Part 5

640 28 0
                                    

Author's views

Anthony masih termangu dengan ucapan bocah tadi yang tidak lain adalah adik Kressa. Apa maksudnya? Pria itu harus mencari cara supaya dia bisa masuk kekamar Kressa. Tapi bagaimana? Dia kemari bukan untuk mengajar, tapi untuk membicarakan tentang kegiatan amal bersama Kressa. Dia pun tidak tahu jika kegiatan tersebut dibatalkan, entah apa alasannya, yang jelas kegiatan itu ditiadakan.

Kressa datang membawa segelas minuman untuk Anthony.

"Kressa, aku sedikit pusing. Boleh aku ikut beristirahat" Anthony sedikit berakting pura-pura kesakitan di depan Kressa. Kressa yang melihat nya pun khawatir, bahkan Anthony tidak terlihat sedang bersandiwara.

"Tentu saja, ada kamar tamu yang kosong jika kau ingin..."

"Tidak, aku ingin dikamarmu saja" Kressa merasa kaget dengan permintaan Anthony, kenapa harus di kamarnya? Padahal kamar tamu di rumah Kressa kosong.

"K..kamarku? Kenapa?" tanya Kressa dengan gugup. Astaga, Anthony selalu saja membuatnya terpaku di tempat.

"Tidak apa-apa"

"Ya sudah ayo" Kressa membantu Anthony untuk berdiri, khawatir tubuh Anthony limbung Kressa menyampirkan tangan Anthony ke bahunya.

Anthony celingak-celinguk mencari sesuatu yang dikatakan oleh Keenan tadi. Memangnya ada apa ?, batin Anthony.

Matanya terfokus pada tumpukan kantong belanja yang cukup besar dan banyak. Ternyata Kressa benar-benar bersemangat untuk esok, tapi sayang kegitan itu dibatalkan.

Direbahkannya tubuh Anthony diatas ranjang Kressa. Pria itu masih mempertahankan sandiwaranya dengan memijit pelipis nya yang sama sekali tidak pusing.

"Kau butuh aspirin? Aku bisa mengambilnya dibawah" tawar Kressa, Anthony menganggukan kepalanya.

Setelah melihat Kressa benar-benar keluar dari kamarnya, Anthony bangkit dengan cepat dan melihat isi belanjaan Kressa yang berada di bawah meja belajarnya.

Ada banyak makan dan buku di dalan kantong belanja Kressa. Anthony melihatnya dengan sesal, sayang jika makanan ini terbuang. Mungkin ia harus mencari cara lain esok hari dan tentunya tidak memberi tahu Kressa tentang hak dibatalkannya kegiatan itu.

Segera Anthony mrebahkan tubuhnya kembali ketika mendengar langkah Kressa yang mendekat.

"Kau akan menginap? Sudah malam, aku sedikit khawatir jika kau pulang dalam keadaan seperti ini"

"Tidak usah, aku hanya ingin ikut istirahat saja. Jam 10 nanti aku pulang"

"Ya sudah, diminum dulu obatnya" Kressa membantu Anthony untuk bersandar. Diminumnya obat itu oleh Anthony, tidak peduli jika dia sakit atau tidak. Satu aspirin yang masik kedalam tubuh tidak masalah bukan?

Kressa mengambil kursi belajarnya dan didekatkan di sebelah ranjangnya. Kressa melihat Anthony dengan mata yang tertutup? Benar pusingkah pria itu? Kressa memuji ketampanan wajah pria itu, tidak bosan dia menyebut Anthony tampan, karena pada kenyataannya memang seperti itu.

"Kau tertidur?" tanya Kressa.

"Tidak" jawab Anthony dengan mata yang masih tertutup.

"Bagaimana dengan hari esok?" tanya Kressa lagi,pertanyaan yang ditunggu oleh Anthony akhirnua keluar dari mulut Kressa.

"Jika aku mengatakan kegiatan itu dibatalkan?"

"Apa? Dibatalkan? Kau bercanda?"

"Aku kan berkata jika"

"Mm.. tidak apa-apa, masih ada kesempatan lain bukan?"

"Memang, tapi bagaimana dengan barang yang sudah kau beli?"

Can I Reach You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang