Part 22

346 20 0
                                    


Anthony sedang memeriksa tugas para muridnya, di dalam kamar bersama Chris yang ikut membantunya. Mereka sedang menunggu pesanan Pizza yang sampai saat ini belum sampai rumah. Ibunya sedang menjenguk seseorang yang sakit jadi tidak ada yang memasak makanan.

"Anthony, apa kau tidak memberikan alamat yang salah?" tanya Chris yang sedang membantu memindahkan nilai pada buku Anthony.

"Tidak, mungkin mereka terkena macet." Jawab Anthony tanpa melihat Chris.

"Macet di malam hari, yang benar saja!" kata Chris.

Tak lama kemudian terdengar suara bel berbunyi, Anthony tersenyum miring pada Chris, "kau dengar? Kau itu tidak sabar sekali jadi orang!" ucap Anthony. Beberapa detik kemudian Chris sudah berada di depannya sambil menyodorkan telapak tangannya.

"Uangnya?"

Anthony memutarkan bola matanya kemudian mengambil jaketnya untuk mencari dompet. Chris yang menyadari perubahan wajah Anthony bertanya, "ada apa?"

"Dompetku tidak ada, tunggu sebentar!" Anthony mengambil celananya dan merogoh sakunya.

"Sepertinya dompetku hilang, Chris. Bagaimana ini?" tanya Anthony sedikit panik.

"Kau yakin?"

"Iya, untuk apa aku berbohong," kata Anthony masih mencari-cari dompetnya.

"Ya sudah, pakai saja uangku!" ucap Chris keluar dari kamar Anthony untuk mengambil dompetnya meninggalkan Anthony yang masih kebingungan mencari dompetnya itu.

Chris datang dengan membawa kotak yang berisi pizza ke dalam kamar Anthony.

"Kau masih mencari dompetmu? Jangan khawatir, sudah aku bayarkan!" kata Chris.

Anthony melirik Chris tajam, "bukan itu yang aku pikirkan, tapi bagaimana jika dompetku benar-benar hilang? Semuanya ada di sana Chris."

"Kau harus segera menghubungi pihak bank untuk memblokir kartu mu, lalu kau segera buat yang baru."

"Ya Tuhan, ada-ada saja" ucap Anthony pasrah dan kembali duduk.

----

Esoknya,

"Lebih baik hentikan saja Kressa, apa keuntungannya bagimu? Tidak ada" ucap Dylan. Ia sedang berada di kamar Kressa mengamati gadis itu yang sedang berdandan di depan cermin. Kressa membenarkan pakaiannya.

"Kau lihat saja malam ini! Atau kau akan ikut denganku? Tapi jangan sampai Anthony tahu" kata Kressa lalu memoleskan blush on tipis di pipinya.

"Kau merencanakan sesuatu?" tanya Dylan.

Kressa memutarkan kursinya menghadap Dylan, "Yap, ini akan menjadi dinner paling indah dalam hidupku. Dan aku tidak akan pernah melupakannya," kata Kressa tersenyum dengan perih.

"Katakan padaku! Apa yang kau rencanakan?" tanya Dylan menuntut.

"Lihat saja nanti" jawab Kressa membuat Dylan mendesah kesal.

Ketika Kressa baru saja akan menggunakan high heelsnya, suara klakson mobil terdengar dari bawah sana.

"Anthony sudah di depan, aku pergi. Kau datang saja pukul set 9 malam. Goodbye!" Kressa mengambil clutch bag-nya lalu mencium pipi kanan Dylan dan meninggalkan pria itu dalam raut wajah terkejut.

Kressa tersenyum pada seseorang yang sudah menunggunya sambil terduduk di atas kap mobil.

"Mobil? Milik siapa?" tanya Kressa.

Can I Reach You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang