Part 8

415 19 0
                                    


Beberapa hari kemudian.

Sudah beberapa hari ini sebelum berangkat sekolah Kressa selalu menyiapkan sarapan untuk di bekal, bukan untuk dirinya tetapi untuk Anthony dan Dylan. Awalnya niat Kressa memang memberikan kotak bekal pada Anthony, tapi dirinya dibuat pusing oleh Dylan yang marah hanya karena Kressa memberikan bekal pada Anthony sedangkan ia tidak di beri. Jadi beginilah, setiap paginya gadis itu menyiapkan 2 kotak bekal untuk Dylan dan untuk Anthony.

Saat itu sempat Ibunya bertanya dan tidak mungkin Kressa memberikan jawaban yang jujur. Jadi dia mengatakan 2 kotak bekal itu untuk Dylan dan dirinya.

Pada saat pertama kali memberikan bekal itu pada Anthony, dia sedikit gelisah takut-takut Anthony tidak akan menerimanya tapi syukurlah Anthony mau menerimanya karena pada saat itu Anthony memang dalam keadaan lapar dan belum sarapan.

"Kressa!! Dylan ada di depan!" teriak Keenan dari luar yang sedang memakai sepatu. Ayahnya -Julian- sudah berada didepan menunggu Keenan karena anak itu masih diantar oleh Julian. Bis sekolah tidak bisa sampai komplek rumahnya.

"Mom! Aku berangkat dulu. Bye!" setelah itu Kressa mencium pipi Ibunya dan melenggang pergi.

Kressa membuka pintu mobil Dylan dan duduk di samping kursi kemudi. Saat Kressa akan mengambil nafasnya suara Dylan menginterupsinya dan membuatnya membuang nafas dengan kasar, "Untukku?"

Kressa memberikan salah satu kotak bekal yang berisi salad buah dan kentang goreng bumbu teriyaki itu pada Dylan.

"Thank you, Darling!" ucap Dylan sambil mengerlingkan sebelah matanya.

"Yaak! Menjijikan, cepat jalankan mobilmu!" Kressa memeletkan lidahnya jijik. Dylan terkekeh melihat tingkah Kressa.

Tidak ada pelajaran Anthony hari ini. Tapi pria itu mengajar di kelas lain, jadi otomatis dia pasti datang ke sekolah. Kressa akan memberikan bekalnya siang nanti pada Anthony.

___

Dengan semangat yang berapi-api (?) Kressa berjalan menuju ruangan Anthony untuk memberikan bekal tadi. Sepanjang melewati koridor senyuman gadis itu tidak luntur sama sekali setiap orang yang ia lewati ia beri senyuman, tidak peduli jika mereka menyangka Kressa gila atau apalah itu.

Saat ia akan mengetuk pintu Anthony dia terheran melihat pintu itu sedikit terbuka, terdapat celah kecil untuk melihat keadaan di dalam sana. Saat ia akan membuka pintunya terdengar suara seseorang yang sedang menelpon, dia mendekatkan telinganya di celah pintu itu untuk mendengar perbincangan Anthony.

'kemari?'

'...' mata Anthony berbinar setelah mendengar suara di seberang sana.

'membawa makan siang untukku?'

'...'

'dimana kau sekarang?'

'...'

'ahh, baiklah aku kedepan sekarang'

Buru-buru Kressa menjauh dari ruangan Anthony ketika melihat pria itu bangkit dari duduknya, Kressa sedikit berlari dan duduk di meja kantin. Berpura-pura sibuk dengan bekalnya untuk Anthony, dia membuka kotak itu.

Dilihatnya Anthony yang berjalan melewati kantin sekolah, karena ruangan melewati sudut kantin. Anthony melihat kearahnya dan sedikit menyunggingkan senyum, Kressa hanya diam tak membalas senyum Anthony.

Setelah Anthony menghilang dari pandangannya, dia memegang kepalanya dengan kedua tangan. Sedikit menjambak rambut panjangnya yang kali ini ia gerai.

Can I Reach You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang