Part 4

795 28 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul 7. Julie, Julian, Keenan dan juga Kressa sedang menonton film bersama di rumah, mereka memiliki home theater sendiri yang tidak kalah sama dengan bioskop hanya saja dalam ukuran yang lebih kecil.

Ditemani dengan popcorn yang berada dipangkuannya Kressa tidak terlalu serius menonton film ini. Satu tangannya bergelut dengan ponselnya, satunya lagi dia pakai untuk memakan popcorn.

Kressa memotret apa yang ada dihadapannya dan dia pos di akun intagram miliknya.

Tidak lama kemudian beberapa komentar muncul di notifikasi nya.

Dylan : So fucked up! You didn't bring me to the movie.. :(

Diana : I have watch it. Poor Dylan.

Kressa tertawa melihat komentar dari sepasang kekasih itu. Sebenarnya Kressa sudah mengajak Dylan tapi pria itu berkata akan pergi ke rumah pamannya. Diana? Entahlah.. mungkin dia menonton bersama temannya di bioskop.

Tangannya tanpa sengaja mengetik nama Anthony, sebelumnya mereka sudah saling bertukar sosial media. Kressa berpikir Anthony adalah orang yang kuno, tapi ternyata pria itu cukup terkenal, terlihat dari followers instagram miliknya yang hampir mencapai 1m. Meskipun Anthony jarang memposting fotonya, tapi dari beberapa foto pria itu suka sekali dengan hal yang berbau kemanusian.

Terbukti dengan beberapa fotonya yang sedang berada di sebuah acara amal dari UNICEF ataupun Qatar Foundation. Ada juga fotonya bersama anak-anak Ethiopia. Entah apa saja yang dilakukan Anthony, mungkin Kressa bisa bertanya padanya lain kali.

Tanpa Kressa sadari film yang tadi diputar sudah hampir menuju ending. Bahkan Keenan pun sudah tidak ada di kursinya. Hanya ada Ibunya yang sedang menyapu sampah popcorn yang berjatuhan tadi.

"Mom, stop doing this! You can call a maid"

"We don't have a maid, i can do it. I want to be a real wife for your Daddy"

"But not like a maid too"

"Kau menyamakan aku dengan pembantu? Dasar anak durhaka" Julie menatap garang anaknya, bisa-bisanya Kressa menyamakan Julie dengan pembantu padahal diumurnya yang menginjak 40 tahun ini ia masih terlihat muda, seperti Rachel Weist.

"Tidak Mom, ya sudah aku keluar terlebih dahulu"

Baru sampai di ruang tengah, Ayahnya langsung melayangkan pertanyaan pada Kressa tentang Anthony.

"Kressa, bagaimana dengan Anthony? Apakah dia mengajari mu dengan baik?"

"Baik Dad, sangat baik. Aku lebih menyukai cara mengajar Anthony dari pada guru yang sebelumnya" jawab Kressa dan duduk disebelah Julian.

"Baguslah, tidak salah aku menyuruh Anthony untuk mengajarimu" ucap Julian.

"Omong-omong dari mana kau mengenalnya?" tanya Kressa sangat ingin tahu darimana Ayahnya mengenal Anthony Karena Anthony bukan tipe orang kantoran seperti Ayahnya, sudah pasti Anthony bukan rekan kerja ataupun kenalan Ayahnya.

"Aku bertemu dengannya di sebuah acara amal. Kebetulah aku menjadi penyumbang disana dan kulihat Anthony juga sama, bedanya dia menyumbangkan jasanya untuk mengajar anak-anak sedangkan aku hanya membantu dengan beberapa sembako dan sejumlah uang"

"Begitu?" tanya Kressa, dia menjadi sedikit tertarik pada hal seperti itu. Lanjutnya "Apa aku bisa mengikuti hal seperti itu Dad?"

"Relawan maksudmu?" tanya Julian.

"Kurang lebih seperti itu" Kressa mengangguk dua kali.

"Tanya saja pada Anthony, sepertinya dia memiliki banyak informasi tentang itu" saran Ayahnya.

Can I Reach You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang