu lemas.

____

"Dad? Kau tidak ke kantor?" tanya Kressa ketika melihat ayahnya sedang duduk bersantai bersama seorang pria yang juga terduduk disebelahnya.

Kressa melihat pria itu dengan seksama. Tidak terlihat seperti rekan kerja ayahnya. Pria itu terlihat sedikit lebih muda.

"Ya, Aku sengaja pulang lebih awal. Perkenalkan dia Anthony," Ucap Julian -Ayah Kressa- ketika ia berdiri.

"Kressa," Kressa mengulurkan tangannya dan tersenyum lemas.

Pria itupun melakukan hal yang sama seraya tersenyum tipis, "Anthony"

"Kau membutuhkan guru privat matematika bukan? Dia seseorang yang akan mengajar untukmu. Aku harap kau betah dengannya,"

"Oh begitu,baiklah.. apa aku mulai belajar sekarang?" tanya Kressa pada Julian dan Anthony.

Can I Reach You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang