12

480 48 0
                                        

"Perasaan mu sudah membaik?" tanya Naoki

Hari ini semua kembali pulang. Kami berkumpul di ruang TV. Kizzy berbaring di sofa, Naoki duduk di lantai bersandar di sofa tempat dimana Kizzy berbaring sambil memijat pelipisnya, sedangkan Shin duduk di samping ku bersandar di sisi sofa menengadah memandang kosong langit-langit ruangan. Ara dan aku mengamati wajah lelah mereka satu per satu.

"Kalian bekerja terlalu keras" sindir ku, tak digubris

"Kenapa kau menanyakan kancing baju kemarin? Kau menemukan petunjuk?" pertanyaan itu ditujukan pada Ara.

"Ku kira juga petunjuk, tapi warnanya sama dengan milik korban. Jadi aku tak menemukan apa pun"

Sebelah alis ku terangkat, menatapnya curiga, instingku menangkap sinyal kalau ia sedang berbohong. Gadis itu mengedikkan bahu dan menggerakkan bibir, bertanya 'Apa' tanpa suara. Aku memiringkan kepala, mengenyahkan rasa curiga ku.

"Oh ya..." Naoki menyodorkan sebuah surat undangan yang didesain mewah. "Minggu depan datanglah kesana"

Aku mengambil surat tersebut. "Pesta?"

"Rekan bisnis Rie mengundangnya datang, jadi gantikan posisinya"

"Apa harus datang? Kau kan tau aku benci pesta" protes Ara

"Kalian harus datang" suruh Shin. Aku dan Ara saling bertukar pandang. "Devian akan hadir di pesta itu, jadi bersiaplah"

"Kau yakin?" tanya Ara ragu

"50% aku yakin yang datang pasti orang suruhan Devian yang berpura-pura menjadi dirinya" jawab Shin. "Selama ini kami juga belum tau wajah keduanya seperti apa"

"Lalu bagaimana kami bisa tau kalau itu Devian atau duplikatnya?" gilaran ku yang bertanya

Shin dan Naoki tersenyum misterius. Aku dan Ara saling bertukar pandang heran.

"Kalian merencanakan sesuatu?" tanya Ara was-was

Naoki memberikan selembar kartu nama bertuliskan Kagami Rie. "Disana ada level tamu. Jika ingin bertemu dengannya, tunjukkan kartu nama Rie, maka secara otomatis mereka akan membimbing kalian menuju ruangan khusus dimana tamu-tamu penting berkumpul, tentu saja Devian salah satu tamu penting disana. Dan jangan khawatir, kita memang tidak tau wajahnya, tapi ruangan itu hanya ada 5 tamu. Jadi tidak sulit untuk kita mengenalinya"

"Tapi, kau yakin tidak apa-apa membiarkan Ara masuk sendiri? "

"Jika kau tidak boleh masuk aku juga tidak akan membiarkannya pergi. Itu pesta pasangan, jadi kau bisa melindunginya disana" tutur Naiki

"Aku sudah bilang aku bisa menjaga diriku sendiri" protes Ara tak suka

"Dan kami akan menunggu kalian di luar" Naoki tak menggubris Ara. "Aku akan memasang lensa mata pendeteksi wajah agar kami juga bisa melihat siapa saja yang ada disana dan membantu mencari identitas mereka, jadi setelah pesta berakhir kami akan mengikutinya"

"Tugas kalian hanya sampai disana" sambung Kizzy

"Ngomong-ngomong, kenapa Rie punya kartu nama ini dan menjadi tamu penting?" Ara mengelus dagu sambil berpikir

"Aku juga tidak tau, aku menemukan surat itu di pintu apartement Rie, jadi ku bawa masuk. Saat mengambil baju Rie di kamar, tanpa sengaja aku menemukan kartu tersebut dan desainnya hampir sama dengan desain yang ada di surat. Jadi ku minta Shin mencari tau"

"Ya, keduanya berasal dari orang yang sama, Mr. X"

"Mr. X?"

"Shin belum berhasil menemukan nama aslinya dan siapa dia, maka dari itu aku menyuruh kalian datang kesana dan berpura-pura lah menjadi Rie"

Give Me One Last ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang