Part 26

355 20 0
                                    


Kressa begitu malas hari ini, pelajaran Mr. Grande begitu membosankan, ia malas membahas segala hal tek tek bengek tentang taksonomi. Tidak biasanya seorang Kressa malas menghadapi pelajaran.

Matanya terkantuk karena bosan mendengarkan ocehan dari bibir tebal Mr. Grande, ia merasa mual melihatnya. Ketika ia akan terlelap, seseorang melemparkan kertas yang sudah diremukkan ke belakang kepalanya.

Ia melihat seseorang yang melempar kertas itu dengan tajam, lalu ia mengepalkan tangannya dan mengancam pria itu untuk diam. Tetapi pria itu malah tertawa melihat Kressa.

"Dylan! Diam kau!" ucap Kressa dengan berbisik tapi tajam. Dylan menjulingkan matanya dan memeletkan lidahnya.

Kressa lebih memilih untuk diam tidak menanggapinya. Tapi lagi-lagi sebuah kertas terlempar mengenai dirinya, Kressa membalikkan badanya kebelakang dan melihat Dylan menunjuk-nunjuk kertas itu seperti menyuruhnya untuk membaca.

Ayo, keluar! Aku bosan.

Kressa membuang kertas itu kedalam tasnya, Dylan mengangkat lengannya tidak percaya. Meskipun Kressa bosan, bukan berarti ia harus mangkir dari pelajaran. Dylan terkadang memang aneh.

"Kressa, nanti sore aku akan pergi bersama Diana untuk menjenguk temannya yang sakit, tidak apa bukan jika kau pulang sendiri?" kata Dylan ketika mereka sedang di kantin untuk beristirahat,

"Kau pikir aku anak kecil, pergilah! Kau terlalu sering menghabiskan waktu bersamaku. Kau juga harus mengajaknya kencan sesekali" kata Kressa sambil mengaduk jus alpukat nya.

"Kau tahu aku selalu menyempatkan waktu untuknya, jangan kegeeran." kata Dylan mencibir Kressa. Gadis itu menatap Dylan dengan tajam dan datar.

"Kenapa akhir-akhir ini kau selalu membuatku kesal?" tanya Kressa lalu melipat kedua tangannya di atas perut lalu menyandarkan punggungnya pada kursi.

Dylan menaikkan alisnya, "kenapa akhir-akhir ini kau selalu memarahiku?" Dylan bertanya kembali, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Kressa.

"Ahh, aku bisa gila menghadapi mu. Kenapa Tuhan memberiku manusia menyebalkan seperti mu?!" Kressa melarikan jarinya ke rambutnya, mengacaknya dengan pelan.

Dylan terkekeh melihat tingkah Kressa, dalam hati ia begitu bahagia karena Kressa tidak bersedih lagi karena Anthony. Itukan yang sahabat lakukan untuk membuat sahabatnya bahagia?

Kressa sedang duduk di halte untuk menunggu bis lewat, ia lupa membawa dompetnya jadi ia tidak mungkin pulang menggunakan taksi, lagipula sedari tadi Kressa menunggu tidak ada taksi yang lewat.

Hampir 20 menit ia menunggu sampai bis yang akan ia tumpangi berhenti di depannya, tak menunggu lama ia langsung menaikinya.

Ketika sampai di rumah ia hanya menemukan Keenan sedang menonton acara televisi bisnis di ruang tengah, Keenan memang tidak seperti anak lelaki lainnya yang sering bermain keluar untuk bertemu teman atau yang lainnya. Ia lebih senang menghabiskan waktu di rumah dengan belajar atau menonton. Jika ia membawa temannya ke rumah itu hanya untuk belajar bersama, tidak ada hal lain lagi.

Terbesit di pikirannya untuk memberi tahu Keenan tentang hubungannya dengan Anthony. Barangkali ia bisa membantunya. Ia kan bocah yang super bijak.

"Keenan!"

"Langsung bicara saja Kressa!"

Kressa duduk di sebelah Keenan, melihat adiknya yang sedang serius dengan televisi di depannya. Lalu ia mengambil remote di depannya lalu mematikan televisi itu.

Can I Reach You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang