1. Supermarket

206 26 7
                                    

Sepanjang perjalanan Eunji pulang ke rumahnya, Ia memikirkan kembali maksud ucapan Jungkook. Jungkook ingin mengajak ia ke suatu tempat? Kemana? Ini terlalu aneh menurutnya. Eunji kan tidak dekat dengan Jungkook, kalau nanti Jungkook mengajak dia ke tempat yang aneh-aneh bagaimana?

Karna terlalu asik melamun, Eunji sampai tidak sadar sudah sampai rumah.

"Woi, turun. Udah nyampe." ucap Abang-nya.

Eunji pun langsung turun dari motor Abang-nya itu.

"Nyante kali bang, nih gue turun." bales Eunji dengan ketus.

Sang abang pun hanya geleng–geleng kepala melihat kelakuan adiknya itu.

Sang abang, Lee Euntak pun menyusul Eunji masuk kedalam rumah, dan langsung masuk kekamar Eunji.

"Kenapa sih lo? Ngelamun mulu perasaan." ucap Euntak.

"Gue gak kenapa-napa bang, cuma.." gantung Eunji.

"Cuma apa?" tanya Euntak sambil mengangkat alisnya.

"Cuma.. laper." jawab Eunji sambil terkekeh.

Euntak memutar bola matanya, "Kalo laper makanlah, ini kok malah ngelamun gak jelas." gerutunya.

"Eunji mau ngemil bang. Beliin jajanan ya? Plis." pinta Eunji dengan wajah memelas.

"Gak ada, uang gue abis buat jajan lo doang, minta Papa sana." ucap Euntak.

Eunji pun mengerucutkan bibirnya. Siapa tau kakaknya berubah pikiran.

Melihat itu, Euntak terkekeh dengan kelakuan adiknya. Lagipula tanpa Eunji berbuat seperti itupun, dia pasti memberinya uang untuk jajan.

"Nih deh," ucapnya sambil menyodorkan uang berwarna hijau. "Beliin buat gue juga ya."

Eunji mendengus, uang segini cukup untuk beli apa. Dasar tidak bersyukur.

"Yaudah abang keluar sono, Ji mau ganti baju." ucap Eunji.

****

Jungkook POV

"Kook.. Sakit."

Lo semua jangan mikir aneh–aneh. Itu tadi noona gue. Dia lagi datang bulan, dan katanya sakit banget perutnya atau apalah gue gak ngerti. Gue pun sebagai adik yang baik, bersedia nemenin kakak gue.

"Kookie kan gak bisa bantu apa–apa, noona." jawab gue.

Cewek itu cuman meringis denger jawaban gue. Karna gue gak tega liat noona tersayang gue kesakitan kayak gitu, jadi gue mau beli jamu yang biasa noona gue minum waktu datang bulan.

"Kook mau ke supermarket dulu. Mau nitip nggak?" tanya gue.

"Mau, jamu yang kayak biasa. Kamu tau kan?"

"Kookie ke supermarket emang mau beli itu kali."

"Ahelah dek, jangan ngambek gitu napa. Beli chiki jetz yang banyak ya." jawab kakak gue sambil narik pipi gue.

Dikira pipi gue elastis apa ditarik–tarik begitu. Abis ngangguk ke kakak gue, gue pun ngambil kunci motor dan langsung pergi ke supermarket.

--

Aneh. Perasaan terahir gue ke supermarket ini, tempat jamu itu ada di bagian sini deh, kok gue cari gak ada ya. Heran.

Gue pun liat kanan–kiri, tadinya mau nanya sama mbak mas yang jaga. Cuman pas gue liat seorang cewek lagi milih-milih snack, gue perhatiin cewek itu.

Itukan Eunji!! Kayaknya gue jodoh deh sama dia, iya kan? Pertama gue ketemu dia, dia lucu sih. Gue jadi gemes. Dan gue inget, kemarin kan gue ngajak dia pulang bareng tapi katanya dia dijemput sama abangnya. Malu woi.

Gue samperin dia aja apa ya?

"Oi."

Gue liat muka dia, lucu banget anjir. Mana pake lompat segala lagi. Dia melotot ke gue.

"Aish. Lo lagi!! Ngikutin gue ya?" ucap si Eunji sambil nunjuk ke arah gue.

"Gak kok, emang kebetulan." jawab gue sambil sengaja naik–turunin alis. Dia pura–pura mau muntah dan gue langsung ngakak.

"Lo mau ngapain kesini?" tanya gue.

Si Eunji nunjukin belanjaannya ke gue. "Lo sendiri mau beli apa disini?"

Gue garuk tengkuk gue. Sumpah gue bingung mau bilang apa.

"Hm.. anu.."

Dia ngerutin dahi. "Anu apa?"

"Mm.. Gue mau beli jamu datang bulan, lo tau gak ada di sebelah mana?"

Dia pura–pura batuk, padahal gue tau dia nahan ngakak. Sialan. Untung suka, eh?

"Ayok ikut gue." kata Eunji.

Gue ikutin dia dari belakang, Eunji ngasih jamu itu ke gue.

"Buat siapa sih, kook?"

Yakali buat gue.

"Buat kakak perempuan gue." jawab gue sambil senyum–senyum manja. Ya kagak lah.

Dia cuman ngangguk gitu terus ngikutin dia ke kasir. Gue sama Eunji sengaja nyatuin belanjaannya, soalnya biar gak antri. Males banget nunggu, katanya.

Pas Eunji udah mau bayar, gue tahan tangannya. "Biar gue aja yang bayar."

"Serius gak papa nih?" ucap Eunji.

Gue cuman senyum sambil ngangguk. Abis itu ngeluarin uang. Eh kampret. Ternyata uang yang gue bawa cuman dua puluh ribu, cukup untuk belanjaan gue doang.

Gue colek bahu Eunji, terus dia langsung lihat gue seolah nanya 'kenapa?'.

"Ji.."

"Napa dah?"

"Gak jadi deh gue traktirnya, soalnya uang gue pas–pasan, hehe." ucap gue.

Eunji langsung natap gue pake tatapan are-you-kidding-me? . Gue langsung nyengir. Tapi akhirnya si Eunji ngakak juga.

Sialnya, si mbak mbak kasir nya ikutan ngakak juga. Malu sih asli.

Pas udah selesai bayar, gue langsung nawarin Eunji pulang bareng gue. Gak disangka, dia pun mau.

Ternyata rumahnya gak jauh dari rumah gue. Pas udah nyampe, dia langsung bilang makasih sambil sesekali ngakak gara–gara kejadian di supermarket tadi.

Waktu gue mau pulang, dia manggil gue.

"Jungkook."

"Hm?" jawab gue.

"Besok.. jadi? Lo ngajak gue kemana sih?" tanya Eunji.

Oh itu.

"Jadi kok," jawab gue sambil senyum. "soal kemananya.. ada deh. Ntar juga lo tau." lanjut gue sambil senyum jail.

"Duluan ya, see you."

"Okey, hati–hati." kata cewek itu sambil senyum.

***

UntrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang