19

433 39 1
                                        

Author POV

"Bagaimana perasaan mu?" Naoki menghampiri Haru yang tengah berbaring di bawah pohon besar tempat yang dulu digunakannya untuk menjahili Ara

"Baik"

"Kau sudah melupakannya?"

Haru tersenyum. "Apa aku harus melupakannya?"

"Tergantung bagaimana hatimu"

"Bahkan aku belum sempat memulainya, aku belum bisa membuatnya melihat ku"

Naoki tertawa kecil. "Kau benar, jadi itu alasan mu tak merasa terlalu kehilangan nya?"

"Apa aku harus menunjukkan nya pada mu?"

"Tidak, berpura-pura tegar itu lebih baik daripada terlihat menyedihkan. Aku sudah pernah kehilangannya sekali dan sekarang aku kehilangannya lagi. Aku sangat berharap keajaiban untuk nya datang lagi, tiba-tiba muncul di hadapan ku seperti tahun lalu. Apa itu mungkin?"

"Ada sesuatu yang ingin kau sampaikan?" pertanyaan Haru membuat Naoki salah tingkah. "Kau bukan orang yang suka menghabiskan waktu dengan duduk santai seperti ini kecuali ada hal yang ingin kau tau"

"Baiklah, sepertinya kau bisa membaca situasi. Devian, bagaimana perasaan mu saat ia ditetapkan menjadi tersangka? Apa yang kau lakukan?"

Haru menoleh. "Kenapa kau bertanya hal itu?"

"Aku...hanya bertanya"

"Kau menyimpan sesuatu yang tak ku ketahui? Katakan saja"

"Akan ku ceritakan, tapi jawab pertanyaan ku dulu" Haru mengubah posisi duduknya menghadap Naoki. "Kau percaya Devian pelaku nya?"

"Jujur saja tidak, tapi aku akan memastikannya dulu"

"Jika dia bersalah?"

"Apa kau menemukan bukti bahwa bukan Devian pelakunya?" Naoki berdehem, mengatur suaranya. "Atau kau mengkhawatirkan Zora?" tebak Haru membuat wajah pria itu menegang lalu menggaruk kepalanya. Haru tersenyum geli melihat tingkah nya. "Ternyata kau punya sisi seperti ini ha?"

"Aku hanya tak biasa tertangkap basah. Jadi kau menangkap keanehannya juga?"

"Kenapa kau berpikiran seperti itu?"

"Sikapnya. Ada sesuatu tapi aku tak tau. Dia memang selalu bersikap seperti itu, tapi ada yang mengganjal"

"Kau ingin ikut dengan ku?"

"Kemana?"

"Ke suatu tempat yang bisa memberi kita berdua jawaban. Tapi berjanjilah pada ku untuk mengikuti perintah ku. Hari ini saja"

"Kau merencanakan sesuatu?"

Haru hanya memberikan senyum dan berlalu menuju mobil nya, disusul Naoki di belakang. Tanpa adanya percakapan lagi Haru melajukan mobilnya mengikuti jalur yang ditampilkan di layar laptopnya, rekaman jalan yang dilewati Devian pada malam itu.

Tepat di 2 jalur rekaman tersebut berakhir Haru berhenti dan memikirkan jalur yang akan membawanya ke tempat yang benar.

"Kenapa berhenti? Kau ingin menyelidiki ulang kasus kecelakaan ibu mu?" tanya Naoki

Haru cepat menoleh. Ia baru menyadari salah satu jalur itu adalah tempat dimana kecelakaan itu terjadi, kuil. Tanpa membuang waktu lagi ia mengarahkan mobil ke jalur kanan dan berharap perkiraannya benar.

Hari semakin gelap, jalan menuju kuil juga sangat sepi, ditambah lagi tempatnya yang berada di tengah hutan. Naoki sengaja menyalakan radio agar suasana mencekam yang dirasakannya sedikit berkurang. Wajah tenang nya tak sesuai dengan perasaan yang mulai menggila karena resah.

Give Me One Last ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang