15

459 40 0
                                        

Haru POV

Jika ada yang bertanya apa yang paling menyenangkan? Aku akan menjawab, hal yang paling menyenangkan adalah berhasil mengubah muka tembok gadis itu menjadi perawan kesurupan. Muka kesal, marah, benci, sinis, basi, malas, semua yang bernilai negatif bisa kalian temukan di raut wajahnya.

Lihat saja, tepat saat mobil ku terparkir rapi, ia terbangun dan panik. Menyadari dimana dia berada sekarang, emosi pada wajahnya meledak, bukan jenis marah-marah layaknya wanita PMS berteriak, melainkan menunjukkannya melalui wajah yang sedang ia pamer kan padaku.

"Bersenang-senang lah sendiri, aku akan pulang" ucapnya setelah keluar dari mobil

Aku mengejarnya dan menghalangi langkahnya. Dia melangkah ke kiri aku akan ke kanan, sebaliknya dia melangkah ke kanan aku ke kiri, begitu seterusnya sampai ia menyerah.

"Apa mau mu?" tanya nya berkacak pinggang

"Kencan" jawab ku asal, menikmati raut wajah penuh emosinya. Ia mengalihkan pandangannya. "Oke, begini saja. Kita nikmati sebentar, aku janji kita akan segera pulang"

Ara memandang ku tak suka dan tak nyaman, berkali-kali menggigit bibir bawahnya tanda ia menahan kesal.

"Aku janji" pinta ku sedikit memaksa

"Biarkan aku pulang, kau nikmati saja acara ini sendirian"

"Tidak, aku tidak suka sendiri. Itu mengenaskan. Kau lihat semua orang memiliki pasangan, lalu kau menyuruh ku sendiri? Ayolah, hanya kencan biasa, aku hanya tidak ingin dipandang menyedihkan karena berjalan sendiri dan mengeluarkan air liur saat melihat banyak pasangan sedang bermesraan" aku bersi keras mengajaknya

Ia menggembungkan pipi, menatap ku malas. "5 menit" putusnya kemudian berlalu meninggalkan ku.

Aku tersenyum puas. Tidak masalah, setidaknya aku punya waktu 5 menit memikirkan cara agar membuatnya merubah menit menjadi jam. Jangan panggil aku Haru jika tak berhasil menahan nya lebih lama dengan ku. Ini hari menyenangkan, festival yang cocok untuk pasangan. Aku tertawa dalam hati.

Tanabata adalah salah satu dari 5 festival musiman tradisional di Jepang, biasanya dikenal dengan nama festival bintang dan diadakan saat musim panas. Festival ini memiliki legenda mengenai hubungan sepasang kekasih yang terpisah jauh, maka dari itu kebanyakan yang hadir adalah ribuan pasangan. Bayangkan saja jika aku melihat orang lain tertawa, berpegangan tangan, sedangkan aku sendirian, bukannya dapat kekasih malah dicibir.

"Kau tidak ingin beli apa pun?" tanya ku pada Ara, ia benar-benar tak menikmati acara ini dengan memasang wajah bosan. "Aku beli camilan sebentar"

"Tidak perlu" ucap nya ketus

"Ya sudah, aku akan beli untuk diriku sendiri" ujar ku meninggalkannya di tengah-tengah kerumunan orang.

Pandangan ku menyapu beberapa stand makanan dan menghampiri salah satunya. Yakiniku sepertinya enak.

"Berikan 2 bungkus" pesan ku

Hari ini kami sudah melewati makan siang, aku tak mungkin membiarkannya kelaparan meski dia menolak. Sambil menunggu pandangan ku menelusuri stand lainnya, mencari sesuatu yang menarik dan enak dimakan. Kemudian pandangan ku berhenti di satu stand penjual minuman. Tangan kanan ku mengelus pelan dagu ku, memikirkan sesuatu. Kemudian sebuah ide terlintas, senyum miring terukir di bibir ku.

"Kena kau" gumam ku

Setelah pesanan ku selesai, aku langsung menuju stand minuman dan memesannya dengan porsi jumbo. Tak butuh waktu lama minuman selesai. Sambil bersiul ceria aku mendekati gadis itu yang masih tetap berdiri di jalan sempit yang mulai berdesakan. Ia menyingkir mencari tempat kosong, tapi percuma.

Give Me One Last ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang