8

559 52 1
                                    

Ada perpisahan yang berjalan cepat, ada perpisahan yang berjalan lambat. Ada yang saling berpelukan, ada juga yang pergi menghilang begitu saja. Tak ada kata, melainkan pergi menyisakan bekas. Bukan teman bukan juga kekasih, hanya perkenalan tanpa nama. Tak mengikat tapi meninggalkan kesan. Hubungan tanpa awal yang menyesakkan. Membiarkan ku sendiri berlari mencari pertemuan itu agar terulang kembali. Hal itu yang dilakukannya pada ku saat ini. Gadis itu tak lagi muncul di hadapan ku, dengan kejamnya ia pergi membawa pergi sepenggal cerita yang belum usai ku jabar kan.

2 bulan berlalu, gadis itu menghilang. Aku menunggunya berjam-jam bahkan berhari-hari di depan pintu apartement nya, mengetuknya, ia tak kunjung menampakkan diri. Berhari-hari ku jelajahi semua tempat yang menjadi saksi biksu pertemuan kami, tak ada tanda-tanda ia berada disana. Sesekali ku temukan sosoknya, lalu menghilang, aku tak sempat mengejarnya atau memang bukan dia yang ku temukan.

Apakah pertemuan dilandasi keberuntungan ini begitu cepat waktu mengambilnya kembali? Gadis tanpa nama, bagaimana bisa menemukan mu kembali? Bohong jika aku tak mencari informasi apa pun mengenai dirinya. Bahkan hacker terbaik pun tak menemukan data-data nya. Ia benar-benar menghilang.

Genap 2 bulan yang lalu, setelah percakapan terakhir yang mengejutkan, kami tak lagi saling bertemu. Memang kematian ibu ku bersangkut paut dengan nya, tapi aku tak membencinya atau pun balas dendam. Sebaliknya dari pihak ku lah penyebab penderitaan yang menimpa keluarganya hingga meninggalkan luka yang amat dalam dan menimbulkan kebencian untuk balas dendam. Kematian ayah nya dan kecelakaan itu. Apa itu alasannya ia tak ingin bertemu dengan ku lagi? Apa aku terlalu ceroboh membeberkan identitasku? Apa gadis itu membenciku?

Banyak cara yang ku lakukan dan sampai saat ini tak membuahkan hasil. Apakah saatnya menyerah? Ya, berhenti mencari dan biarkan takdir kembali menyapa, itu lebih baik bukan? Ku kira hubungan kami akan memiliki awal yang baik, menjalin hubungan atas dasar balas dendam, memanfaatkan ku. Apa pikiran ku salah? benar, ia bukan gadis bodoh yang begitu saja mempercayai ku. Devian, aku harus menemukannya, dengan begitu mungkin ada masa ku dan gadis itu dipertemukan kembali dengan cara-Nya.

*****

"Sudah menemukannya?"

Aku menggeleng lemah, menarik nafas dalam-dalam. Aku berada di wilayah Kabukicho menemui Akira.

"Ayah mu minggu lalu menghubungi ku menanyakan masalah mu"

"Tanpa perlu kau jelaskan, ku rasa ia sudah tau"

"Ya begitulah, dia hanya ingin memastikannya sendiri. Dia ingin tau mengenai gadis itu"

"Biarkan saja. Ngomong-ngomong apa kau punya kabar mengenai kelompok Yamazaki?"

"Minggu kemarin mereka mengadakan transaksi disini dengan gangster asing tanpa sepengetahuan Hiroyuki"

Dahi ku mengerut. "Kau yakin? Tak biasanya mereka melakukan transaksi di tempat terbuka"

"Mereka menyamar dan menyewa salah satu bar, tak membiarkan siapa pun yang tak berkepentingan dengan mereka masuk. Penjagaan juga sangat ketat"

Aku manggut-manggut sambil berpikir.

"Kau ingin bertemu Auro?"

"Auro?"

"Tamu spesial yang ku ceritakan dulu"

"Apa dia datang malam ini?"

Akira mengangguk antusias. "Mereka bilang gadis itu sangat cantik"

"Gadis? Kalian sudah mengkonfirmasi nya?"

"Salah satu pelayan yang pernah menjadi pelayan khusus mereka menceritakannya pada kami"

"Lalu?" Akira memandangku jahil. "Apa yang kau rencanakan, dude?"

Give Me One Last ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang